Petualangan Saat Hamil Mengunjungi Penjara Bawah Tanah Lawang Sewu

in #steempress5 years ago

Petualangan Saat Hamil Mengunjungi Penjara Bawah Tanah Lawang Sewu


Suasana jadi terasa mencekam. Semua terdiam. Membayangkan berbagai mitos yang sering dikisahkan warga. Saya gelisah menunggu.


“Ibu kan sedang hamil. Berani masuk ke penjara bawah tanah?” ulangnya lebih tegas.

“Ya ampun Pak, emang apa salahnya kalau saya hamil dan mau ikut turun?” nada suara saya mulai meninggi. Habis kesal juga. Jauh-jauh dari kampung di Cianjur ke Semarang Jawa Tengah masa cuma bisa lihat pintu dan jendela saja?

“Kami tidak bertanggung jawab ya,” tegasnya kembali.

“Saya akan lebih berhati-hati.” Janji saya.

“Nah kalau demikian silakan...” katanya mempersilahkan. Coba dari tadi, gerutu saya dalam hati. Lega.

Segera saya kenakan sepatu boot, mempersiapkan senter dan bersama rombongan jurnalis lainnya satu per satu turun ke ruang bawah tanah melalui tangga dan lorong yang hanya bisa dimasuki oleh seorang demi seorang.

Wajar petugas Lawang Sewu pada awalnya tidak memperbolehkan saya ikut rombongan masuk melihat penjara bawah tanah. Kondisi saya saat itu tengah hamil 6 bulan. Katanya penjara bawah tanah termasuk lokasi yang rawan. Banyak mitos yang disebabkan dulunya saat masa penjajahan banyak tawanan yang meninggal di sana. Khususnya di penjara terkecil dengan ukuran satu meter kali satu meter yang dihuni beberapa orang. Terhadap ibu hamil seperti saya dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Tapi saya nekat. Mengingat perjalanan saya ke Semarang tidak mudah. Harus melewati berbagai uji kelulusan. Mulai lulus izin suami, orang tua, dokter kandungan, maskapai penerbangan sampai perusahaan kosmetik terkenal di negara kita yang mengundang kami para jurnalis dari berbagai media untuk meliput launching produk terbaru mereka tahun itu.


Jelas tidak mudah karena kondisi saya tengah berbadan dua. Maka ketika sudah sampai di Semarang dan rombongan berkesempatan mengunjungi beberapa lokasi wisata dan sejarah kan sayang banget kalau saya tidak bisa melihat semua secara totalitas. Karena itu saya bersikeras kepada petugas meyakinkan kalau saya ingin ikut rombongan melihat penjara bawah tanah meski katanya rawan untuk ibu hamil. Saya yakin saya akan baik-baik saja hanya bermodalkan keyakinan, bismillah dan senantiasa hati-hati.

Tiba di ruang bawah tanah, suasana terasa lebih dingin. Bukan hanya karena kaki yang terendam air karena ruang bawah tanah memang digenangi air, tapi juga tembok yang lembab, dan sirkulasi udara yang tidak bebas.

Alhamdulillah saya bisa melihat langsung penjara bawah tanah terkecil ukuran 1 meter saat jaman penjajahan dulu. Konon banyak tawanan mati berdiri karena ruangan satu meter diisi banyak tawanan. Karena itu cerita mistis berhamburan. Sambil terus berdoa, hati membayangkan bagaimana perjuangan pahlawan kemerdekaan dahulu yang rela mati demi kemerdekaan bangsa.


Hamil 6 bulan tidak menyurutkan niat saya berpetualang di penjara bawah tanah Lawang Sewu

Setelah rasa penasaran terobati segera naik ke lantai atas ditemani beberapa jurnalis lain yang juga sudah merasa tidak kuat lagi melanjutkan petualangan dari lorong ke lorong yang gelap dan basah.

Alhamdulillah, semua baik-baik saja hingga saya kembali ke Cianjur, cuti, lalu melahirkan dan kini anak yang saya kandung itu telah berusia 6 tahun tepat kemarin, 3 Maret 2019 kemarin.

Lawang Sewu termasuk bangunan kuno yang memilik nilai sejarah tinggi. Orang menyebutnya Lawang Sewu, sebagai sebutan bangunan seribu pintu meski aslinya pintu yang ada tidak mencapai ribuan.

