Trik Sukses Orang Pidie

in #life7 years ago (edited)

IMG-20180310-WA0002.jpg

Saya jarang menulis tentang karakter orang Pidie. Seingat saya, tema ini nyaris tidak pernah saya singgung di blog atau di media tempat saya bekerja dulunya. Bahkan, tidak banyak yang tahu kalau saya orang Pidie. Hal ini karena saya jarang aktif di peguyuban orang Pidie atau bergaul dengan orang Pidie.

Kali ini, di Steemit, saya mencoba menulis tentang karakter orang Pidie, yang membuat mereka sering meraih sukses justru ketika mereka keluar dari Pidie. Orang Pidie adalah perantau dan berdiaspora ke tempat lain di mana mereka belajar mengadu dan mengubah nasib.

Oleh orang yang membenci atau mengaguminya, orang Pidie sering dilakabkan dengan Cina Hitam, entah sebagai bentuk pujian atau merendahkan. Saya tidak tahu persis. Namun, kesusksesan orang Pidie di dunia dagang sudah lama diketahui oleh kafir.

Saya mencatat, setiap pemuda Pidie yang ingin merantau ke luar daerah, mereka akan diberi petuah/nasehat, sebagai bekal bertahan hidup di perantauan. Nasihat pertama dari ayah mereka, "kajak beurangkaho juet dan ka kerja pat mantong hana masalah. Tapi beu jujur dan disiplin."

Nasihat dari sang ibu lain lagi, "kajak beurangkaho juet, nyang bek tuwo sembahyang."* Dua nasihat yang sekilas sangat berbeda, namun muaranya sama: bek seumalei ureung chik dan gampong. Sebuah pendidikan karakter yang sangat mengakar dan penting!

IMG-20180310-WA0024.jpg

Apa yang saya tulis ini boleh jadi penafsiran atas pendidikan karakter tadi atau mungkin juga hanya pembacaan dari luar saja, yang berpotensi keliru. Karenanya, selain orang Pidie jangan coba-coba menulis seperti ini. Sebab kalian bisa membuat marah seluruh masyarakat Pidie, dan tulisan kalian berisiko kena flag. Namun, karena saya orang Pidie, teman-teman saya dari Pidie tidak akan tega mem-flag tulisan saya, karena sesama orang Pidie berlaku rumus, "sesama bis kota dilarang saling mendahului di tikungan" yang familiar di jalan raya. Atas dasar itu pula, saya berani menulis tentang ini.

Pertama: pemuda Pidie yang merantau keluar daerah mereka mau bekerja di mana saja. Mereka biasanya akan bersabar hingga tiga tahun. Jika tak ada tanda-tanda bakal sukses, mereka akan mencari tempat kerja lain. Dulu, kita sering mendengar cerita bahwa orang Pidie yang bekerja di sebuah warung di perantauan, mereka tidak mau mengambil gaji secara penuh, hanya seperlunya saja. Mereka menyimpan gaji itu sama toke. Lama kelamaan, jumlah gaji itu menumpuk dan toke tidak sanggup lagi membayar. Akhirnya, warung itu pun terpaksa berpindah kepemilikan. (Aku berharap cerita begini hanya hoax).

IMG-20180309-WA0025.jpg

Kedua: ‎Orang Pidie termasuk tidak sabar, dan mereka maunya cepat sukses di perantauan. Mereka tidak pernah nyaman bekerja sebagai karyawan dan menjadi anak buah. Saya pernah mendengar cerita (lebih mirip humor), misalnya, di kota seorang pemuda Pidie bekerja di sebuah warung nasi. Dulu warung nasi itu tidak secanggih sekarang, karena bumbu masih digiling menggunakan batu giling. Sambil menggiling bumbu, dia meracau: "toke di depan, saya di belakang; toke di depan saya di belakang."+ Lalu, saking asiknya meracau, dia salah ucap: sesekali saya di depan, toke di belakang.++

Ada yang bilang, lama-lama jadi benar, dia yang jadi toke, sementara toke yang sebenarnya udah jadi karyawan dia dan bekerja di belakang (dapur).

Ketiga: orang Pidie itu jago dalam hal marketing dan menjual. Misal, ketika dia menjual suatu barang, katakanlah rol alias penggaris. Dia akan bilang penggaris yang dijualnya itu punya kualitas nomor satu dan tidak mudah patah. Dia akan coba patah-patahin penggaris itu di hadapan calon pembeli, dan ketika penggaris itu patah, langsung dia bilang, "penggaris yang saya jual tidak patah seperti ini," katanya sambil menunjuk penggaris yang patah. "Parahnya tidak seperti ini," katanya lagi.

