Kim Jong-un dan Donald Trump Bersiap Untuk "Pertemuan Abad Ini"

in #indonesia6 years ago (edited)

SEOUL, 11 Juni (Yonhap) - Setelah menghabiskan satu malam di hotel Singapura yang berjarak hanya beberapa ratus meter, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump membuat persiapan selama 11 jam untuk pertemuan mereka yang akan diadakan besok.

Judul halaman depan dari beberapa surat kabar menggambarkan pertemuan mereka sebagai "pertemuan abad ini" yang mungkin akan membentuk kembali masa depan semenanjung dan keamanan global.

Para pemimpin tampaknya bersedia melakukan negosiasi yang berani untuk membersihkan negara komunis dari program nuklirnya dengan basis quid pro quo.

Amerika Serikat menegaskan kembali secara terbuka bahwa tidak akan bergeser pada tujuan utamanya.

"Kami tetap berkomitmen pada denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, ketika kedua belah pihak membuka konsultasi tingkat kerja di negara Asia Tenggara itu kurang dari 12 jam sebelum KTT.

Fokusnya adalah apakah Kim dan Trump akan menghasilkan terobosan berkelanjutan yang signifikan terhadap denuklirisasi, di luar retorika demi kesepakatan dan keberhasilan nyata dari pertemuan tingkat tinggi ini.

Dunia menantikan rencana aksi nyata di atas komitmen verbal atau tertulis mereka untuk melepaskan diri dari provokasi Korea Utara sebelumnya dimana mereka mengingkari kesepakatan setelah dibuat.

1AleS2X0qw4LrVgKQI1Rb3yWon3wjt3toKhAMssT.jpg

Titik penting disini adalah definisi, ruang lingkup dan metode denuklirisasi.

Amerika Serikat menginginkan proses penuh dan cepat untuk menemukan dan menghancurkan gudang senjata Korea Utara. Pihak Trump berharap untuk memulainya dengan membawa beberapa hulu ledak nuklir tersebut ke luar negeri.

Berbicara secara formal tentang "denuklirisasi Semenanjung Korea," bukan hanya Korea Utara, Pyongyang berkeinginan untuk menghilangkan atau melemahkan pengaruh militer Amerika Serikat di Korea, terutama "payung nuklir" untuk Korea Selatan.

Ini adalah kunci untuk prioritas utama Pyongyang: jaminan keamanan rezim. Mereka menginginkan perjanjian damai dan normalisasi hubungan diplomatik terlebih dahulu.

Jika Kim dan Trump berhasil mengatasi perbedaan dalam deklarasi Singapura , hal itu akan menjadi sebuah prestasi.

Ada kemungkinan konferensi pers bersama jika terjadi kompromi substantif. Kim mungkin juga akan mengadakan konferensi persnya sendiri karena ingin berusaha memperbaiki citra pribadinya sebagai seorang negarawan.

Langkah-langkah nyata yang diambil Korea Utara pada tahap awal termasuk memungkinkan inspektur IAEA untuk kembali ke kompleks nuklir Yongbyon, menempatkan ICBM dan bom nuklirnya di tangan para pejabat AS, dan menampilkan daftar fasilitas nuklir rahasia.

Amerika Serikat akan ditekan untuk menawarkan serangkaian insentif politik dan ekonomi, seperti keringanan sanksi, akhir resmi Perang Korea 1950-53, ikrar nonaggression dan pendirian kantor penghubung untuk menunjukkan ketulisan mereka.

Ketidakpercayaan yang sudah berlangsung lama merupakan penghalang utama bagi sebuah kesepakatan besar.

Agar pertemuan di Singapura menjadi sukses, Trump dan Kim "akan perlu menyepakati kerangka kerja untuk negosiasi tingkat tinggi langsung yang berkelanjutan untuk menuntaskan detail dan kerangka waktu untuk langkah-langkah aksi-untuk-tindakan yang spesifik,” ungkap Daryl Kimball, direktur dari Arms Control Association di Washington, DC

Dia menambahkan, "Dialog langsung sudah melampaui batas waktu, bersejarah, dan memiliki resiko yang tinggi."

Larry Niksch, seorang cendekiawan Amerika Serikat yang telah lama mengikuti masalah Korea Utara, menekankan pentingnya proses pemeriksaan-verifikasi untuk mencegah Korea Utara berbuat curang.

"Tampaknya bagi saya bahwa Presiden Trump harus membuat prinsip verifikasi tes awal yang besar untuk Kim Jong-un," katanya.

Kim dan Trump mungkin membuat kesepakatan tentang kerangka mekanisme denuklirisasi yang panjang dan rumit dan membiarkan negosiator tingkat kerja untuk terus menanganinya.

Kesepakatan nuklir di masa lalu bisa menjadi panduan, tetapi ada kemungkinan besar bahwa mereka akan terlibat dalam konfrontasi berbasis nol. Korea Utara menandatangani Kerangka Kesepakatan 1994 dengan Amerika Serikat, deklarasi bersama 1992 dengan Korea Selatan mengenai denuklirisasi semenanjung dan pernyataan bersama enam-pihak yang dikeluarkan pada 19 September 2005.

Trump, dikenal karena kepemimpinannya yang tidak ortodoks, tidak berkenan pada kesepakatan yang dilakukan dengan Korea Utara di bawah pemerintahan sebelumnya. Kim, yang dididik di Swiss, juga mengakui masalah realistis dari cara-cara lama yang dilaporkan selama pertemuannya dengan Pompeo di Pyongyang baru-baru ini.

Pertemuan di Singapura mungkin dimaksudkan sebagai sesi “saling mengenal satu sama lain" dengan janji yang dibuat oleh Kim dan Trump untuk bertemu lagi.

"Saya pikir hal yang paling minimum adalah hubungan. Kami akan memulai setidaknya dialog," katanya kepada wartawan, dalam perjalanannya ke Singapura setelah KTT Kelompok 7 di Kanada.

Dalam kasus skenario terburuk, Kim atau Trump akan keluar dari negosiasi atau menyatakan bahwa pertemuan tersebut gagal, dapat menyebabkan ketegangan militer yang tajam akan kembali.

Trump akan melanjutkan pembicaraan tentang tekanan maksimum dan opsi militer, dan Kim akan memulai kembali peluncuran rudal balistik, ditambah dengan ancaman perang.


*Ini adalah channel resmi dari WIKITREE, Layanan Jaringan Berita Sosial yang terletak di Seoul, Korea Selatan.

*Ikuti @wikitree-id untuk tetap up to date dengan seluruh berita mengenai Korea seperti K-pop, K-beauty, K-food, Korea Utara dan berita mengenai Korea lainnyayang disajikan oleh WIKITREE.

Sort:  

Go here https://steemit.com/@a-a-a to get your post resteemed to over 72,000 followers.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64271.38
ETH 3157.43
USDT 1.00
SBD 4.25