DEWASALAH DALAM MENYIKAPI SEBUAH PERBEDAAN [STEEMPRES #12]
source.img
Dalam Islam, Perbedaan itu ada dua, pertama perbedaan yang di bolehkan oleh Allah dan yang kedua perbedaan yang dilarang oleh Allah. Perbedaan pertama dapat membawa kita kepada ketaatan kepada sang khalik, dan perbedaan yang kedua akan membawa kita kepada kemaksiatan, itu yang dilarang oleh agama kita. Perbedaan warna kulit, suku, kabilah itu yang dibolehkan oleh Allah, sebab Allah yang menciptakannya, menjadikan keberagaman itu untuk saling mengenali satu sama lain dan menyambung ukhwah islamiah adalah bentuk silaturrahmi yang bagus dalam syariat agama Islam. Maka kita tidak boleh mempermasalahakan perbedaan ini, karena semua ciptaan Allah, mempermasalahkan perbedaan yang demian maka sama halnya kita menentang ciptaan Allah.
Ada juga perbedaan yang tidak di bolehkan, yakni ketika menyelisihi perintah Allah, berbeda dari apa yang Allah tentukan bagi kita, berbeda dengan yang Allah perintahkan. Misalnya Allah memerintahkan kita untuk memilih pemimpin muslim yang menerapkan syariaat islam, maka menyelisihnya adalah sebuah masalah. Karena itu termasuk kemaksiatan.
Tidak suka pada maksiat itu salah satu ciri kita masih sempurna iman, tidak memihak pada penista agama, itu wajar dan tand aqidah kita masih sehat dan nyata. Namun ada catatan yang perlu kita sampaikan yaitu, menyikapi saudar - saudara kita yang masih belum mau terikat dengan apa yang Allah tentukan, ini merupakan sesuatu yang penting, terutama saat ini.
source.img
Boleh saja kita tidak suka kepada kemaksiatan yang diperbuatnya tapi kita tidak boleh membenci orangnya, dan justru kita berharap agar kita mampu menyadarkannya, menyadarkan kekhilafannya. Misalnya ada seorang muslimah ;yang belum berhijab, kita boleh menegur dan mengkritik serta memberi nasehat akan kelakuan dan pola pikirnya yang salah, tapi jangan diskreditkan serta membully orangnya. itu salah. Ada juga orang yang berbuat maksiat itu bisa berakibat kepada khalayak ramai serta membuat masyarakat menjadi marah, itu hak masyarakat untuk marah, tapi tentu hak untuk mendapat ukhwah pun ada. Itulah Islam, sangat indah.
Kita sering berhadapan dengan banyak orang yang berbeda pendapat, misalnya dalam rapat - rapat musyawarah, baik di kantor, di desa maupun di dalam kita bergaul sehari - hari, terkadang perbedaan pendapat tersebut tidak bisa kita elakkan dan itu sudah terjadi, maka kita perlu bersikap dengan bijak tentang perbedaan tersebut, pertama kita harus menghormati pendapat orang, boleh saja kita tidak suka dengan keputusan seseorang, tapi jangan menghujat orang tersebut. Jadikan itu sebagai cerminan bagi kita, supaya kita tidak jatuh kepada jebakan yang sama, dan jadikan itu sebagai intropeksi diri agar kita bisa lebih baik.
Dalam menetralisir perbedaan atau ikhtilaf pendapat antara kita, maka yang sangat kita perlukan adalah etika, wawasan dan solusi untuk menetralisir perbedaan tersebut. Untuk menjawab ini, Islam memberi solusi kepada kita dan berikut ini saya uraikan.
- Kita hendaknya memulai dengan tidak berperasangka buruk terhadap sesama muslim.
- menghargai pendapat orang lain, sejauh pendapat tersebut mempunyai dalil yang kuat.
- tidak memaksakan kehendak bahwa pendapatnya yang paling benar, karena pendapat lain mempunyai kemungkinan benar yang seimbang.
- mengakui adanya perbedaan pendapat dalam masalah furu'iyah dan tidak membesar - besarkannya.
- tidak mengkafirkan orang - orang yang tidk sepaham dengan kita.
Posted from my blog with SteemPress : http://hermanlc.epizy.com/wp/2018/08/12/dewasalah-dalam-menyikapi-sebua-perbedaan-steempres-12/