BUNGONG JEUMPA DAN KEISTIMEWAAN ACEH

in #photography7 years ago

Bungong jeumpa sebagai kebanggaan Aceh.

Bungong jeumpa as the pride of Aceh.

Bungong Jeumpa ⁠adalah bunga kebanggaan Suku Aceh. Di luar Aceh, bunga ini dikenal dengan sebutan bunga cempaka. Dahulu Bungong Jeumpa ⁠tumbuh liar di Bumi Serambi Mekkah karena Bungong Jeumpa ⁠memang merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh subur dengan sendirinya tanpa ditanam terlebih dahulu.

Bungong Jeumpa ⁠ is the proud flower of the Aceh Tribe. Outside of Aceh, this flower is known as cempaka flower. Formerly Bungong Jeumpa ⁠ grow wild on Earth Veranda of Mecca because Bungong Jeumpa ⁠memang is an endemic plant that thrives on its own without being planted first.

Pohon-pohonnya yang tinggi dan besar mampu menyangga dahan dan ranting dengan bunga yang cukup banyak sehingga mengeluarkan keharuman yang khas di Aceh.

The trees are tall and large able to support the branches and twigs with flowers that are quite a lot so that issued a distinctive fragrance in Aceh.

Ironinya, saat ini pertumbuhan Bungong Jeumpa ⁠semakin langka, semakin sulit ditemukan. Tak salah jika banyak generasi muda bertanya, “yang mana Bungong Jeumpa itu?”;⁠ “seperti apa Bungong Jeumpa ⁠itu?”

Ironically, the current growth of Bungong Jeumpa ⁠ is increasingly rare, increasingly difficult to find. It is not wrong if many young people ask, "which Bungong Jeumpa is?"; ⁠ "what kind of Bungong Jeumpa is that?"

Faktanya, Bungong Jeumpa ⁠lebih dari sekedar bunga yang indah karena keberadaannya telah mempengaruhi banyak hal dalam kebudayaan Suku Aceh.
Mulai dari upacara tradisi hingga ukiran pada bangunan-bangunan bersejarah. Bungong Jeumpa ⁠turut memberi nilai estetika dalam sejarah peradaban Suku Aceh.

In fact, Bungong Jeumpa is more than just a beautiful flower because its existence has influenced many things in the culture of the Aceh Tribe.
Ranging from traditional ceremonies to carvings on historic buildings. Bungong Jeumpa ⁠turut gives an aesthetic value in the history of Acehnese civilization.

Bungong jeumpa juga sebagai pelengkap tradisi.

Bungong jeumpa also as a complement to tradition.

Orang ⁠Aceh menggunakan Bungong Jeumpa ⁠untuk ⁠berbagai kepentingan. Warnanya yang menarik, kuning, hijau, dan kemerahan menjadi alasan selain karena disyaratkan berdasarkan aromanya yang khas dan tidak dimiliki bunga lain. Dalam tradisi masyarakat Aceh, Bungong Jeumpa ⁠dijadikan simbol keindahan. Kita sering mendapatkan Bungong Jeumpa ⁠dijadikan bagian dari kelengkapan upacara tradisi karena keharumannya. Dalam upacara perkawinan, kuncup Bungong Jeumpa dijadikan hiasan kepala Dara Baro ⁠(Pengantin). Seiring perubahan masa di mana Bungong Jeumpa semakin sulit ditemukan, maka posisi Bungong Jeumpa digantikan oleh kuncup bunga melati.

The ⁠Aceh people use Bungong Jeumpa ⁠for ⁠a variety of interests. The attractive color, yellow, green, and reddish are the reasons other than because it is required based on the distinctive aroma and no other interest. In the Acehnese tradition, Bungong Jeumpa ⁠dijadikan symbol of beauty. We often get Bungong Jeumpa ⁠dijadikan part of the completeness of the traditional ceremony because of the fragrance. In the marriage ceremony, the bud Bungong Jeumpa made headdress Dara Baro ⁠ (Bride). As changes in the period in which Bungong Jeumpa is getting harder to find, the Bungong Jeumpa position is replaced by the jasmine buds.

Bungong Jeumpa juga dijadikan campuran pada air di dalam mundam ⁠dalam upacara Manoe Pucok, ⁠tradisi memandikan mempelai perempuan menjelang hari ijab-kabul pernikahannya. Kelopak-kelopak Jeumpa dilepaskan dari tangkainya dicampurkan dengan aneka bunga berwarna-warni lainnya ke dalam mundam.
⁠Selain itu, Bungong Jeumpa juga dijadikan campuran wewangian air untuk ziarah makam.

Bungong Jeumpa is also used as a mixture of water in mundam ⁠ in Manoe Pucok ceremony, ⁠tradition baths the bride before the wedding day-kabul marriage. The Jeumpa petals are released from the stems mixed with other colorful flowers into the mundam.
⁠ In addition, Bungong Jeumpa is also used as a mixture of water fragrance for the grave's pilgrimage.

Dalam tradisi masyarakat Aceh, ziarah makam diikuti dengan menyiram makam sebanyak tiga kali dari ujung kepala ke ujung kaki dengan menggunakan air yang telah dicampurkan dengan bunga-bunga yang harum, salah satunya adalah Bungong Jeumpa, ditambahkan mawar, melati, seulanga, dan bunga lainnya yang tersedia.

In the Acehnese tradition, the pilgrimage of the tomb is followed by watering the tomb three times from head to toe with water mixed with fragrant flowers, one of which is Bungong Jeumpa, added with roses, jasmine, seulanga, and other flowers. available.

Demikianlah Bungong Jeumpa ⁠memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Aceh. Keharumannya selamanya akan terkenang. Secara filosofis ia menjelma dalam kehidupan untuk mengharumkan akhlak Suku Aceh ⁠agar menjadi figur manusia yang pantas untuk dikenang oleh dunia.

Thus Bungong Jeumpa ⁠had influenced the life of the people of Aceh. The fragrance will forever be remembered. Philosophically he incarnated in life to scent the morals of Aceh ⁠agar tribe became a human figure worthy to be remembered by the world.

Terimakasih sudah mengunjungi. :)

Andira Husen

Sort:  

resteemed

Michelia Campaka :)

Congratulations @andysabena! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got your First payout

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 65373.54
ETH 2639.03
USDT 1.00
SBD 2.84