Keempat (terakhir): Banyak orang selain Pidie menuduh orang Pidie pelit dan sangat irit (saya sendiri menolak anggapan ini). Padahal, mereka itu hanya salah menafsirkan ungkapan, "bu ngon ie dikira". Coba saja bergaul akrab dengan orang Pidie, dan mereka lagi banyak duit, maka makan dan minum kita semua ditanggung mereka.

IMG_20180226_163735.jpg

Ah, sudahlah, dijelaskan bagaimana pun mereka tetap tidak akan mengerti dan masih percaya bahwa ungkapan bu ngon ie dikira itu menunjukkan orang Pidie pelit.

Karena tadi saya bilang terakhir, maka ini benar-benar yang terakhir. Jika orang Pidie bertemu dan janjian dengan temannya dari daerah lain, kebetulan pas makan siang, maka dia akan bertanya: "sudah makan?" Kalau yang bersangkutan menjawab sudah makan, dia akan menyahut, "kok cepat kali makan?" Sementara jika yang bersangkutan belum makan, dia langsung tanya, "kenapa telat kali makan?" Cerita ini saya dengar dari sebuah obrolan di warung kopi.

Oh ya, satu lagi. Orang Pidie itu pekerja keras. Ketika pergi merantau, mereka hanya membawa uang secukupnya bahkan hanya untuk ongkos bus saja. Mereka sama sekali tidak mempersiapkan ongkos pulang, karena mereka memang ingin merantau. Mereka merasa malu jika pulang ke kampung belum jadi orang sukses di perantauan. Mereka mereka mau bekerja apa saja, termasuk jadi pencuci piring dan gelas di warung nasi atau warung kopi. Kalau tidak mau begitu, mereka tidak dapat makan enak, boro-boro mau jadi orang sukses.

Terima kasih. Untuk orang Pidie lebih baik tidak membaca tulisan ini, cukuplah penulis yang dari Pidie saja yang membacanya selagi menulis. Percayalah, orang Pidie itu bersahabat tanpa syarat! Itulah asiknya jadi orang Pidie.

IMG_20180226_105401_065.jpg

+: toke dikeue, lon di likot; toke dikeue lon di likot.
++: sigo-go, lon dikeue toke di likot

Sort:  

Jujur dan Shalat merupakan satu kesatuan yg tdk dapat dipisahkan, dan itu sangat berperan penting dlm menentukan langkah berhasil tidaknya @acehpungo

Itu nasihat yang komplit, dunia akhirat

Wah, tulisan ini sangat inspiratif. Saya jadi paham karakter orang Pidie yang sebelumnya tidak tahu.

Terima kasih atas sharing ilmunya yang bermanfaat. Salam kenal dari saya @jharyadi di Bandung. Saya sudah follow dan upvote akun Mas @acehpungo sebagai salam persahabatan.

Salam pena kreatif

Salam kenal dari pesisir Pidie. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.

Salam kenal kembali. Semoga semakin sukses buat steemian Indonesia.

Pidie memang meusyuhu ban sigom donya.

Allahuakbar...takbir!

Bertus..yg meutuleh sang mandum mewakili urg tuleh hahahaha

Ureung tuleh awak Pidie, harus menjiwai lah

Long preh tulesan Pidie prak Samalanga walak-walak. ha ha ha ha

Nyan leubeh mendalam droe yang tuleh Is. Ka hambo laju. Hahaha

Haana salah le kanda. Kabutoi that kira ju wkwkkwwkwkwkwk

Sebagian hoax nyan. Jangan percaya apa yang ditulis tentang orang Pidie, terutama jika penulisnya orang Pidie hahaha

Lon kheun keu Pidie, nice, good, beautiful, amazing. Hahha. Bereh Pidie!

Ka olah keu bahan stand-up droe laju Ras. Ke gais lah sekali hahaha

Nyan betoi, ureng pidie hana "pelit" , nyan cuma awak blahdeh barat seulawah mantong na isu2 menang ken ureng pidie hehehe..

Krna lon ureng pidie cit, Di gampong Lamkawe, Kembang Tanjong, droen pat bg?

Lon di Trueng Campli...toe lagoe Gampong tanyoe haha

hahaha, sep bereh kirajuu

hahaha...that na teuh

Percayalah, orang Pidie itu bersahabat tanpa syarat! Itulah asiknya jadi orang Pidie.

I believe it...

Kiban pak Halim? Pue haba lawetnyoe? Sep that hana bertegur sapa tanyoe. Munyoe na leupah u Banda neu bri haba beh

Siap Bang Taufik...

Coin Marketplace

STEEM 0.13
TRX 0.28
JST 0.033
BTC 106136.01
ETH 2566.60
USDT 1.00
SBD 0.82