Surat Cinta Kepada Steem: Cinta Itu Berat, Tapi Nikmat

in #promo-steem6 years ago (edited)

Surat Cinta Kepada Steem: Cinta Itu Berat, Tapi Nikmat

STEEMIT CHANGES LIFE.jpg

Hidup tidak hanya menawarkan tentang kemudahan, kesenangan dan kebahagiaan. Tetapi hidup menawarkan banyak kesulitan, penderitaan dan kesedihan. Manusialah yang dituntut untuk mengubah penderitaan tersebut menjadi kebahagiaan.

Beruntungnya, manusia berbakat untuk menjadi masokis untuk membuat pahitnya hidup terasa manis. Dari sudut pandang seksual, masokis memang dianggap kelainan yaitu merasakan kesenangan yang berasal dari sakit fisik ataupun psikologis.

Kenikmatan dari Penderitaan

Memang kita butuh menerapkan sifat masokis itu dari segi kehidupan. Banyak hal yang sakit, tapi memang nikmat. Contoh sederhananya, ketika sariwaran di bibir lalu ditetesi kecap. Sakit, tapi nikmat. (Contoh lainnya pikirkan dan rasakan sendiri, ya). Begitu pula dengan perjuangan. Kesakitan dalam berjuang merupakan esensi kesenangan dalam kehidupan.

Lalu, apa hubungannya penderitaan yang nikmat dengan Steemit? Ya, saya menulis ini karena sedang jatuh cinta dengan Steemit.

Cinta sesungguhnya berat, apalagi jika sudah diikuti dengan pelengkap penderitanya (baca: rindu, cemburu, jarak jauh). Berat, tapi memang nikmat.

Baru 12 hari bergabung di Steemit, dan tidak alasan bagi saya untuk berhenti mencintai Steemit. Justru semakin membuat cinta ini bertumbuh. Bukan materi yang membuat saya cinta. Ibarat mencintai seseorang, bukan materinya yang menjadi alasan, tetapi alasan melengkapkan kehidupan yang menjadinya alasannya. Meski tidak dapat dipungkuri kita butuh materi untuk membuat segalanya berjalan dengan baik.

Saya suka menjalani cinta yang membuat saya berjuang, sehingga kehidupan ini tidak membosankan. Dan, Steemit membuat saya berjuang. Lalu apakah media lainnya tidak membuat saya berjuang ini?

Sedikit saya ceritakan, sebelum bermain Steemit, saya lebih dahulu berdarah-darah di media online Stories Wattpad. Untuk cerita saya dibaca jutaan kali dan memiliki followers puluhan ribu, saya harus mengkombinasikan kualitas dan kuantitas cerita beserta rajin promosi pada orang lain. Pada akhirnya saya tidak kesulitan lagi untuk promosi karya terbaru karena sudah terbentuk pasar dari readers dan followers.

Menghargai dan Menjadi Diri Sendiri

Hingga suatu hari saya mengenal Steemit. Apakah saya berpaling? Tidak juga. Tetapi saya lebih dihargai di Steemit. Saya jatuh cinta pada Steemit karena perjuangan saya dihargai dengan tidak diperbolehkan orang lain memposting kata-kata yang serupa dengan saya ada di sini. Steemit juga menuntut saya untuk menjadi diri saya sendiri dengan memposting yang khas tanpa ada unsur kesamaan (karena adanya pendeteksi unsur plagiat).

Saya merasa Steemit melindungi karya saya dari plagiat sehingga saya merasa aman merebahkan karya saya di Steemit, layaknya saya merasa aman merebahkan tubuh di dada sang kekasih.

Cinta saya kepada Steemit juga mengubah pola hidup saya. Biasanya setiap bangun tidur, sibuk melihat Instagram, kini setiap bangun tidur dan setiap waktu luang, dapat dipastikan melihat Steemit. Oh Steemit, pokoknya aku padamu!

Karena sebenar-benarnya cinta adalah yang berasal dari penghargaan untuk menjadi apa adanya dan mengubah semua kepahitan menjadi kenikmatan.

Terima kasih Steemit, cintaku padamu membuatku kepahitan sebuah perjuangan terasa penuh kenikmatan. (Sambil seruput kopi)

Connected With Anggrek.jpg
Salam masokis,

Anggrek Lestari

NOTE

Tulisan ini saya rangkai untuk Kontes Promo Steem #1: Menuliskan Surat Cinta Kepada Steem

DQmfR6RJvcxEtcfyCfxqYumPaG7ARPJAPHUPNLYzJJhkHke_1680x8400.jpg

Sort:  

Semoga menang ya surat cintanya. Semua usaha akan berbuah manis.

Usaha tidak akan mengkhianati hasilnya.

Coin Marketplace

STEEM 0.24
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 60936.15
ETH 2921.43
USDT 1.00
SBD 3.70