Aceh menagis ,samudera pasai terjebik.

in #political6 years ago (edited)

image

Source

***There is nothing interesting to look at, let alone in listen and read. The voice always sounds disquiet. Aceh was crying. is it not matter? Or indeed the Government now does not allow everyone to free speech and arti ulately voiced the truth? I tried to think of the events that are happening these days, in the middle of our life when talking law enforcement in aceh is very deregadasi. skandal problem of corruption problems there could not be complete. super masih law began sharply down over the society for less tumbul believe against law enforcement. North Aceh area empty cash so swell investigation due to terjdi like this are not thoroughly lived in where kah mereka, my question is until when Mecca's Porch crying? This question is not a dramatization, to be honest I don't want to talk too many problems that occur in aceh, especially in North aceh and lhoksemawe town. But as a nation inevitably turns out should also to speak. Menangis Aceh, pasai menyedihkan, since the top of liberal democracy, where everyone was freed in the doing and ask. If this freedom is meant not so what's the point of this country was founded, what's the point of peace. While our country is founded on the basis of mutual agreement, resulting in the legitimacy of a country that was compiled in the Constitution that will govern the rights and obligations. This social contract as a form of human endeavor in order for anyone to lead and there are led. If not then this world human menerkamlah, as there is no mutual agreement so that individuals of mutual claims justify themselves as the most true and powerful semau maunya. So did lately, government groups and community groups agreed mengatas call the common interest, the Government does not want to lose, any society so well. I still remember what was said by Thomas Hobbes of human beings, that homo homini lupus (man is a wolf to his fellow man), over this chick a concept of the social contract between man and the State. Have pierced is very human stabbing become the hallmark for the man himself, there is some trigger conflict in the human race in view of the anthropological IE competition, diffidence, glory (competition, suspicious and lust for popularity). That's naturally contained within a human being, then don't be surprised if democracy today showed the interest of a group of people, but remember that machiavelli in his work titled "the Prince" once wrote that politics is nothing more than a battle for power, for the sake of power segelintiran man who wanted power willingly risked himself to fight "kesetian, and trust, solidarity and religion." ***

Because it then a politician in the fight have two ways:

*** first, fought with the rule or constitutions. ***

-The second, fought with weapons.

-***The first is called a moral man and a second called the moral animal. ***

***But the first is very rare thing to do, and that is often made is the second (the moral animal). ***

***Then with the conditions and the current situation that occurs in the middle of our life as a nation are great, cultured nation shall pay attention to the steps of our lives. Political propaganda published by a handful of political elites shall we examine in advance kevalidan nya. So we do not easy to provoked by the elite-the elite are not responsible in both the safety and comfort of living and State in this country. In politics, a politician will not be stronger if we are not provoked by the political propaganda of a planned community. If we are provoked we mean is a person who gives strength to the segelintiran people who want power. The hallmark of a politician in a power grab is utilizing others to achieve significance in order to get power. Do not want to dimanfaati, moreover we do not understand the problems occurred. "Cerdaslah in life, don't keep ignorance because we live not for stupid, but for savvy in order to tell which are good and which are not, if it can distinguish good and bad then the stupidity has been eliminated from our lives as man that was born as a "rational animal" ( sentient) ". The only way to remove a tear the ground towel is every human life must be pillars (harmony) to unity and unity is maintained until the end of life of life. Masi is a solution created samudra pasai? samudra pasai thy name just became a history fair King d. ***

