introducemyself: Jurnalis yang Bermula dari Rangkaian Puisi

Saya Barlian AW. Pada awalnya tak menyangka jadi wartawan meskipun profesi itu saya jalani dari dulu hingga kini. Lahir di Seunudon, Aceh Utara, 16 Agustus 1953, di usia belasan tahun mulai mencoba menulis cerpen dan puisi, kemudian esay.

Itulah sebabnya meski berpendidikan guru, saya memilih jadi penulis dan kemudian wartawan. Saya lebih nyaman. Lebih asyik dan terus saya jalani dari satu penerbitan - awalnya pers kampus -- ke penerbitan lain. Ikut melahirkan Serambi Indonesia (Kelompok Kompas Gramedia) pada 1989 sebagai wartawan dan terakhir sebagai Wakil Pemimpin Redaksi. Disela sela itu dipercaya memimpin Tabloid Kontras.

Pasca tsunami Aceh saya bergabung di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh (BRR) lembaga setingkat menteri sebagai Manajer Analisa Kebijakan dari 2006 sampai 2009. Namun profesi sebagai penulis tetap saya jalani di berbagai media.

Itu sebabnya tahun 2006 saya memperoleh penghargaan "30 Tahun Kesetiaan Profesi"' dari PWI Pusat. Tahun 2013 PWI Pusat memberikan "Press Card Number One". Untuk memperjelas keberadaan profesi wartawan Dewan Pers mengeluarkan Kartu Pers Wartawan Utama.

Di sela sela kesibukan menuiis saya berkesempatan membantu Pemerintah Aceh sejak tahun 2000 sebagai Staf Ahli Gubernur, Tim Negosiasi dengan Pemerintah Pusat serta Staf Khusus Wakil Gubernur Aceh. Kini ditunjuk sebagai SC Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 7 yang akan berlangsung Agustus 2018.

Dalam dunia menulis saya bersentuhan dengan @mariska.lubis penulis terkemuka. Saya berdiskusi dengannya. Juga dengan @yarmen-dinamika (staf saya di Serambi Indonesia dan Kontras) seperti halnya juga @rismanrachman.

Begitulah semua mengalir seperti air meski agak zig zak sesuai alurnya. Sampai tua tetap jadi penulis walaupun berawal memenangi sejumlah sayembara. "Surat Seorang Mahasiswa kepada Ibuya" salah satunya yang dihargai secara nasional (1979).

Tapi awal dari itu semua adalah sebuah puisi pendek empat baris "Sepi". Namun ketika langkah selanjutnya saya tak pernah lagi sepi. Sebagai jurnalis saya mengenal Indonesia. Juga dunia.

Salam sejahtera untuk semua steemian. Perjalanan selalu tak berujung.

Banda Aceh, 24 April 2018.