Menjalani Kehidupan Berumah Tangga Tak Sekedar I Love You

Salah satu sikap romantis bagi saya itu adalah, bagaimana cara bertutur kata yang lembut. Cara romantis itu perlu ditanamkan bagi yang akan segera berumah tangga. Nah sikap romantis atau perilaku romatis kalau buat saya kata-kata yang lembutnya, yang tidak menyakiti hati, yang tidak menyinggung. Ada kejujuran yang tidak boleh antara suami istri, kalau tidak menyenangkan memuji orang lain di depan istri, itu memang tidak boleh, karena itu membuat tidak enak, pun sebaliknya.

Minimal begini, untuk menyemangati pasangan boleh, tapi tidak sampai menyakiti hatinya. Jangankan itu, yang jelas-jelas tidak boleh adalah panggilan. Sampai turun surah Al-Hujurat ayat 12 tentang tidak boleh memanggil panggilan yang tidak mengenakkan, walaupun itu jujur. Misalnya suaminya botak, " Eh, botak...botak, sini " nah itu tidak boleh, padahal kan jujur, tapi karena panggilan itu menyakiti, maka dilarang, artinya buatlah pangggilan yang baik.

Kemesraan bisa di bangun dari panggilan, Rasulullah SAW sendirikan penggilannya kepada Aisyah, ya humairah, si merah delima. Sama kayak kita ketika pacaran, misalnya panggilannya "cinta". Ketika sudah berkeluarga menjadi bersatu rumah, jadinya ayah, bunda. Tapi saya membaca disalah satu hadist yang menyatakan begini :

"Ketika suami marah, terus bagaimana seorang istri menenangkan suami, ini katanya dipeganglah tangan suami oleh istri, kemudian dia usap, saya tidak akan bisa tidur sampai engkau ridho"

Kemudian ada hadist lain :

"Seorang istri, tidurnya tidak di temani malaikat kalau dia masih marah sama suami, dan istri itu dia tidak akan terbukakan ridho dari Allah SWT, selama dia belum di ridhoi sama suami".

Maka sebaiknya istri itu sebelum tidur, minta ma'af pada suami, dan istri itu harus lapang dada, ketika mau tidur. Jadi artinya paling tidak sebelum tidur, itu buka dada lebar-lebar, maksudnya untuk melapangkan dada, artinya saling mema'afkan. Dan sampai-sampai sunnah itu, sunnah suami istri itu sebelum tidur berhadapan. Perkara setelah tidur dia putar kayak barisan tentara, terserah. Tapi awalnya dia berhadapan, kalau saling munggung-munggungi itu tidak boleh.

---

---

Source

Jadi kemesraannya ada mubasyarah, bercanda ria, artinya dibuat pemanasan. Suami istri itu memang diharapkan, ada banyak poin-poin penting untuk itu, artinya bahwa dari mulai panggilan, perkataan, sampai bau-bauan. Rasulullah SAW sering sekali meminyak'i dirinya ketika mau bertemu dengan istrinya, dan Aisyah Radia'anhu Ummul mukminin, itu sering sekali ketika Rasulullah SAW mau datang, buru-buru dia berdandan, dan pakai wangi-wangian, jadi suami senang, istri juga senang lihat suami gitu ya.

Jangan sampai suami datang, dari pakaiannya sang istri daster seminggu belum di cuci. Artinya di gantung, di pakai, di gantung, begitu-begitu saja. Menurut saya kalau kita salah mencari teman hidup, nanti misalnya sudah jalan pernikahan, hidup akan banyak kita ceritakan pada teman ya kan ? Kadang curhat, jangan sampai kita salah mencari teman hidup.

Yang ingin saya ungkapkan kembali, kalau berdua ini yang membuat rekat terus adalah, misalnya ini ya karena nggak romantis, pasangan saya lebih romantis dari saya, saling inilah, saling mengisi, saling melengkapi. Mungkin lebih banyak dari dia kayaknya, maksudnya di syukuri yang sudah ada. Kalau kita bersyukur, maka akan di tambah nikmat, tapi kalau kita kufur, maka akan di kurangi.

---

---

Jadi artinya disitu bahwa ada nikmat yang Allah SWT berikan dari yang ada, bahkan kekurangan itu jadi kenikmatan. Nanti kalau lama nggak melakukan kekurangan, seolah-olah nggak rindu. Biasanya ini misalnya suami itu suka di marahi istri, kalau lama nggak kena marah, itu rasanya rindulah. Semua dalam hidup ini ada sesuatu yang kadang-kadang, jangankan itu, tempat yang enak baunya saja, itu kalau lama, artinya di cari aroma yang lama itu.

Makanya ada kecenderungan psikologis. Kalau berbicara saling menerima, dan saling bersyukur. Mencintai kekurangan, pelajaran yang di dapat, kalau saya sih rasanya gini, bahwa manusia itukan nggak pernah puas. Pengen rasanya lebih...lebih... lebih, maunya sampai kapan kayak gitu terus, ya kan.

Karena setiap orang itu juga pernah gagal, dan saya merasa sama saja lah, gitu-gitu aja. Yang penting yang sekarang ini di bina dengan baik. Dan dia mengerti, paham bahwa pernikahan itu ibadah, terus minta ridhonya Allah SWT. Jadi saling mendukung, saling melengkapi. Agama itu mengajarkan orang tentang keterbatasan, bahwa pemenuhan nafsu, karena tidak mungkin nafsu terjauhi di dunia.

Maka ada namanya Tafa'ul. Tafa'ul itu harapan diekspektasi diakhirat nanti, karena kalau mau istri yang sempurna, tidak ada di dunia, suami yang sempurna juga tidak ada. Untung besok ada bidadari, untung di sana ada kesenangan. Karena se apapun didunia ini, mohon ma'af, setiap apapun kenikmatan di dunia itu bersyarat.

---

---

Source

Kursi sofa itu enak di duduki ketika kita tidak ambien, tapi kalau kita ambien, dan nggak nyaman banget. Tapi akhirnya di situlah agama, dan agama itu memberikan tafa'ul. Makanya mohon ma'af mindset yang keliru, kalau ada orang beragama tanya, "saya itu sudah shalat, kok nggak kaya-kaya" ? Apa hubungannya, ya kan. Apa kalau shalat itu, langsung mau jadi kaya ? Jadi ada harapan yang akan datang, begitu kalau menurut pengertian yang saya pahami. Artinya kalau misalnya orang shalat itu langsung jadi kaya kan, nanti yang semangat shalat bukan orang Islam. Nah jadi ada harapan yang akan datang, begitu juga pasangan yang akan segera "M".

Semoga dari yang telah saya sampaikan ini, kiranya dapat bermanfa'at, karena sebaik-baiknya manusia adalah, yang dapat memberikan manfa'at untuk sesama. Sampai jumpa lagi di kesempatan yang akan datang, salam steemian Indonesia.

~Keep Writing~

Salam Sahabat Inspiratif