Mentalitas Juara dan Kebesaran Jiwa

Di antara banyak hal yang positif untuk hidup bagi seorang individu, dalam catatan saya, ada dua yang agaknya tak boleh hilang. Kedua itu adalah; 1. Mentalitas juara dan 2. Kebesaran jiwa. Pertanyaannya, mengapa hal tersebut penting?

Mentalitas juara merupakan bagian penting bagi ruh dan psikis. Sebab menyangkut mental. Dengan adanya hal tersebut seorang individu akan membangkitkan semangat. Selain itu, kepercayaan diri juga akan tumbuh dengan sendirinya. Hanya saja, tetaplah bijak memahami persoalan mentalitas juara.

Mentalitas juara tidak sesederhana diartikan sebagai seorang yang suka bersaing. Lalu dijudge bahwa ia senang menundukkan. Perkara ini tidak sesempit perlombaan, tetapi perihal kemantapan dan menuju matang percaya pada diri bahwa ada kemampuan.

Kata "juara" sebenarnya dimaksudkan sebagai pemenang. Bagaimana ada target yang diperjuangkan. Menyandingkan kata "mental" dan "juara" adalah serangkaian. Maksudnya, untuk menjadi juara, mentalitas merupakan keniscayaan. Hampir tak ada sang juara di dunia ini yang mentalnya tempe.

Sedangkan kebesaran jiwa berfungsi sebagai cerminan, seberapa besar penerimaan seseorang terhadap apapun hasil. Entah itu keadaan yang ada, ataupun takdir yang hadir. Di saat yang sama, kebesaran jiwa adalah bagian dari satu tingkatan maqam kedewasaan.

Tanpa kebesaran jiwa, lazimnya seorang individu akan mudah sekali frustasi, gampang mencari kambing hitam, ini dan itu. Kebesaran jiwa juga bagian dari kontrol terhadap pengendalian diri. Tanpa kebesaran jiwa, kekerdilan akan selalu menghantui. Di saat banyak hal terasa seolah sulit, kebesaran jiwa bisa menjadi tameng untuk kebajikan dalam kebijaksanaan.