Peristiwa sejarah yang terkenal dari Lawang Sewu ialah saat berlangsung pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober sampai 19 Oktober 1945). Gedung Lawang Sewu jadi saksi pertempuran antara Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Dulu Lawang Sewu terkenal angker dan banyak mitos. Sekarang bangunan tua ini sudah mengalami konservasi dan revitalisasi.


Lawang Sewu. Satu ruangan saja memiliki beberapa pintu

Petualangan saat hamil di Lawang Sewu itu sungguh jadi kenangan luar biasa. Sekarang bersama anak yang sudah semakin besar saya ingin kembali mengulang petualangan di kota lumpia itu. Tidak hanya mengunjungi Lawang Sewu karena di Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah masih banyak lokasi wisata lain yang sayang kalau dilewatkan begitu saja.

Mengunjungi Semarang tidak sesulit atau semahal yang dibayangkan. Ada banyak penawaran tiket pesawat dengan harga terbaik yang bisa kita dapat melalui Pegipegi.com. Jadi petualang memang harus pintar. Jika ada harga murah dan cara praktis, kenapa harus pilih yang merepotkan dan tidak jelas?

Membeli tiket pesawat Garuda Indonesia melalui Pegipegi sangat mudah. Kita akan mendapatkan harga tiket pesawat terbaik, termurah dan dengan rute tercepat sesuai permintaan. Praktis deh, perjalanan semakin mudah, fleksibel, dan nyaman.


Untuk pengurusan tiket pesawat terbang percayakan saja kepada Pegipegi.com. Selain Pegipegi bisa bantu kita mendapatkan tiket pesawat dengan mudah plus harga yang oke, masih ada banyak alasan mengapa harus memilih Pegipegi.com, yaitu:

• Rutenya lengkap. Pegipegi memiliki lebih dari 25.000 rute penerbangan domestik. Tersedia dalam berbagai pilihan kelas yang terjangkau

• Pesan tiket bebas antri cukup melalui aplikasi di ponsel

• Kemudahan dalam bertransaksi, aplikasinya tidak rumit dan mudah diakses

• Banyak pilihan metode pembayaran

• Transaksi online yang keamanannya terjamin

• Banyak promo dan diskon, serta kemudahan lainnya.

 

Saya akui buat saya yang masih awam saja, aplikasi ini tidak repot dan tidak membingungkan. Tinggal buka aplikasi Pegipegi lalu pilih membeli tiket pesawat Garuda. Langsung tertera daftar harga terbaik bisa kita pilih. Termasuk harga tiket promo Garuda. Lengkap dengan informasinya kapan waktu berangkat, bagaimana kalau transit, lama perjalanan dan apa saja yang akan didapat oleh penumpang selama dalam pesawat.




 

Cara melakukan pembelian tiketnya pun tidak rumit. Hanya beberapa detik saja harga tiket pesawat Garuda langsung muncul. Pesan, konfirmasi, lalu bayar. Cara pembayaran bisa melalui transfer ATM, kartu kredit atau M Banking. Atau melalui minimarket untuk pembayaran secara tunai.

Ini cocok buat yang mau hunting tiket dalam jangka waktu masih lama, tiket untuk mudik misalnya. Dari jauh hari sudah bisa ngincar harga tiket termurah sehingga terbebas dari khawatir kehabisan.

Niat saya kembali berpetualang ke Semarang bersama keluarga semakin besar karena selain Lawang Sewu masih ada banyak lokasi petualangan lain seperti:

1. Sam Poo Kong.


Kelenteng Sam Poo Kong adalah tempat peribadatan dan pemujaan dewa dewi dalam agama Tri Dharma yaitu Tao, Confusius, dan Budha.

Padahal sejarahnya Gedung Batu dimana lokasi kelenteng ini berada adalah bekas persinggahan Laksamana Cheng Ho asal Tiongkok yang beragama Islam. Saat berlayar pasukan yang dipimpinnya singgah dan mendirikan mesjid di sekitar Gua Batu yang kini justru dijadikan bangunan kelenteng.


 

2. Vihara Buddhagaya Watugong.


Pagoda dengan ketinggian mencapai 45 meter ini terdiri dari 7 tingkat. Tiap tingkatnya terdapat 4 patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru arah angin. Bangunan bergaya arsitektur China ini memiliki relief yang unik.

