Berlindunglah dari Permainan Politik yang Terkutuk

Sebenarnya postingan ini adalah pengingat untuk diri sendiri. Namun, jika bisa menjadi pengingat untuk teman-teman Steemian semua tentu saja saya sangat berbahagia karena postingan saya bermanfaat untuk orang lain. Bukan tanpa sebab, karena nabi bersabda nabi, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama.

Pada postingan kali ini saya akan mengulas betapa gawat dan busuknya permainan politik di negeri kita. Tingkat kegawatan dan kebusukannya sampai mengeruk nilai-nilai kebaikan pada oknumnya. Menuding orang sudah biasa. Menebar fitnah juga tak jarang terlihat. Yang lebih parah dari itu semua adalah politik di negeri kita bisa mengkafirkan orang, bahkan menjamin seseorang masuk neraka atau surga. What the...

Inilah yang kemudian melahirkan ide dari saya bahwa untuk mencari aman dan memastikan hidup tentram dan baik-baik saja, semestinya kita semua berlindung dari permainan politik yang terkutuk. Ini serius. Bukan tanpa sebab, jelang pemilu serentak 2019, suhu politik di Indonesia dan juga Aceh sangat hot alias panas. Jika salah kaprah kita pun bisa terbakar.

---

Sumber

Menjelang pemilu 2019, hampir setiap detik perkara politik muncul di lini masa media sosial. Saling lempar fitnah rasa-rasanya sudah menjadi fitrah setiap manusia jelang pesta demokrasi. Trik wala katrik muncul dengan berbagai bumbu. Mulai bumbu sosial, budaya dan tentu saja agama. Agama justeru menjadi senjata paling ampuh untuk meraup pendukung dan menebar fitnah. Yasalaaammm...

Seandainya hal tersebut tak berpengaruh signifikan dalam kehidupan kita, barangkali kita tak perlu khawatir. Kita bisa santai saja di warung kopi sambil mencari tema untuk postingan di Steemit. Tetapi ini sudah melewati batas. Isu politik yang berkibar di sosmed sangat berdampak di dunia nyata. Bahkan politik adalah tersangka utama yang membuat rusuh di tengah masyarakat.

Beberapa bulan yang lalu sebuah keributan terjadi di Facebook. Pendukung caleg A saling sindir dengan pendukung caleg B. Perang kata dan adu komentar tak terhindar. Akhirnya beberapa minggu kemudian keduanya terpaksa diseret ke kantor polisi karena adu bogem di dunia nyata. Bodoh? Tentu saja itu adalah tindakan paling bodoh yang bisa dilakukan oleh seorang manusia di era moderen.

---

Sumber

Yang bikin rusuh selanjutnya adalah, bahwa politik selalu melibatkan orang dengan jumlah banyak. Pendukung A yang berjumlah ratusan orang adu mulut dengan pendukung B yang jumlahnya dua kali lipat lebih banyak. Sebenarnya tak masalah jika yang ribut mereka-mereka saja. Lantas masalah muncul karena akibat konflik kedua kubu tersebut kekacauan juga merebak di masyarakat.

Di sinilah masalah yang bikin kita naik darah. Bahwa orang-orang sipil biasa yang tak bersentuhan dengan politik ikut merasakan hawa panas politik. Ini kurang ajar dan tak bisa dibenarkan. Jika politik sudah megganggu sampai ke kehidupan masyarakat akar rumput, maka lawan! Caranya? Usir saja semua aktor politik dan pendukungnya jika bikin rusuh. Biar mereka tahu rasa dan sadar diri.

Saya kira kita semua perlu melek politik. Bukan karena ingin kursi kekuasaan, tapi agar tak dibodoh-bodohi oleh aktor politik yang selalu merasa diri sebagai orang berpendidikan dan paling pintar. Karena tidak semua yang berpakaian rapi dan berdasi itu pintar. Kalau sudah bawaan dari lahir bodoh dan tengik, ya tetap saja begitu. Maka untuk cari aman, berlindunglah dari permainan politik yang kian hari kian terkutuk. Demikian. Semoga bermanfaat. Salam literasi.

---