Rahasia Bawa Anak Naik Gunung: Dukung Kekuatan Anak dengan Imunisasi BayisteemCreated with Sketch.

in #steempress6 years ago (edited)

Rahasia Bawa Anak Naik Gunung: Dukung Kekuatan Anak dengan Imunisasi Bayi

Imunisasi bayi saya anggap sebagai salah satu faktor penunjang anak sehat dan kuat sehingga anak mampu dibawa melakukan perjalanan ekstrim, seperti naik gunung yang sudah kami lakukan minggu kemarin.

Ya, setelah saya share foto naik Gunung Ciremai 3078 meter di atas permukaan laut (mdpl) bersama Fahmi, putra kami yang berusia 5 tahun, banyak teman dan saudara yang terbengong-bengong seakan itu sesuatu yang tidak mungkin.

IMG_20180819_114448_449.jpg

Begitu juga saat sedang melakukan pendakian, sejak pendaftaran, kumpul di sekretariat, lalu meeting point di basecamp sampai perjalanan naik turun banyak juga yang bertanya kok bisa mendaki gunung bawa anak?

Tidak sedikit yang terperangah ketika saya jelaskan kalau pendakian ke Gunung Ciremai ini bukan yang pertama kali bagi Fahmi. Sebelum nya, waktu hamil Fahmi usia 3 bulan sudah saya gembol ke Gunung Rinjani. Usia dalam kandungan 6 bulan lagi saya bawa nanjak ke Gunung Semeru. Istirahat sampai Fahmi usia 3,5 tahun Fahmi sudah kami bawa naik Gunung Slamet dan usia 4,5 tahun naik Gunung Sindoro di Jawa Tengah. Jadi ke Gunung Ciremai ini bukan sebagai hal yang baru bagi kami.

Screenshot_20180823-211116_1.jpg
Fahmi di Gunung Slamet

Screenshot_20180823-211147_1.jpg
Fahmi di Gunung Sindoro

Screenshot_20180823-211108_1.jpg
Fahmi di Gunung Ciremai

“Kok bisa sih Teh bawa anak naik gunung, rahasianya apa?”

Banyak yang bertanya demikian, khususnya peserta pendaki yang masih lajang. Ada juga sebagian pendaki yang sudah berkeluarga dan mengaku ingin juga bawa anak serta istrinya saat ikut pendakian selanjutnya.

Hemm... Saya harus jawab apa ya?

P_20180816_114955_1_BF_p-648x486.jpg

Mendaki gunung itu bukan hanya gaya-gayaan atau sekadar lifestyle. Tapi ada pengorbanan yang sangat banyak di dalamnya. Alasan naik gunung bukan cuma pengen dapat foto selfie cakep, tapi ada hal yang jauh lebih mendasar dari itu. Jadi kalau niatnya naik gunung cuma buat terlihat keren saja, lebih baik jangan lakukan. Apalagi bawa anak atau istri, bukannya nyaman serta asyik,yang ada bisa repot dan sakit.

Kebetulan saja saya mau diajak suami mendaki gunung. Da kalau mengingat capek serta repot mah ngapain atuh harus naik naik dan nanti turun lagi? Udah pasti capek, kenapa mainnya gak ke pantai saja yang bisa dijangkau dengan kendaraan? Atau mainnya di mall saja yang pasti ber AC? Ini mungkin karena prinsip yang berbeda saja. Ada yang suka gunung, ada yang suka pantai. Kalau saya sih mau gunung mau pantai apalagi mall, semua suka-suka saja.

Jadi semua kembali kepada niat. Kalau niat sudah kuat apapun insyaallah akan terlalui dengan baik.

Lain lagi kalau anak. Mungkin dia tidak ada niat naik gunung, Fahmi bisa ikut mendaki karena kebetulan saja saya dan ayahnya akan sama-sama mendaki. Dari pada Fahmi sendirian, dititip sama nenek atau keluarga lain kami tidak mau, jadi pilihannya Fahmi kami bawa saja. Dan ternyata Fahmi memang menyukainya.

P_20180816_124716-1024x576.jpg

Suka, enjoy, saya rasa itu yang bisa bikin anak nyaman bisa naik gunung. Selain kesehatan dan stamina anak yang harus fit pastinya.

