Lampungku Berduka
Beberapa hari ini, konsentrasiku terbelah. Pasca tsunami memporak-porandakan wilayah Lampung Selatan, Utara, dan Selat Sunda. Keganasannya merenggut ratusan saudara-saudara kita yang kini ada yang belum diketemukan keberadaannya. Bersyukur daerah Lampung Timur, tempat orangtua dan keluarga saya tinggal baik-baik saja. Namun, jujur perasaan tidak tenang selalu menyelimuti hati saya.
Kontak kabar pun terus berlanjut dengan keluarga, bahkan jika jarak kami masih bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, atau roda empat, seketika itu juga aku akan pulang. Namun, jarak yang menyekat jauh, membuat saya hanya bisa berdoa, semoatidak terjadi bencana susulan kembali, dan Allah selalu melindungi keluarga dan orang-orang yang saya cintai. Serta saudara-saudara yang tengah ditempa bencana diberikan ketabahan dan kemudahan.
[Keadaan Desa Way Muli Lampung. Foto kiriman teman]
Headline surat kabar berbahasa Mandarin juga memberitakan bagaiamana keganasana anak gunung Krakatau mellakukan erupsi, hingga mengakibatkan gelombang tsunami yang menyapu wilayah banten dengan ketinggian lima meter, sedangkan di wilayah Lampung Selatan korban yang meninggal saat ini berjumlag 113 orang. Lampungku benar-benar berduka dan membawa lara.
Sungguh, acapkali saya membaca berita atau melihat tayangan berita , kesedihan itu menyeruak dan menguraikan air mata. Banyak orang tua yang kehilangan anaknya, suami kehilangan istri tercinta. Pun sebaliknya. Tangisan perih dari saudara-saudara kita yang kesakitan dan kehilangan angota keluarga. Sungguh memilukan.
[Evakuasi korban menggunakan perahu tradisional]
Melaui rekan-rekan jurnalis di Lampung Timur saya terus bertanya kabar serta memantau situs media sosial Lampung untuk mengakes informasi terupdate. Semoga Lampungku segera bangkit dan terhindar dari kemurkaan alam kembali. Lampung yang indah kembali ramah.
Taiwan, 27 Desember 2018
Posted from my blog with SteemPress : https://aksaradiallova.org/2018/12/26/lampungku-berduka/