Nasi Pattaya Buatan Humaira

in #indonesia7 years ago

image


Ini sudah yang ketujuh kali kami ke rumah pak siddiq. Pokoknya ada saja yang mau disampaikan , barang yang terti ggal atau kalau dulu-dulu sebelum selesai s2 masih ada alasan konsultasi thesis. Nah sekarang, masih ada juga keperluan lain. Ntah kenapa. hari itu sebuah sms masuk dari bu hamidah, calon mertuaku. Beliau meminta untuk diantar ke Keutapang. Haha, ngarep sih. Sebelumnya juga ada tiga kali panggilan tak terjawab dari pak siddiq. Ku iyakan permintaan ibunya humaira. Aku dan keluarganya pak siddiq sudah seperti keluarga. Mereka telah ku anggap sebagai ibu dan bapakku di rantau.

Jam enam belas sore aku sudah di depan pagar tinggi rumah pak siddiq. Ketinggian pagar yang mengelilingi membuat rumah tersebut terlihat gagah dan kokoh. Suasana sangat teduh. Pepohonan tumbuh rapi dan sejajar. Rerumputan turut menghiasi halaman rumah bercorak mini malos tersebut. Di depan rumah terdapat sebuah sepeda motor keluaran tahun tujuh puluhan berwarna merah. Sangat mengkilap masih. Di samping kiri, ada dua mobil mewah, Accord yang dipakai pak siddiq dan mobilio merah maraon milik humaira.

Ku ketuk pintu, seorang ibu dengan wajah ramah mempersilahkan aku masuk.
Kulangkahkan kaki pelan-pelan.
"Terima kasih sudah hadir nak, setengah jam lagi kita pergi ya. Ke rumah pakdenya Humaira. Bapak di luar kota. Humaira sebelum matahari terbenam sudah harus di rumah vivi, pihak cambridge university mau skype dengannya."

Ternyata humaira mau brangkat. Aku bagaimana. Haruskah aku melanjutkan studi atau menikah dahulu. Waaah kayaknya harus cepat-cepat nih. Mau tidak mau perasaan ini harus diungkapkan. Sebelum humaira yang brangkat. Iya, yang namanya perasaan memang sesuatu yang sangat tersembunyi. Hanya tuhan yang tahu dan pemilik perasaan tersebut.
Ku bylatkan tekat, dalam minggu ini harus sudah dapat jawaban dari humaira. Diterima tidaknya aku sudah terima. Dari pada memendam sesuatu yang tak pasti begini.

Putri bungsu pak siddiq sedang memasak di dapur. Aromanya sangat sedap. Tak kalah dari pada bau aroma masakan yang disajikan restoran-restoran di tepi jalan. Biasanya, sesekali aku menikmati aroma yang diterbangkan angin tersebut. Hanya menikmati tanpa membeli.

"Ooo ada humaira rupanya. Ga kemana-mana ira?"
"Ga kak, rencananya nanti malam ke rumahnya vivi. Ada hal sedikit" jawab humaira.
"Tunggu tiga menit ya, bloem makan kan?"
Ku lingkari telunjuk dan ibu jari mengisyaratkan ok.

Dua menit kemudian, sebungkus nasi pattaya pun terhidang diatas meja. Aku tidak menanyakan buatan siapa ini. Namun dari aroma yang tadi perasaanku kayaknya ini buatan humaira.

Sort:  

Look like amlet

Yap
But in it is fried rice

Just try to make it brother. Look for the recipe from google. Very nice

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.21
JST 0.039
BTC 97020.59
ETH 3712.85
USDT 1.00
SBD 3.89