Untuk menjaga kesehatan anak, kita sebagai orangtua pastinya harus menerapkan sekaligus memberi contoh menjalankan pola hidup sehat. Makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga teratur dan sejak dini imunisasi bayi jangan sampai terlewat.


Fahmi ketika imunisasi

Kalau anak sudah suka dan menikmati perjalanan mendaki gunung, kita tidak akan terlalu kerepotan saat membimbing dan mencapai tujuan. Kapan anak mau jalan, kapan anak mau istirahat, kita sebagai orang tua mengikutinya saja.

Jangan sekali-kali memberi racun (pemahaman) kalau kita mendaki gunung itu tujuannya ialah puncak. Saya sendiri tidak pernah bilang ke Fahmi kita harus sampai puncak. Meski itu ambisi dalam lubuk hati, tapi di depan anak hal itu tidak pernah saya perlihatkan.

Yang ada dalam perjalanan itu saya berusaha tanamkan berbagai sikap baik seperti sabar, mau menolong yang lain, belajar hidup dalam keterbatasan, tetap bisa berbagi, semangat dalam mencapai sesuatu yang diinginkan dan tetap bersyukur serta menjalankan kewajiban sebagai umat, meski kondisi sangat darurat.

Jadi intinya saya bawa anak naik gunung sebagai cara untuk mendidik anak berbagai karakter baik sejak dini. Bukan untuk mencapai puncak.

IMG_20180819_115947_532.jpg

Saya akan sangat mengapresiasi Fahmi jika mau ikut membawakan atau memberi air bagi teman yang kehabisan bekal air meskipun pendakiannya tidak sampai puncak. Saya akan sangat menghargai usaha Fahmi yang mau tetap membawa sampah di saku celananya hingga menemukan tempat sampah di basecamp saat turun meskipun Fahmi tidak kuat lagi meneruskan perjalanan sampai pos terakhir.

Hal-hal baik (yang bagi sebagian orang sebuah remeh temeh) seperti itu sangat berharga bagi kami, dibanding foto kebahagiaan di puncak gunung tapi anak tetap egois, tetap buang sampah sembarangan atau anak bersikap manja.

Itu saja dulu, cerita lainnya menyusul ya :)


Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/rahasia-bawa-anak-naik-gunung-dukung-kekuatan-anak-dengan-imunisasi-bayi.html

Sort:  

Yang terpenting harus siap dengan segala bekal dan antisipasinya. Sudah banyak kok di komunitas-komunitas Jakarta yang membawa anak bayi-nya naik gunung. Tentu yang harus menjadi perhatian, ini bukan untuk coba-coba apalagi untuk pemula. Harus banyak belajar :)

Salam, @tehokti

Salam kembali...

Saya juga bawa anak sy dari masih belum bisa jalan... Digendong saja pakai ransel khusus... Kita selalu berpikir mereka akan kelelahan dan nggak kuat, tapi mereka itu sebenarnya punya tenaga ekstra yang kayaknya nggak pernah habis kalau di alam.

Iya anak seperti tidak ada capeknya hehe

Waaah, Fahmi hebat banget, Nak! Luar biasa! Salut deh sama mama papa Fahmi yang sdh menanamkan semangat berbuat baik dan bersabar serta ulet dg cara spt ini.

Teh Okti, salut deh sama kalian! Sehat terus sekeluarga ya, Teh!

Terimakasih Mbak Al

MasyaAllaaah. Hamil 6 bulan naik gunung Semeru. -_-
Kuat banget buuuun, hehehe. Fahminya juga keren ya, kecil-kecil udah naik gunung diketinggian lebih dari 3000 mdpl, lha aku aja kadang ngosngosan (kelelahan). hihi

Iya soalnya ngidamnya gitu
Di mesjid Ranu Pane saya sampai mimpi 3 kali berturut2 anak kecil bahagia. Tertawa ceria. Mungkin senang naik gunungnya kesampaian

Uwaw ... kk bisa naik gunung dalam kondisi hamil? Luar biasaaaaaaa ... beruntung sekali kk punya kandungan yg kuat ya 😘

Semoga kk dan keluarga sehat selalu 🤗

Alhamdulillah... Iya waktu hamil Fahmi ngidamnya emang rada aneh nih. Hehehe

Congratulations @tehokti! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard and the Veterans on Steemit - The First Community Badge.

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66258.39
ETH 3170.93
USDT 1.00
SBD 4.07