Akhirnya Kamu Menemukanku | PART IX

in #indonesia6 years ago

image

Sources

Genap empat jam aku menunggu Rizki datang, tapi belum ada tanda-tanda mengabariku bawah ia sudah ada di terminal penjemputan. Rasanya aku ingin menangis, tapi tak punya tenaga untuk melakukan apapun. Aku segera membuka ponsel dan mencari namanya untuk melakukan panggilan suara belum sempat aku marah, diujung sana ia mengatakan bahwa sudah tiba di area bandara. Aku hampir teriak kesenangan, tapi tak kulakukan karena malu dengan orang sekitar.

Aku segera mengambil handphone, menarik kabel charger dan bergegas keluar ruangan, sebelumnya aku ke toilet untuk menambahkan lipstik di bibirku yang pucat karena terlalu lama menunggu, dan sedikit olesan bedak tipis tentunya. Kemudian menuju dimana Rizki akan menjemputku. Kudorong troly dengan jarak yang tidak jauh sampai tiba dimana aku melihat Rizki melambaikan tangan dari dalam mobil, aku pun melambaikan tangan juga, menandakan bahwa aku melihatnya. Ia langsung turun menuju ke arahku.

"Mba Aira Annisa, kan? Ini saya grab yang dipesen tadi". Katanya sambil membawakan barang-barangku ke dalam mobil.

Aku hanya tertawa sedikit, melihatnya mencoba mencairkan suasana. Tak ingin kutanggapi lebih karena sedang tidak mood untuk bercanda. Segera kubuka pintu mobil dan naik. Kami saling diam, tak ada yang mulai membuka suara. Aku tahu sesekali ia melihatku, tapi aku hanya fokus ke depan jalan dan ponselku.

image

Sources

"Maaf" Katanya mulai memecah kesunyian. "Tadi macet banget, dan juga tadi baru ada yang gantiin jaga Kakek di rumah sakit". Lanjutnya lagi

Aku melihat kearahnya, dan ia pun melihat ke arahku. Kami saling menatap "Tapi aku tadi nunggu selama empat jam, Ki. Empat jam loh, bukan sejam. Itu waktu yang banyak terbuang, aku sendirian". Kataku padanya mencoba tetap menahan emosi agar tetap terkontrol.

"Iya, iya aku ngerti. Tadi aku sudah buru-buru juga. Tapi ya tetap saja telat. Aku benar-benar minta maaf, ini juga aku belum makan siang"

Kulihat jam ditanganku, menunjukan pukul dua sore, yang kutahu pria yang kukenal ini tidak bisa menahan lapar dan ngantuk. Kukira ia sudah melakukan yang terbaik sampai ia mampu menahannya selama ini. Kulihat bangku belakang, mengambil roti yang tadi kulempar sembarang saat sedang memasukan barang. Ku serahkan roti boy yang tadi ku beli di dalam bandara, sebenarnya ini ingin kumakan karena perutku juga belum terisi dari pagi. Tapi kurasa ia lebih membutuhkannya.

Ia melahapnya segigit dua gigit, sambil mencoba tetap fokus menyetir "Kamu mau?". Tawarnya padaku sambil menyodorkan bungkusan rotinya padaku.

Aku menggeleng, kurasa melihatnya makan sudah membuatku kenyang. Lagi pula perutku sudah mulai tidak enak, mungkin karena masuk angin atau kecapean, entahlah aku tak tahu. Sesekali aku kuihat ia mengunyah rotinya dengan lahap, ku kira ia benar kelaparan.

Salam hangat,

@sfa

image

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 58956.47
ETH 2517.89
USDT 1.00
SBD 2.48