Memahami Pola Perilaku Konsumen Terhadap Konten di Era Internet

in #indonesia6 years ago (edited)

consumer.png

Banyak konten di jagat maya saat ini tak lepas dari peran konten kreator yang semakin hebat melahirkan karya. Tujuannya tak lain untuk bisa dinikmati oleh pelanggan, namun manusia punya keterbatasan untuk memberikan perhatian ke semua konten. Apakah itu tulisan, gambar, hingga video.

Saat ini para konsumen dunia maya lebih pemilih, ia akan memilih konten mana yang sesuai dengan seleranya. Bila Anda gagal mampu menarik konsumen, itu artinya ada selaku konten kreator gagal meyakinkan konsumen dengan karya Anda tersebut.

Pergeseran itu mulai terasa saat era internet yang menggantikan peran media cetak dan elektronik. Mungkin dahulu TV dan surat kabar jadi salah satu media informasi masyarakat. Datangnya era internet dengan berbagai media digital dan sosial media seakan mengubah kebiasaan masyarakat.

Misalnya dahulu kita ingin nonton sebuah acara, kita harus menyiapkan waktu khusus untuk menonton. Bila tidak Anda harus ketinggalan acara tersebut dan harus menunggu tayang kembali besok atau bahkan minggu depan. Belum lagi iklan sering mengganggu aktivitas Anda menonton. Untuk bisa menyaksikan acara tersebut, kita harus merelakan menyaksikan yang tidak ada hubungan dengan konten yang dipilih dan bahkan harus menyiapkan waktu khusus.

Sehubungan dengan kemajuan internet dan ponsel pintar, semua itu seakan tidak terjadi. Anda bisa memilih apa yang Anda sukai. Misalnya menyukai dunia musik, Anda bisa mengikuti semua mengenai dunia musik, menonton atau artikel tentang idola Anda. Informasi jadi lebih mudah dan bahkan merasa lebih dekat. Sedangkan yang tidak terkait tidak pernah Anda ketahui lagi.

ibox.jpg
lsource image
Perubahan perangkat media yang begitu cepat

Dahulu harus menyiapkan uang membeli majalah yang berhadiah poster idola dan menempelnya di dinding kamar. Kini tidak perlu khawatir, begitu banyak aksesnya. Bisa dengan mencari gambarnya di internet lalu dicetak dan ditempel pada dinding kamar. Semua jadi begitu praktis, termasuk keinginan konten para konsumen.

Saat ini konsumen lebih pemilih dan selektif, ia tidak harus tahu semuanya tapi ia akan tahu apa yang paling sesuai dengan minat dan kegemarannya. Pergeseran TV sangat terasa (walaupun ada berbayar), mereka kalah dengan Youtube, Twitch, dan Netlix. Itu karena acaranya yang dihadirkan lebih murah dan pastinya sesuai dengan pencarian kata kunci Anda.

Sifat ini yang kemudian membuat konsumen rela menghabiskan banyak waktu dan bahkan uang dengan konten yang ia inginkan. Misalnya saja seperti ini, saya yang sangat menyukai seorang musisi akan dengan mudah mendapatkan segala akses tentang ia, mulai dari konser, video klip dan sebagainya.

Itu jelas menguras banyak waktu, namun pada bidang tertentu Anda rela mendobrak batas-batas sesuatu yang gratis tersebut jadi berbayar. Bisa saja itu dari Sportify, Joox, Apple Music atau bahkan Dezzer. Saat itulah Anda tidak mendapatkan sesuatu yang gratis lagi tapi ekslusif yang berbayar.

Nah... saat ini ada dua mode yang berkembang dalam konsumen digital. Mereka punya cara berbeda dalam mengonsumsi konten. Apa sajakah itu, berikut ulasannya.

Model Lean-Forward

Model ini adalah cara setiap atau sekelompok konsumen dalam menikmati konten secara serius. Anda akan menangkap segala informasi tersebut dengan fokus dan serius. Tak hanya itu saja, para konten kreator juga menggunakan model Lean-Forward pada targetnya.

the-future-of-tv-7-638.jpg
source picture

Model seperti ini biasa terjadi saat seseorang sedang membaca berita, mendapatkan sejumlah informasi, proses belanja online, transaksi, hingga mengeksplorasikan ide. Memang model ini terlihat kaku dan bahkan tak jarang pengguna harus serius dalam melakukannya. Bila tidak, ia harus kehilangan informasi, gagal proses transaksi sampai dengan gagal menelurkan ide.

