Dan Langit Pun Merekam Jejak Merah | 6

in #indonesia6 years ago

Dua bocah itu berlarian ke belakang, menuju sumur. Sejurus kemudian gemercik air terdengar tak beraturan. Keduanya saling siram sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Rambut Mai disiram pakai air, sedangkan Mai membalas menyiram badan Rudi. Keduanya basah kuyup. Dawiyah hanya menggelang-geleng kepala.

“Sudah cukup. Sekarang kemari,” teriaknya dari depan.

Kedua bocah itu berlarian, sambil tersenyum-senyum. Menunduk ke lantai. Tak berani melihat ke arah ibunya.

“Ganti baju. Besok kalau begitu lagi, Mak cubit. Tadi kan disuruh cuci tangan, kenapa cuci rambut dan baju.”

“Iya Mak.”

Mereka pun melahap nasi dan lauk yang ditanak tadi pagi. Setiap subuh Dawiyah menyiapkan makanan untuk pagi hingga siang. Sedangkan untuk makan sore, dia memasaknya ketika pulang siang hari. Setiap mau makan, nasi dan lauk itu hanya dipanaskan saja.


ayin8.jpg
“Rudi, kalau ada yang memangil namamu jangan keluar ya. Tetap duduk atau tidur di dalam rumah. Bahaya ada hantu sekarang ini, dia mencari anak-anak,” ujar Dawiyah pada Rudi dan Mai Dar.

Irwandar hanya senyum-senyum nakal melihat ibunya berbicara begitu. Dia tahu, hantu tak akan muncul di siang hari. Mungkin, ibunya hanya menakut-nakuti adiknya dan Rudi agar tetap bermain di dalam rumah.

Jika tidak begitu, maka Rudi dan Mai Dar bisa bermain di paya ujung jalan, atau bermain di pinggiran pantai. Begitu pulang, keduanya akan penuh lumpur dan ibunya susah payah membersihkan baju yang penuh lumpur itu.

“Iya, kau juga Mai. Nanti diambil hantu diba u pucok trieng leumik (ujung pohon bambu),” timpal Irwandar.


MASRIADI.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.33
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66363.68
ETH 3207.73
USDT 1.00
SBD 4.27