PESAN AYAH UNTUK ANAK LAKI-LAKI (Bagian 3)

Jaso Bundo 9 copy.jpg

Pada bagian 1 (klik disini) dan bagian 2 (klik disini) berisi pesan untuk pascanikah, sedangkan pada bagian ini berisi pesan pranikah. Semoga bermanfaat.

Nak, awal mula manusia dijadikan adalah untuk menjadi pemimpin di alam ini. Khalifatullah jabatannya wakil Allah di muka bumi. Kemudian, kepada kita kaum laki-laki diberi pula tugas khusus sebagai pemimpin perempuan. Arrijalu qowwamuna'alannisa', begitlah bunyi Qs. Annisa ayat 34.

Di ayat lain Allah berfirman, quu anfusakum wa ahlikum naroo. Jagalah dirimu dan ahlimu dari api neraka. Siapa ahli menurut syarak? Yaitu istri, anak, dan yang di bawah perwalian. Mereklah yang akan diselamatkan lahir bathin dunia akhirat.

Oleh karena itu, sebagai anak laki-laki yang nantinya akan memikul beban tanggung jawab pemimpin di rumah tangga. Bukan hal mudah itu nak. Nasi sebutir yang disuap, air setitik yang ditelan, uang selembar yang dibelanjakan, benang sehelai yang dipakai apakah masih di jalan Allah atau sudah bercampur dengan barang haram? Semuanya akan ditanya nak, semua akan dipersaksikan di depan Allah swt.

"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya."

Oleh sebab itu nak, berhati-hatilah mencari jodoh. Berbicara memilih perempuan ada 6 hal/unsur yang harus diperhatikan nak. Diantaranya:

  1. Cantik wajahnya (unsur kecantikan)
  2. Mulia bangsanya (unsur keturunan)
  3. Banyak hartanya (unsur ekonomi)
  4. Tinggi pendidikannya (unsur pendidikan)
  5. Halus budinya (unsur moral)
  6. Taat agamanya (unsur agama)

Cantik wajahnya, rupo elok rauiknyo rancak, kok kuniang putiah barasiah, kok hitam manih manjalinok, gadang nan indak gadang bana, gapuak tangguang kuruih tak jadi, langkahnyo tagonyek-gonyek, lenggoknyo cando baukua, caliak taduah pandang mandanyuik, pado galak sengeang nan labiah, ndak basikek manih juo.

Mulia bangsanya, banso tinggi badarah biru, anak rajo turun-tamurun, anak puti sunduik ba sunduik, ibu dosen, bapak pejabat, mamak cadiak, urang tapandang minantu lareh nan dahulunyo.

Banyak hartanya, sawah bajenjang turun bukik, parak laweh tumpak ba tumpak, bantiang jo kabau tak tabilang, rumah mewah, oto balirik, tokonyo sabalik pasa, tiok bank badeposito, jo remot mambuka laci.

Tinggi pendidikannya, orang tadidik tapalaja, S1 Sarjana Hukum, Pascasarjana Ekonomi, kini MA nan dianganannyo. Bahaso Inggirih bak aia tajun, bahaso Jerman indak mahangok, kononlah Japang jo Mandarin.

Halus budinya, nan baradat babudi haluih, tutua lunak kato marandah gayanyo anggun keibuan, lincah supel basopan santun, tapakai tatakrama kode jo etik pergaulan, sahinggo madok ka bawah tak manakua di ateh pantang talinduangan kayo musikin tak basisiah.

Taat agamanya, gadih muslimah pakai jilbab, iman taguah, amalan taat, juara umum MTQ, pengurus remaja mesjid, pandai dakwah jo ceramah.

Syarat itu semua kalau kehendak boleh pinta berlaku nak. :D

Tapi menurut pendapat ayah, rasa tidak mungkin akan bertemu. Ibarat memilih kain di toko, udah dapat yang diminati namun benang halus coraknya tidak mendukung, sayang untuk ditinggal. Jikapun tidak bertemu dengan seluruh hal itu. Diantara yang 6 tadi jangan tertumpu pada yang 4, tapi utamakan yang dua macam yaitu budi dan agama. Cantik rupa tidak beriman, mulia bangsanya namun sombong, banyak hartanya tetapi tamak, tinggi pendidikan akhlaknya kurang negara dijualnya, itu semua akan jadi buah bibir masyarakat kampung nak. Sebaliknya nak, rupa kurang, bangsa dibawah, sudah yatim piatu pula, tapi dia berbudi, elok bahasa, iman teguh, dan ibadah taat maka itulah yang harus dipilih nak.