Vihara Watugong dimana lokasi pagoda ini berdiri adalah yang pertama dibangun di Indonesia setelah zaman kerajaan Majapahit.


 

3. Gereja Blendhuk


Gereja Blendhuk dibangun Belanda pada tahun 1753 sebagai gereja Kristen tertua di Pulau Jawa. Bentuknya yang bergaya neo klasik memiliki sudut oktagonal berbeda dengan bangunan gereja pada umumnya. Orang yang tidak tahu, sepintas melihat “mblendhuk” atau bulatan di atas bangunan yang bernama asli Gereja GPIB Immanuel ini seperti bangunan kubah masjid.

Dalam gereja ini kita masih bisa menemukan keaslian furniture kuno yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Lantai kuno, kursi jemaat bergaya klasik dengan dudukan kursi berbahan anyaman bambu asli. Sekian puluh bahkan ratus tahun gitu masih kuat ya? Begitu juga kayu-kayu penyangga bangunan, dan lampu gantung Kristal Eropa Timur yang sangat megah.


Di dindingnya ada orgel reksasa ala Baroque yang meski tidak bisa digunakan lagi, tetapi harga dan sejarahnya ditaksir pasti mahal banget. Orgel itu memang sudah rusak dan tidak ada alat untuk membetulkan, karena sparepart sudah tidak diproduksi.

Tangga melingkar yang menjadi jalan menuju orgel terbuat dari besi tempa yang dibuat dan didatangkan langsung dari perusahaan Pletterij di Den Haag, Belanda.


 

4. Kafe Gallery Koenokoeni


Di Kafe Gallery Koenokoeni yang berada di daerah ketinggian ini selain mempunyai menu khas masakan Jawa dan western juga memiliki koleksi barang-barang antik yang dipajang di setiap tempat. Kita bisa menikmati tahu gimbal dan nasi ayam kuliner khas Semarang sekaligus sambil melihat sepeda motor jaman dulu dan barang antik lainnya.

Koleksi barang antiknya sangat banyak dan tampak “aneh” bagi anak zaman now yang belum pernah mengalami pada jamannya. Cocok dengan namanya, koeno artinya jaman kuno, koeni artinya kuno sekali.


 

5. Toko OEN


Sajian andalan yang dijual di Toko OEN adalah es krim yang menurut salah satu pegawainya resep es krimnya didapat secara turun temurun. Toko OEN Semarang adalah cabang dari Yogyakarta dan Malang.

Selain itu bangunan tua di sudut Jalan Pemuda ini menawarkan makanan tradisional baik menu makan besar maupun jajan pasar tradisional yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Lumpia, wingko babat, es conglik, dan roti ganjel rel jadi makanan khas yang teramat diminati pengunjung di toko bernuansa vintage ini.


 

6. Sentra Batik Semarang


Salah satu sentra batik di Semarang adalah daerah Lasem. Selain mendapat ilmu sejarah batik, kita juga bisa belajar langsung membatik.

Batik Lasem dirintis oleh ibunda Raden Patah yang bernama Nalini alias Ratu Campa, permaisuri dari Raja Majapahit Brawijaya V.


Batik Lasem terkenal dengan coraknya yang berasal dari perpaduan budaya Tiongkok dan Jawa dengan corak khas berwarna merah darah ayam, motif latohan (sejenis rumput laut), motif watu pecah (simbol kejengkelan rakyat) dan motif peranakan (keturunan chinese) seperti burung hong, naga, dan tambahan huruf Mandarin.

 

ooo00ooo

 

Alhasil, mengunjungi Semarang tidak hanya sekadar melihat lokasi wisata tapi juga mendapat pemahaman jika kota tua ini adalah sumber pembelajaran tentang pluralisme, toleransi, kelembutan, kedamaian dan kepedulian.

Di Semarang kami tidak hanya sekadar berpetualang, tapi juga sekaligus mendapatkan ragam keindahan alam, wisata kuliner sekaligus kebudayaan.

Yuk untuk urusan traveling, lebih baik dipercayakan pada 'fun traveling partner' Pegipegi saja. Liburan akan menyenangkan kalau semua urusan termasuk beli tiket pesawat berjalan lancar dan aman. Mudah pakainya, OK harganya! Setuju?

 


Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/petualangan-saat-hamil-mengunjungi-penjara-bawah-tanah-lawang-sewu.html

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63282.43
ETH 3083.92
USDT 1.00
SBD 3.85