Mencetak Anak Juara Dengan Memberikan Konsep Positif

in #indonesia6 years ago (edited)

Setelah menikah dan memiliki anak, kehidupan saya pun ikut berubah. Tidak sama seperti kala masih lajang. Oleh karenanya saya harus bisa menyesuaikan diri sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak saya. Untuk itu saya sangat membutuhkan ilmu dan berbagai informasi tentang pengasuhan anak. Dan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu tentang pengasuhan anak, saya pun bergabung dalam sebuah kelas khusus di aplikasi WhatsApp dengan nama Kulwap Keluarga Sehati.

Hingga suatu saat saya diminta oleh admin kelas, untuk sharing tentang cara mendidik anak agar berprestasi. Terus terang saya agak bingung, apa yang harus saya bagikan. Sebenarnya, saya juga masih dalam tahap belajar untuk menjadi orangtua. Karena alasan saya masuk ke dalam grup tersebut, yaitu untuk mencari ilmu untuk mengasuh anak. Sebenarnya admin kelas memang merupakan salah satu teman di media sosial yang saya miliki. Dan sepertinya dia melihat saya beberapa kali mengunggah prestasi yang telah dicapai oleh anak-anak saya. Sehingga dia meminta saya sharing tentang mencetak anak juara.

Mencetak Anak Juara(1).jpg

Kebetulan, putri pertama saya pernah mendapatkan beberapa prestasi. Di sekolah dasar putri saya meraih juara 1 lomba cipta lagu tingkat kecamatan dan juara 2 lomba cipta lagu tingkat kabupaten.
Prestasinya tersebut akhirnya bisa digunakan untuk bisa masuk SMP terbaik di kota kami melalui jalur prestasi.

Begitu pula saat dia masuk sekolah ke jenjang berikutnya. Serupa dengan pengalaman di sekolah dasar, saat belajar di sekolah menengah pertama putri sulung saya itu, rajin mengikuti berbagai macam perlombaan. Beberapa lomba yang diikutinya antara lain Lomba pramuka, Lomba Duta Sanitasi serta Lomba Iptek dan Rekayasa.

Alhamdulillah, pada Lomba Penelitian Siswa Tingkat Nasional, anak saya dan kedua temannya berhasil meraih medali perak. Saat mengikuti perlombaan tersebut, ketiga anak perempuan itu, membuat alat untuk menyaring udara kotor dari box tempat sampah. Mereka mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang bisa bermanfaat. Dan medali yang telah diperolehnya tersebut, juga digunakan untuk masuk SMA favorit di Kota Bandung.

Juara II Bidang Sains Tingkat Nasional.jpg
Foto sudah pernah ditayangkan di www.nurulfitri.com

Jadi ketika ditanya tentang cara saya mendidik anak-anak, sebenarnya tidak jauh berbeda cara mengasuhnya dengan orang tua kebanyakan. Saya hanya berusaha menumbuhkan konsep diri yang positif pada kedua anak saya. Dengan harapan, konsep diri tersebut dapat menjadi bekal untuk masa depan mereka.

Sedangkan konsep diri yang saya terapkan yaitu membiasakan dan memberi kesempatan mereka sejak kecil, untuk mencoba hal-hal yang baru. Mengajarkan mereka untuk berani merasakan kegagalan, berani berusaha untuk mencapai keberhasilan, belajar meningkatkan rasa percaya diri, serta berani mengambil sikap yang baik dan benar.

Beberapa usaha yang kami lakukan untuk bisa mengembangkan konsep positif pada anak, yaitu:

  • Berusaha selalu dekat dengan anak. Siaga dan ada di samping anak, baik secara fisik, psikis, maupun ide/ pikiran.
  • Membacakan anak-anak dongeng/kisah inspiratif saat menjelang tidur. Kegiatan tersebut kami gunakan sebagai alat transfer nilai moral serta akhlak yang baik. Dengan cara mendongeng, anak akan menyerap transfer nilai yang baik tanpa disadari oleh mereka.
  • Sebagai orang tua kami berusaha meluangkan waktu untuk berbincang, berdiskusi dan berkomunikasi yang positif dengan disisipi stimulasi semaksimal mungkin.
  • Berusaha tidak selalu melarang dan memberikan umpan balik terhadap sikap-sikap anak dengan cara mengarahkan.
  • Kami berusaha untuk lebih fokus pada sisi positif anak dan mencoba untuk terus mengasahnya agar bisa berkembang.

Berkemah.jpg

Kami juga mengasah kepedulian anak-anak terhadap lingkungan dengan mendekatkan mereka pada alam. Saat berkemah di gunung, kami mencoba mengajarkan anak untuk mencintai alam. Belajar mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan. Anak-anak memang jadi peduli dengan lingkungan. Mereka jadi suka protes kalau melihat sampah berserakan atau ada yang membuang sampah dari dalam kendaraan. Mereka juga sering protes ketika melihat asap yang membumbung di atas pabrik.

  • Tidak lupa, sebagai orang tua kami juga berusaha menjadi contoh untuk anak-anak. Kebetulan saya lumayan sering mengikuti berbagai perlombaan. Karena saya senang menulis, maka saya pun sering mengikuti lomba menulis di blog. Alhamdulillah beberapa kali saya bisa memenangkan lomba. Hasil menang lomba yang berupa uang, barang, atau voucher belanja, sengaja saya perlihatkan pada anak-anak. Tujuannya untuk memberi mereka motivasi.

Tidak hanya memperlihatkan keberhasilan saat memenangkan sebuah perlombaan, saya juga menunjukkan ketika kalah dalam lomba. Mengajarkan pada anak-anak bahwa dalam setiap lomba, pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Jadi tidak perlu berhenti mengikuti kompetisi meskipun gagal berkali-kali.

Semua usaha yang saya lakukan hanya ingin menunjukkan pada anak-anak. Bahwa orang tua mereka tidak hanya memperhatikan prestasi akademis saja. Jika anak memang memiliki kelebihan di bidang non akademis, kenapa tidak mengasahnya hingga mereka menjadi juara di bidangnya? Karena menjadi juara itu tidak hanya bidang akademik. Bidang non akademis seperti seni dan bidang olah raga juga bisa dijadikan prestasi yang membanggakan, bukan?

Sort:  

Halo @nurulfitri, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!

Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 62379.78
ETH 3034.69
USDT 1.00
SBD 3.78