Ketika Kita Mulai Beranjak Dewasa

Hidup hanya sebentar, tidak butuh waktu lama untuk beranjak dewasa. Padahal baru saja rasanya aku bermain, marahan, kemudian baikan lagi dengan dia sepupuku.

Kini, dia menjadi suami orang. Berbalut jas hitam, dengan tanda merah di jari-jari tangan kami antarkan ke tempat barumu. Tempat memulai kehidupan baru menjadi seorang suami dan ayah bagi anak-anakmu.

Mungkin kita tidak bisa lagi main kejar-kajaran atau mengikutimu setiap kali kau ingin pergi main dengan teman lelakimu. Kau juga tidak bisa memarahiku di setiap kali aku mengikutimu. Aku pun juga tidak mau melakukan itu lagi karena aku juga akan memulai kehidupan baru, bersama lelaki yang akan menjadi pasanganku.

Kenangan kecil kita hanya bisa dijadikan ingatan yang mungkin terulang oleh anak-anak kita nantinya. Mereka pun juga akan beranjak dewasa, sama halnya dengan kita.