image

Tidak ada yang menarik untuk dilihat, apalagi di dengar dan dibaca. Suara keresahan pun selalu terdengar . aceh menangis. apakah sudah tidak peduli? Atau memang pemerintah sekarang tidak mengizinkan setiap orang untuk bebas berpendapat dan lantang menyuarakan kebenaran? saya mencoba untuk memikirkan kejadian-kejadian yang terjadi hari-hari ini, ditengah kehidupan kita ketika berbicara penegakan hukum di aceh sangat deregadasi nya. sehinga permasalahan permasalah sekandal korupsi tidak bisa di tuntaskan. supermasi hukum mulai tajam kebawah tumbul keatas sehinga masyarakat kurang percaya terhadap penegakan hukum. aceh utara kas daerah kosong sehingga membengkak penyidikan akibat terjdi seperti ini tidak di usut tuntas kemana kah mareka, Pertanyaan saya adalah sampai kapan serambi mekah menangis? Pertanyaan ini bukan dramatisasi, sejujurnya saya tidak mau untuk terlalu banyak bicara masalah yang terjadi di aceh, terutama di aceh utara dan kota lhoksemawe. Tetapi sebagai anak bangsa mau tidak mau ternyata harus juga untuk bicara. Aceh menagis,samudera pasai meyedihkan, karena atas demokrasi liberal, dimana semua orang dibebaskan dalam berbuat dan bertanya. Jika kebebasan ini tidak dimaknai maka apalah gunanya negara ini didirikan, apalah gunanya perdamaian. Sementara negara ini kita dirikan atas dasar kesepakatan bersama, sehingga terciptalah legitimasi sebuah negara yang dihimpun dalam konstitusi yang akan mengatur hak dan kewajiban. Kontrak sosial ini sebagai bentuk usaha umat manusia agar ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. Jikalau tidak maka menerkamlah manusia didunia ini, karena tidak ada kesepakatan bersama sehingga individu-individu saling klaim membenarkan diri sebagai orang yang paling benar dan berkuasa semau-maunya. Begitu juga akhir-akhir ini, kelompok pemerintah dan kelompok masyarakat bersetuju mengatas namakan kepentingan bersama, pemerintah tidak mau kalah, masyarakat pun begitu juga. Saya masih ingat apa yang dikatakan oleh Thomas Hobbes tentang manusia, bahwa homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya), atas hal inilah tercipta suatu konsep kontrak sosial antara manusia dengan negara. Tikam menikam antar manusia sangatlah menjadi ciri khas bagi manusia itu sendiri, ada beberapa pemicu konflik dalam umat manusia secara pandangan antropologis yaitu competition, diffidence, glory (persaingan, curiga dan nafsu akan popularitas). Itulah secara alamiah yang terkandung di dalam diri seorang manusia, maka jangan heran jika demokrasi hari ini memperlihatkan kepentingan sekelompok orang, tetapi ingat bahwa machiavelli dalam karyanya yang berjudul “sang penguasa” pernah menulis bahwa politik tidak lebih dari pertempuran kekuasaan, demi kekuasaan segelintiran manusia yang ingin berkuasa rela mempertaruhkan dirinya untuk melawan “kesetian, dan kepercayaan, bela rasa dan agama”.

Karena hal itu maka seorang politikus dalam bertempur memiliki dua cara:

-Pertama, bertempur dengan aturan atau konstitusi.

-Yang kedua, bertempur dengan senjata.

***Yang pertama disebut moral manusia dan kedua disebut moral binatang. ***

Tetapi yang pertama amat jarang untuk dilakukan, dan yang sering dilakukan adalah yang kedua (moral binatang).

Maka dengan kondisi dan situasi saat ini yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita sebagai bangsa yang besar, bangsa yang berbudaya, haruslah memperhatikan langkah kaki kehidupan kita. Propaganda politik yang dipublikasikan oleh segelintir elit politik haruslah kita cermati terlebih dahulu kevalidannya. Sehingga kita tidak mudah untuk diprovokasi oleh elit-elit yang tidak bertanggung jawab dalam kestabilan keamanan dan kenyamanan hidup berbangsa dan bernegara di negeri ini. Dalam berpolitik, seorang politikus tidak akan kuat jika kita tidak terprovokasi oleh propaganda politik yang dilancarkannya kepada masyarakat. Jika kita terprovokasi berarti kita adalah orang yang memberikan kekuatan kepada segelintiran orang yang ingin berkuasa. Ciri khas dari seorang politikus dalam merebut kekuasaan adalah memanfaatkan orang lain untuk mencapai kepentingannya agar mendapatkan kekuasaan. Maka janganlah mau untuk dimanfaati, apalagi kita tidak paham permasalahan yang terjadi. “Cerdaslah dalam hidup, jangan pelihara kebodohan sebab kita hidup bukan untuk bodoh, tetapi untuk cerdas agar mengatakan mana yang baik dan mana yang tidak, jika sudah bisa membedakan baik dan buruk maka kebodohan telah tersingkirkan dari kehidupan kita sebagai manusia yang terlahir sebagai “animal rasional” (berakal budi)”. Cara satu-satunya untuk menghapus air mata tanah rencong adalah setiap manusia haruslah hidup rukun (harmonis) agar persatuan dan kesatuan terjaga samapai akhir hayat kehidupan. masih adakah solusi buat samudera pasai? samudera pasai nama mu hanya menjadi sebuah sejarah raja yang adil d masa itu.

image

Source

image

Semoga di postingan saya yang pendek ini, mungkin berguna untuk semua pembaca.
Pernyataan, upvote dan resteem adalah suatu kehormatan sangat penting bagi kami untuk berbagi data antara individu steemian.

Terima kasih telah mengunjungi blog saya @ari76

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64106.00
ETH 3129.71
USDT 1.00
SBD 4.16