Yang Haram itu Mahal, Cobain yang Halal

TAHUKAN YANG HARAM. Biasanya yang diharamkan itu "Mahal dan Merepotkan."

Dan lawan kata dari Haram adalah Halal.

Semua agama yang ada didunia, pastilah ada aturan-aturan yang harus dikerjakan, ditinggalkan, bagusnya jangan dilakukan dan lain-lainnya.

Ada pertanyaan nyeleneh dari seorang teman ketika kami sedang berbincang-bincang ala komentator yang hanya tau tapi tidak bisa mempraktekkan.

Awal pembicaraannya adalah ketika salah seorang teman masa kecil kami duduk bergabung. Dan sekarang dia menjadi seorang pekerja di pemerintahan, membidangi masalah keagamaan.

Salah seorang dari kami menanyakan bagaimana seorang yang baik, taat dalam beribadah dan sangat bersahaja dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi pekerjaannya adalah menghalalkan yang di larang Tuhan? Sambil menatap kearah kawan tadi.

Sang kawan memberikan argumentasinya, yang awalnya dia mencaci jika memang ada yang seperti itu kelakuannya. Kami semua terdiam, dikarenakan ilmu dan argumentasinya tidak ada yang meleset sedikitpun. Tidak terkecuali aku yang sebenarnya juga tidak terlalu paham dengan apa yang telah dijelaskan. Karena aku juga lagi sibuk dengan menjangak film di warkop tersebut.

Film pun tidak pernah ada iklannya, sehingga konsentrasi ku tidak sepenuhnya terhadap pembicaraan mereka.

Aku meninggalkan mereka untuk ke kamar mandi karena ada yang harus aku tunaikan. Tetapi begitu aku kembali ke meja, si kawan tadi sudah lumayan marah-marah.

 

Aku menanyakan ada apa? Dia menjawab bahwa si Fulan menyatakan bahwa orang yang dipertanyaan tadi adalah dirinya. Sekilas aku melihat yang mengajukan pertanyaan. Dan dianya santai seperti dipantai dan tidak merasa bersalah atau apapun namanya, yang intinya dia tidak menggubris si Fulan yang lagi temperamen terhadap dirinya.

Aku mencoba mendinginkan suasana, yang memang agak dingin. Karena semua memesan minuman yang mengandung es, kecuali aku yang tetap setia dengan kopi pancung sikhanku.
Mencoba mengulang pertanyaan yang diajukan pada awalnya, dan mencoba mendengarkan kembali jawaban yang diberikan si Fulan.

Akan tetapi, karena emosinya yang masih dikedepankan sehingga aku harus menyelanya dan mengatakan, jawaban tersebut setelah aku kembali dari belakang. Bukan jawaban pertama seperti yang tidak aku dengarkan secara utuh, karena asik melihat film.

 

Yaa, memang kondisi yang tidak memungkinkan lagi untuk menerima jawaban awal, aku bertanya kepada pemberi pertanyaan tadi. Apa yang menyebabkan si Fulan, begitu marahnya? Santai dia menjawab bahwa dia menuduh si Fulan itu adalah salah satu dari pertanyaan yang diajukan tadi.

Ha-ha-ha aku tartawa lepas sambil melihat si Fulan yang sudah sedikit meregang urat sarafnya. Dan kembali bertanya apa alasannya hingga menuduh si Fulan itu termasuk dari salah seorang dari pertanyaan mu tadi.

Alasannya adalah salah karena dia salah seorang yang menikahkan orang lain atau dalam bahasa Inggris nya disebut dengan Tgk. Malem.

Dan menyambung, *apa salah yang aku katakan? Karena setelah berjabat tangan dengannya, seorang yang sebelumnya haram bersetubuh kemudian menjadi halal karena telah menjawab kata-kata yang dilontarkannya atau Bahasa Acehnya Ijab Qabul.

Akhirnya si Fulan pun tertawa lepas, dan suasana kembali cair.

Akhirnya kamipun bersama-sama tertawa lepas dan tentunya tanpa memperdulikan orang lain yang berada disekitar kami.

Karena pada hakikatnya setelah melakukan Ijab Qabul, maka sepasang manusia bisa melakukan hal yang dulunya terlarang menjadi sah dan bisa menikmatinya dengan sempurna.

Maka bersegeralah melaksanakan Ijab Qabul jika ingin mendapatkan kenikmatan halal dan tanpa biaya yang mahal.

---

Posted from my blog with SteemPress : https://meu-eu2temprehcit.000webhostapp.com/yang-haram-itu-mahal-cobain-yang-halal/

---