Membaca Mein Kampf Membaca Skenario Hitler Menguasai Dunia

in #realityhubs4 years ago

Buku “Mein Kampf” ditulis oleh Adolf Hitler dalam penjara, memuat skenario Hitler agar Jerman dapat menguasai dunia, setelah terpuruk akibat perang duni pertama. Buku ini dianggap sebagai “kitab suci” kaum Nazi.

Edisi berbahasa Indonesia buku Mein Kampf diterjemahkan oleh RW Sinaga dan disunting oleh Floribe Aning, diterbitkan oleh Penerbit Narasi pada tahun 2007 dengan nomor ISBN 979-168-033-7. Buku setebal 375 halaman ini didistribusikan oleh distributor tunggal PT Buku Kita.

mein kampf_hitler.jpg
Buku Mein Kampf karya Adolf Hitler foto

Setelah perang dunia pertama, ekonomi Jerman Bangkrut. Pabrik-pabrik Jerman ditutup. Lebih enam juta orang hidup dalam kemelaratan, tanpa pekerjaan, dan Jerman pun dilanda keputusasaan. Tapi pada dekade 30-an Adolf Hitler muncul dengan ide-ide super gilanya.

Mein Kampf bermakna Perjuanganku. Buku ini berisi ide-ide super gila dalam kerangka sejarah, sebagai catatan pertarungan ras-ras manusia, Hitler meyakini dan menegaskan bahwa ras Arya (Jerman) merupakan ras terbaik dan pemimpin dunia, karena itu ras bangsa lain harus dilenyapkan, terutama ras bangsa Yahudi dan Slavia yang dianggap Hitler sebagai ras rendah.

Untuk mencapai hal tersebut Hitler menggelar teror melalui sesuatu yang disebut Lebensraum sebuah konsep ruang hidup dalam bentuk-bentuk ekspansi Jerman ke berbagai penjuru dunia. Hitler menegaskan: “Apa yang harus kita diperjuangkan adalah untuk melindungi eksistensi dan reproduksi bangsa dan rakyat kita, pemeliharaan anak-anak kita dan kemurnian darah kita, kebebasan dan kemerdekaan tanah air, sehingga rakyat kita mungkin menjadi matang untuk pemenuhan misi yang diwajibkan padanya oleh pencipta jagad raya.”

Buku Mein Kampf ditulis dalam dua jilid (volume). Pada volume pertama berisi sepuluh bab (chapter) yang dimulai dari Di Rumah Orangtuaku hingga ke Penyebab-penyebab Kolapnya Kerajaan. Sementara volume kedua hanya terdiri dari tiga bab (chapter) yakni: Falsafah dan Partai, Negara, Warga Negara Asing dan Warga Negara.

Volume pertama diterbitkan pada musim gugur tahun 1925, terjual sekitar 23.000 kopi, tapi jumlah itu diragukan, karena rata-rata pengikut partai juga tidak membaca buku tersebut. Di kalangan pemimpin Jerman saat itu sudah dikenal bahwa Hitler adalah seorang pembicara yang luar biasa (orator), seorang pemimpin dan seorang jenius politik. Semetara volume kedua diterbtkan pada bulan Desember 1926, dibaca oleh lebih banyak orang dari pada volume pertama.

Buku Mein Kampf juga sering disebut sebagai Injil setan, didasari pada pemiiran Hitler di dalamnya yang menyatakan bahwa kepercayaan pada persamaan manusia adalah sejenis mantra hipnotis yang dilakukan oleh kaum Judaisme yang menaklukkan dunia dengan batuan gereja-gereja Kristen. Hitler juga menegaskan dalam buku tersebut bahwa Judaisme telah berusaha membuang rasa bangga dari jiwa ras Arya dan merampok pemimpin mereka.

Untuk mengembalikan kebanggaan bangsa Arya itu, yang disebut sebagai ras para bangsawan, kesadaran superioritas mereka harus dikembalikan dengan menambahkan prinsip bahwa manusia tidaklah sama. Inilah inti dari tujuan teoritis buku Mein Kampf yakni menegaskan ras Arya (Jerman) sebagai ras terbaik dan pemimpin dunia.

adolf-hitler-republika.jpg
Adolf Hitler foto

Membaca buku Mein Kampf ini kita bisa merasakan bahwa buku ini ditulis dengan perasaan kebencian yang membara, kebencian yang ditunjukkan Hitler bukan hanya saja kepada musuh-musuhnya, tapi juga kepada teman-temannya. Buku ini juga dinilai sebagai sebuah ungkapan orasional para kolaborator yang berbagi kepentingan politik dengan Hitler, tetapi menolak menerima metode-metodenya.

Pada setiap pembahasan dalam buku ini, kita menemukan perdebatan-perdebatan yang meledak-ledak, bagi Hitler satu-satunya prinsip yang benar-benar diperhitungkan adalah klaimnya sendiri terhadap kepemimpinan mutlak. Dan ketika klaim itu ditentang, pera penentang itu dihina dengan penuh marah dan kebencian.

Tentang prinsip tersebut Hitler menulis: “Dalam kehidupan politik tidak ada hal demikian sebagai prinsip kebijakan luar negeri. Prinsip-prinsip pragmatis perilaku adalah doktrin-doktrinnya tentang masalah rasial dan perjuangannya melawan fasisme dan internasionalisme. Akan tetapi, kebijakan luar negeri itu sendiri hanyalah sekadar alat untuk mencapai tujuan. Dalam mempertanyakan kebijakan luar negeri aku tidak pernah mengakui bahwa aku terikat dengan apapun.”

Bagian akhir buku Mein Kampf ini yakni bab tiga pada volume dua, berisi pandangan Hitler terhadap orang asing di Jerman. Bagian ini diberi judul Warga Negara Asing dan Warga Negara. Menurut Hitler warga negara tidak ditentukan oleh kelahiran di sebuah negara atau natiralisasi (pewarganegaraan), sebaliknya warga negara Jerman di mata Hiter hanyalah mereka yang murni ras Arya, yang didengung-dengungkannya sebagai ras istimewa, ras terbaik dan pemimpin dunia. Pada halaman 374 buku tersebut, Hitler menegaskan hal itu seperti kutipan di bawah ini.

“Aku tahu bahwa orang-orang tidak suka mendengar ini semua, tetapi apapun yang lebih tak masuk akal, lebih bodoh dari pada undang-undang kewarganegaraan kita saat ini hampir-hampir tidak ada. Saat ini ada sebuah negara di mana konsepsi awalnya lebih baik setidaknya masih lemah. Tentu saja ini bukan Republik Jerman kita, tetapi Uni Amerika, di mana sebuah upaya dibuat untuk merundingkan alasan setidaknya secara parsial. Dengan menolak migrasi, pada prinsipnya, pada unsur-unsur dalam kesehatan yang buruk, dengan sekedar memisahkan ras-ras tertentu dari pewarganegaraan, ia menyatakan meskipun lambat suatu pandangan ganjil bagi konsep negara folkish.”


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70753.86
ETH 3589.34
USDT 1.00
SBD 4.75