Menyikapi musibah

Siapapun di dunai ini tidak mengharapkan datangnya musibah pada diri ataupun keluarga. Entah itu si miskin maupun si kaya, sama-sama tidak ingin mendapatkan musibah.

Mari kita definisikan apa itu arti dari kata musibah. Musibah berasal dari bahasa arab, ashooba yushiibu mushibatan. Masdar dari kata ashooba. Ashooba dalam makna jawa adalah "makenani" / terkena. Boleh lah kita terjemahkan musibah menjadi sesuatu yang menimpa kita, dalam hal ini adalah hal yang tidak kita inginkan. Ok deal sampai sini ya.

Kemungkinan datangnya sebuah musibah ada 2 hal;

• Dosa, adalah adanya sesuatu yang tidak sesuai dengn kaidah-kaidah hukum alam atau tidak sesuai dengan aturan di masyarakat, atau tidak sesuai dengan peraturan agama. Kita namakan dengan dosa. Nah dosa ini tidak dapat dihilangkan begitu saja, dan harus mendatangkan musibah untuk menghilangkannya.
• Naik derajat. Barangkali seseorang terkena musibah bukan karena perbuatan dosa yang diperbuat, namun memang dia terpilih untuk dinaikkan derajatnya, akan dipilih untuk ditambahkan rejekinya atau bisa jadi jabatan atau sejenisnya.

Lalu ketika kita terkena musibah apa yang sebaiknya kita sikapi?

Sabar dan tetap berfikir positif bahwa tidak ada satupun didunia ini yang tidak diuji dengan musibah. Sementara itu kita juga instropeksi diri sendiri, meraba diri sendiri, apakah ini akibat dosa ataukah bukan. Lalu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dipebuat. Membuat lembaran baru dengan penuh semangat dan pengharapan.

Semoga bermanfaat dan salam imajiner.