Rasulullah pernah bersabda "Hendaklah kamu memilih istri yang baik agama dan akhlaknya, kalaulah tidak demikian niscaya kamu kecewa". (HR. Ahmad)

Sungguhpun demikian, saran Ayah nak, pilihlah yang sedang-sedang saja. Elok rupa manis dipandang, obat penghilang capek pagi dan petang. Tapi jangan yang terlalu cantik nak, bintang kampus primadona desa idola anak muda-muda. Jangan. Kamu akan tersiksa olehnya, percayalah ke Ayah nak.

Jika dapat memilih jodoh nak, jangan yang terlalu kaya raya, tetapi setingkat atau selisih sedikit kita di atasnya. Kalaulah setingkat, berjasa apa yang kita berikan tahu dengan bersyukur dengan apa yang ada. Tapi kalau dengan yang kaya terkadang susah nak. Di sewa rumah sepetak, baguslah gudang orang tuanya. Dibiarkan dia mengontrak apalagi membeli rumah, kita yang jelas orang menompang rasa terjajah lahir bathin. Bolehlah istri sesuai dengan kita, tapi apabila bertamu ke rumah mertua, bertemu keluarganya kita sudah malu duluan. Pergi kita menjauh menyisih dari yang banyak disitu maka tambah parah, terjarak silaturahmi kasihan dengan anak-anak, itulah korban kesenjangan.

Menyinggung sedikit tentang pendidikan, ya hendaknya gadis terdidik terpelajar. Konon katanya di zaman sekarang apabila hanya tamat SD masih bingung dengan tulis baca. Alamat sempit dunia olehnya nak, canggung dalam pergaulan. Kalaulah dapat sesuai kehendak, puas dahulu ia menerima pendidikan di SMA atau tamatan S1, kalau sudah seperti itu mudah-mudahan cepat menangkap parabolanya tidak bingung dalam menjalankan rumah tangga. Sungguhpun demikian nak, ada satu hal yang diingat, janganlah tinggi sekolanya daripada kita. Hendaknya setingkat di bawah kita atau setaraf sekedudukan. Biarpun tinggi dari pada kita usah berbeda jauh sekali. Tinggi yang dipipimpin daripada yang memimpin dimana hendak diletakkan kewibawaanmu nak.

Biarpun tidak dapat yang penuh ke atas, penuh ke bawah pun tidak masalah asal jangan merah nilai rapornya. Misalnya, tidak usah yang cantik bahenol seperti artis atau pragawati, tapi jangan pula kurus bersegi-segi dimana hendak disangkutkan kasih sayang nak.

Oh soal keturunan, tidak masalah orang biasa, yang perlu bapaknya bukan maling, ibunya bukan PSK, bukan juga pengguna ilmu hitam atau narkoba. Kalau miskin ya tidak apa-apa, asal jangan miskin banyak hutang. Baru seminggu menikah orang sudah antri untuk menagih. Kalau pendidikan minimal tamat SMP setingkat dengan Tsanawiyah. Setelah itu akhlah, ini mutlak perlu. Carilah gadis sopan dan peramah tamah, yang pemberi dan pemurah bersedekah, yang penyantun ke orang susah karena Allah. Bagaimana dengan agamanya? Biarlah biasa saja, cuman yang lima waktu tidak tinggal, puasa, ibadah wajib, ibadah sunnah banyak sedikit tetap terkerjakan. Istimewa yang satu ini nak, lebih baik lebih bagus ketaatan istri dari pada kita biar ketika kita lupa ada yang mengingatkan.

Sehubungan dengan ini nak, ada rumus yang diberikan Rasulullah. Kira-kira dalam bahasa kitanya seperti ini. Adalah 4 kriteria ciri-ciri istri tauladan, yaitu apabila dipandang hati menjadi senang, apabila disuruh cepat dilaksanakan, apabila diberi besar hatinya, dan apabila berpisah baik kelakuannya.

Itulah kiranya pesan ayah dalam hal memilih pasangan hidup nak.

BERSAMBUNG

LEGEND_20180123_222719.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64359.90
ETH 3105.50
USDT 1.00
SBD 3.87