Malam dan Mie Lobster Air Tawar di Blang Karam

in #indonesia6 years ago

Untung saja @only.home mengirimkan beberapa lembar foto sewaktu kami berkunjung ke kebun Cek Ki di Blang Karam, Mukim Siem, Aceh Besar. Bersebab foto-foto itulah tulisan dapat kusetor untuk malam ini ke dinding Steemit. Terimakasih sebelum dan sesudahnya.

Aku punya teman, temanku punya kebun, di samping kebunnya ada sungai yang mengalir ke waduk di depan kebun. Itu waduk belum sepuluh tahun pun selesai, dan airnya pun terbilang tidak seimbang dengan ukuran waduk. Tapi tidak apa, setidaknya di kawasan itu sudah ada waduk untuk temanku memasang bubu atau menjala ikan sekedar untuk cukup makan.

Setelah sekian waktu aku tidak berkunjung, tiga hari lalu, tanpa rencana aku diajak oleh Rahmad, temanku yang juga akrab mengenal Cek Ki. Malam itu, selain aku, Rahmad juga mengajak Onlyhome. Sekira pukul 20.00 WIB berangkatlah kami ke Blang Karam dengan pickup Rahmad. Untuk sampai kesana menghabiskan waktu sekira 45 menit.

Setelah lika-liku jalan kami tempuh, kami pun tiba di area perbukitan yang tanpa diterangi oleh seberkas cahaya apapun. Hanya lampu mobil yang meliuk-liuk ke kiri ke kanan. Tidak berapa lama kemudian, kami pun tiba di jembatan yang baru saja di bangun. Di sebelah kanan jembatan, satu gubuk dengan cahaya lampu temaram pun terlihat di kegelapan.

Tidak sampai seratus langkah, kami sudah di sisi gubuk. Cek Ki menyambut kami tanpa banyak basa-basi. Kami pun mengambil posisi di bangku plastik yang memang sudah tersedia. Awal sekali kami makan malam yang memang sengaja kami bawa dari kota. Bersebab kata Cek Ki malam itu ia tidak menanak nasi.

Usai hajat malam itu, kami kembali duduk di samping unggun di pojok dapur. Hangatnya memadai untuk mengusir dingin malam itu.

Entah kenapa, lalu pembicaraan mengarah untuk mencari Lobster air tawar di sungai samping gubuk atau di waduk seberang jalan. Tanpa banyak kata, Rahmad dan Onlyhome pun mengambil perlengkapan, menuju sungai dan segera berburu. Sedang aku dan Cek Ki hanya duduk santai seperti malam-malam yang pernah kami lewati jauh sebelumnya.

Tidak kusangka, hanya dua puluh menit saja dua pemburu udang sudah kembali dengan hasil di tangannya. Lobster seukuran jempol berhasil mereka tangkap. Artinya rencana memasak mie dengan Lobster semakin menemukan titik terang. Tapi aku dan Cek Ki tetap masih santai di kursi plastik di sisi api unggun yang mulai meredup. Aku bangkit menambahkan kayu agar unggun tetap menyala.

Sembari aku dan Cek Ki terus ngobrol, Onlyhome giat membersihkan Lobster yang sebentar lagi akan dimasak. Di dapur, kuali pun sudah siap menunggu menu penutup untuk malam ini. Sekira pukul 21.45 WIB lewat, santapan mie dengan Lobster air tawar pun selesai dimasak, satu persatu dihidangkan ke hadapan. Karena nikmatnya, sejenak kami seperti lupa kalau kami harus segera kembali ke kota.

Jika sewaktu-waktu aku kembali ke gubuk Cek Ki, ingin sekali aku mengulang makan mie dengan Lobster air tawar hasil tangkapan di sungai samping gubuk atau di waduk seberang jalan. Semoga masa itu akan selalu ada.[]

@pieasant

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66772.03
ETH 3237.54
USDT 1.00
SBD 4.25