Model Lean-Back

Model selanjutnya dari pola perilaku konsumen adalah mendapatkan dan menikmati informasi secara santai. Anda tidak perlu terlalu serius atau bahkan tegang, namun bisa secara santai atau bahkan rebahan di sofa sambil menikmati cemilan.

Pada proses ini sering sekali saat Anda menyaksikan layar TV, karena sifatnya konten yang diberikan kadang tidak sesuai atau bahkan Anda punya banyak waktu yang rela dihabiskan dengan sesuatu yang tidak diperlukan.

inboundmarketing_lean_back_lean_forward-1040x500.jpg
Perbedaan dari Lean-forward dan Lean-back

Ini yang membuat Model Lean-back tidak terlalu dilirik di internet. Kecuali merela yang punya waktu lebih, misalnya saja seseorang yang punya kouta tengah malam tanpa batas. Ia tidak ingin rugi, akhirnya akan menonton semua video, membuka semua link secara random atau bahkan mendownload apa yang tak perlu. Tujuan utama agar esok pagi kouta itu habis.

Kesimpulan

Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan secara menyuruh bahwa para konsumen sangat menginginkan konten yang bersifat Lean-Forward. Konten model ini pasti akan ia pilih dibandingkan konten yang bersifat Lean-Back.

Bagi konten kreator harus pintar meramu sebuah ide segar yang mampu menarik konsumennya. Bila konten yang dihadirkan berbentuk Lean-Back pastinya jadi prioritas ke sekian atau bahkan diabaikan.

Memang banyak faktor yang membuat konten tersebut menarik, misalnya di bidang kepenulisan konten. Pemilihan judul, gambar yang baik, pengguna kata yang runtun dan mudah dimengerti hingga menghadirkan sesuatu yang baru serta unik. Jelas konten seperti ini jadi rebutan pembaca. Bila gagal memberikan kejutan, pasti akan dilewatkan saja.

Selaku konten kreator termasuk salah satunya di Steemit, para kreator harus memperhatikan pola perubahan perilaku dari konsumen. Ciptakan konten yang relevan dan tepat sesuai kehendak konsumen, bukan sesuatu yang terlihat biasa-biasa saja, namun luar biasa sesuai dengan bidang kemampuan Anda.

vector-artistic-content-creator-icons.jpg
Saatnya jadi kreator handal

Bila Anda berhasil, pastinya konsumen akan sangat akrab dan menggemari konten Anda. Itu artinya Anda memenangkan perhatian konsumen di tengah lautan konten lainnya. Siapakah Anda, ayo dipraktekkan secara seksama.

Semoga saja postingan ini memberikan inspirasi untuk Anda selaku konten kreator. Silakan komentarnya.

Have a Nice Day

FollowUpvote Resteem.png

Sort:  

Misalnya dahulu kita ingin nonton sebuah acara, kita harus menyiapkan waktu khusus untuk menonton. Bila tidak Anda harus ketinggalan acara tersebut dan harus menunggu tayang kembali besok atau bahkan minggu depan

MEmbaca paragraf itu ternyata kita harus bersyukur bisa menikmati hidup di zaman ini.
Dan tentunya benar saatnya untuk menjadi kreator handal itu adalah saat ini.

Terima kasih bang @iqbalsweden telah berbagi ilmu. Semoga ini menjadi satu inspirasi lagi untuk saya khususnya untuk terus berkarya

Iya.. Seorang konten kreator handal pasti melihat ini sebagai peluang besar. Menghadirkan konten yg bersifat lean-forward yang mampu menarik perhatian di tengah kerumunan konten serupa. Unik dan kreatif pasti jadi kelebihan.

Butuh kecermatan untuk menghadirkan konten yang diminati. Postingan yang mencerahkan....

Cermat memilih konten yang diminati konsumen dan tahu arah keinginan konsumen jadi kunci postingan mampu menarik perhatian. Konsep ini yang digunakan oleh media atau blogger handal mencari reputasi di internet.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 58927.54
ETH 2514.69
USDT 1.00
SBD 2.48