Bunga Belimbing Wuluh di kebun, menohok jantung dengan keindahan sederhananya

Saya seperti orang kehilangan ide saat akan menulis di Steemit, dalam bahasa Inggris. Seolah-olah mesin "penyunting" sedang bekerja dengan maksimal dilengkapi teriakan,

Tulislah setelah kau THINK, Cici!

Argghh.. sudah lama benar rasanya Saya tidak peduli pada singkatan itu.
T untuk True/benar nggak niyh?
H untuk Helpful/bermanfaat nggak?
I untuk Important/informasinya penting nggak?
N untuk Necessary/perlu ditulis atau dibaca nggak?
K untuk Kind/baik nggak untuk dijadikan inspirasi atau isinya bikin masalah nggak?

Saya menemukan definisi itu bertahun lampau di facebook, ketika orang-orang menulis status yang bikin kacau diskusi, perang komentar terkait idiologi yang diyakini dan sebagainya hingga ada yang awalnya berteman baik di dunia nyata, saling bermusuhan hanya karena status yang dituliskan.

Saat itu, Saya begitu tidak peduli dengan komentar atau pendapat orang, susah menerima perbedaan dan sangat egois. Saya block orang-orang yang berdebat tentang status yang saya tulis😊 tidak jarang Saya bisa langsung menunjuk hidung disertai kalimat-kalimat yang melecehkan kemanusiaannya.

Kok Bisa?

Saya merasa paling tahu sekaligus mati-matian menyembunyikan kekeliruan yang Saya buat. Padahal ber-media sosial bukan perkara baru saat Saya bergabung di facebook. Alhamdulillah, saat Saya membaca "THINK", Saya mengubah semua kebiasaan buruk itu dan berupaya untuk menulis apabila salah satu dari 5 syarat dalam THINK terpenuhi.

Awal bergabung di Steemit, Saya kerap mendahulukan THINK sebelum menekan "post" untuk setiap tulisan, namun belakangan sering acuh dan sepele anggap. Meskipun tidak ada yang berakibat fatal bagi pembaca, namun alam bawah sadar menolak perilaku tidak baik itu berkuasa lagi.

seperti halnya waktu yang berubah, sikap dan pandangan seseorang pun bisa berubah

Di masa usia 20-an, setiap kali ada kesempatan berfoto bersama teman, sendiri dan keluarga, Saya jarang sekali mau terlibat dalam frame. Bila pun terlibat, Saya akan berekspresi murung, kejam atau konyol😂😂😂.

yang ini ekspresi sombong sepertinya😆

Seiring waktu, Saya tidak bisa mempertahankan kebiasaan itu, karena Saya akhirnya menyadari betapa tidak menyenangkan bagi orang-orang yang bersama saya dalam potret itu melihat kemurungan yang kerap saya tunjukkan, sedangkan suasana saat itu sangat bahagia.

siapa yang tidak senang saat bertemu teman lama dan mengenang masa-masa jadi aktifis dulu?

Saya mulai lebih banyak tersenyum saat melihat ke Kamera😊 senyum lebih baik daripada TELANJANG😂😂. Setidaknya saat orang bersama kita melihatnya, mereka yakin bahwa kita baik-baik saja setelah bertahun-tahun tak berjumpa.

Menulis tentang kebenaran atau Menulis yang benar?

Kawan, engkau tidak boleh dihakimi hanya karena menuliskan isi pikiran dan hatimu. Tentu saja dengan syarat, yang engkau sampaikan adalah fakta, kebenaran yang tidak diragukan lagi. Tidak perlu untuk orang lain, namun perlu untuk membebaskanmu dari pikiranmu sendiri. Seperti yang pernah dibagikan oleh teman saya @bookrak, saat dia mengikuti kelas menulis yang diisi penulis novel "kura-kura berjanggut" si @marabunta.

Menulis itu ibarat mengeluarkan kecoak dari pikiran kita.

Setuju tidak setuju, bukan sesuatu yang perlu didebat. Mereka pakai istilah "kecoak", beberapa akan menyebutnya "permata berlian"😊 Saya tidak punya istilah😄 Menulis ya Menulis saja, terapi terbaik untuk mengendalikan emosi jiwa dan berbagi pengetahuan.

Ooppss... tulisan ini bukan tentang cara menulis yang baik di Steemit😉

Saya malah sudah lama lupa cara "Menulis yang benar" sesuai kursus menulis untuk jurnalis pemula bertahun lampau, apalagi pelajaran "mengarang" saat SD-SMA puluhan tahun lalu😂😂😂

Yang selalu Saya ingat hanya hasil diskusi sengit dengan mantan tunangan Saya.

setiap kata yang kau tulis dan sampaikan, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya!

ini mantan tunangan saya😊

Salah satu bentuk "tanggung jawab" usai menulis dan mempublikasikannya adalah membalas komentar dengan komentar, bukan dengan "like/upvote" saja. Itu juga kalau ada komentar😂😂😂 tapi kalau tidak ada, ya santai aja kalee.. nggak usah komentarin sendiri😅😆.
Kalau sudah berkomentar tapi nggak ditanggapi? Oohhh... mari anggap itu postingan Bot😂😂😂. Ngobrol sama bots kan nggak dilarang!

Katakan yang baik atau lebih baik diam.

Sering kita baca dan dengar itu kan? Tapi karena kita manusia, dilengkapi dengan alat tercanggih dan paling rumit di muka bumi dan langit yaitu "otak/brain/mind", maka wajar saja bila kita tidak mampu menahan diri untuk diam atau berkata-kata😊, itu keistimewaan manusia yang tak dimiliki makhluk lain (belum ada hasil penelitian tentang otak/mind setan,jin dan malaikat kan?). Naaahhh... sebagai bentuk tanggung jawab atas karunia itu, maka "Think" jadi penting diterapkan. Itu menurut Saya😊 Kawans silakan berpandangan beda, Saya tidak punya hak menghakimi isi pikiranmu😊.

Baiklah, sebelum menyimpang dari kebenaran, Saya padai disini saja😉

Terima Kasih sudah berkunjung😉