Boleh Menyesal Asal Jangan Kelamaan

Dalam hidup sehari-hari kita sering kali mendengar kata menyesal, biasanya kata ini diucapkan pada saat kita mengalami perasaan bersalah terhadap sesuatu yang telah terjadi.

Source

Saya menyesal, saya berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan lagi
Saya menyesal dan akan berusaha memperbaikinya lagi dikemudian hari

Begitulah kiranya gambaran untuk melukiskan keadaan kala seseorang diliputi perasaan bersalah yang disertai penyesalan.

Kita tahu penyesalan selalu datang diakhir, kalo datang diawal itu namanya pendaftaran, ya kan?

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang kawan lama, singkat cerita kami bernostalgia dan kemudian larut dalam cerita. Maklum ya ibu-ibu kalo sudah bertemu kadang suka kalap cerita kesana kemari. Dari cerita tersebut saya bisa menarik kesimpulan yang intinya kawan saya ini menyesal karena telah menghabiskan dana puluhan juta untuk berinvestasi yaitu dengan jalan membuka bisnis kuliner yang sekarang ditekuninya. Jatuh bangun dia alami, kegagalan demi kegagalan dilaluinya.

Penyesalan itu pasti datang, mengingat kawan saya ini dulunya adalah seorang yang bisa dibilang sudah cukup mapan dengan pekerjaan dan posisi yang cukup nyaman. Tapi ternyata dia lebih memilih pensiun dini dan memutuskan untuk menjalankan bisnis dengan jalan membuka usaha.

Apa yang dilakukannya ini tentu penuh resiko, pro dan kontra tentu ada. Apalagi saat bisnisnya ternyata mengalami kegagalan dan nyaris bangkrut. Perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam membayangi kawan saya ini selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan sampai sekarang.

Apa yang dialami teman saya ini mungkin juga sudah dialami teman-teman yang memiliki bisnis. Kegagalan itu adalah hal yang wajar, namanya juga bisnis. Kalo tidak pernah gagal bagaimana kita bisa belajar.

Bukankah ada sebuah pepatah bijak yang mengatakan pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Dari kegagalan-kegagalan inilah kawan saya ini berhasil menjadikan penyesalan menjadi sebuah motivasi untuk segera mengambil sikap dan bangun dari keterpurukan.

Source

Poin penting inilah yang kemudian saya tangkap dan maknai sebagai sebuah proses. Begitulah seharusnya sikap mental seorang entrepreneur. Jangan memutuskan untuk menjadi pengusaha jika kita masih kerap dihantui perasaan takut gagal.Jangan buru-buru terjun ke dunia bisnis jika kita masih belum punya mental yang kuat.

Dunia entrepreneur itu penuh dengan resiko, kita tidak pernah bisa memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. Dan seorang entrepreneur sejati adalah dia yang berani mengambil resiko tanpa penyesalan atau mereka yang mampu keluar dari rasa penyesalan dan segera bangkit karena sadar jika semua tidak berhenti sampai disini.

Berhenti sama dengan menyerah, selama kita tidak berhenti percayalah selalu ada jalan lain menuju ke Roma

Salam Sukses,

Terima kasih kepada Curator Indonesia @aiqabrago, @levycore, dan teman-teman Komunitas Steemit indonesia atas dukungannya.