Janganlah Bertuhan dengan Uang

Dalam kehidupan berumah tangga sering kali terjadi gesekan antar suami-istri. Maksud gesekan di sini bukanlah gesekan anggota badan, tetapi gesekan benih-benih cemburu yang berdampak kepada perdebatan mulai kecil hingga besar bahkan tidak sedikit yang bercerai.

Rasa cemburu itu pasti ada jika satu sama lain saling mencintai dan menyayangi. Oleh karena hal itu lah perlu mengontrol rasa cemburu itu tidak salah dalam menempati. Perlu sebuah kejelasan dan bukti yang cukup supaya rasa cemburu itu tidak buta yang bisa menyiksa diri dan keluarga.

pixabay.com

Seperti dalam sebuah alkisah yang mungkin sudah sering anda baca di media-media sosial di mana seorang istri yang cemburu terhadap suaminya karena pada suatu hari sang istri menemukan dan melihat buku tabungan suaminya yang menarik sejumlah uang dan hanya sedikit yang di kasih untuknya. Penarikan uang itu terlihat rutin setiap bulan dengan tanggal yang sama.

Melihat kejadian seperti itu siapa saja istri mungkin akan merasa ketidakjelasan pada sang suami, jika hal ini tidak di tanyakan langsung kepada yang bersangkutan maka akan terjadi gejolak yang berefek kepada pertengkaran.

 

Perlu di ketahui oleh sang istri bahwa semua harta milik suaminya adalah milik ibunya, istri tidak boleh menggunakan uang suaminya tanpa izin dari sang suami, hanya segala keperluan dan kebutuhan sahaja yang menjadi nafkah dari sang suami. Istri tidak boleh menuntut lebih.

 

Sering terjadi dan lahirnya benih-benih pertengkaran di mulai dari uang. Karena jika sudah bertuhan dengan uang maka akan menganggap uang adalah segalanya. Orang akan dipandang karena uangnya, orang akan dihormati karena uangnya, dan lain sebagainya. Hal ini bisa dibuktikan dengan contoh yang sering terjadi di dalam bermasyarakat. Misal seorang petani atau pemulung yang mengeluarkan angin (kentut) di tengah-tengah orang banyak, bisa dipastikan petani atau pemulung tersebut akan menerima sumpah serapah yang berlebihan kepadanya. Akan tetapi, jika yang mengeluarkan angin (kentut) itu seorang saudagar atau pengusaha atau penguasa di tengah-tengah orang maka yang akan terdengar adalah bapak sakit perut atau berangin, bapak harus ke dokter atau kata-kata baik lainnya. Sangat bertolak belakang dengan yang tidak punya uang.

 

Contoh di atas bisa menjadi ukuran dari masyarakat yang bertuhan dengan uang. Mereka tidak berani melawan dengan orang-orang yang ber uang. Uang memang segalanya, tapi segalanya butuh uang.

 

Demikian postingan yang mungkin kurang berkenan untuk para pembaca. Maklum postingan tanpa arah, hanya untuk mengisi kekosongan post dalam sebuah blog.

 

Salam : @nekmudagroh

---

Posted from my blog with SteemPress : https://nekmudagroh.000webhostapp.com/2018/11/janganlah-bertuhan-dengan-uang

---