Antar PKA, Steemit dan Anjloknya SBD

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 berakhir sudah. Selama PKA berlangsung banyak teman-teman steemian yang menulis berbagai pernik pernik dari even empat tahunan tersebut.

Banyak cerita yang terlahir dari ajang PKA tersebut. Banyak ragam yang mampu di eksplorasi kawan-kawan steemian menjadi ide segar yang kemudian diolah jadi kata dalam rangkaian kalimat hingga menjadi tulisan menarik.

Mungkin mulai besok, cerita akan budaya, adat istiadat, tradisi, dan segala yang berbau dengan khazanah leluhur ke Acehan akan hilang juga, dari ide segar kita untuk mengisi konten dalam berselancar di lautan steemit ini.
Kemampuan dan kemauan kita mengeksplorasi ragam budaya akan meredup seiring menghilangnya even budaya itu sendiri. Dan kitapun akan larut kembali dengan konten monoton bahkan kehilangan ide cemerlang untuk menulis.

Belum lagi cerita sedih dengan anjloknya nilai SBD dalam pekan-pekan terakhir ini. Tentu ini juga bisa menghilangkan semangat untuk terus berkarya. Seakan apa yang dilakukan menjadi satu ke sia-sia an. Terlebih bagi mereka yang niatan menulis di steemit hanya semata-mata demi satu kata "fulus".

Meskipun itu tidak berlaku bagi semua steemian, namun dari yang saya amati dalam beberapa minggu terakhir, ada teman yang seakan sudah menghilang dari lautan belantika dunia steemit ini.

Memang tak bisa dipungkiri, niat seseorang untuk melakukan sesuatu itu tergantung apa yang menjadi motivasinya. Jika ia termotivasi hanya berharap pada satu nilai materi, maka saat itu juga bila niat tersebut tak tercapai maka ia akan mundur secara teratur.

Padahal, jika ditelusuri lebih dalam lagi, apa yang terjadi saat ini adalah proses dan seleksi alam. Siapa yang tak mampu akan tergilas dan tertinggal jauh nantinya. Dan bagi siapapun yang bertahan serta tetap optimis, suatu saat akan meraih keberhasilan dan kesuksesan dari satu proses.

Nah.. Para steemian saat kita berada dipersimpangan jalan seperti ini, tinggal kita menentukan pilihan. Apakah kita berputar ke kiri, ke kanan atau tetap melaju lurus dengan kepastian atau juga kita balik arah. Asal jangan berhenti di tengah jalan saja, sebab bisa digilas oleh kenderaan lain yang ingin melaju atau menghambat laju lalu lalang orang lain.

Tinggal kita menentukan pilihan. Namun, saran saya, Jikapun harus berhenti, menepilah dipinggir jalan. Istirahat sejenak, jangan memaksa diri tetap berjalan. Berhenti sejenak, sambik istirahat, sebelum nantinya membentukan pilihan untuk kembali menyelam di lautan steemit bersama plankton, ikan-ikan kecil dan besar bahkan bersama para paus.

Sebab, apapun yang kita jalani saat ini adalah proses dan jika itu dilakukan dengan keyakinan suatu saat kita akan merasa indahnya samudera luas kehidupan steemit ini. Atau dengan meminjam istilah yang kadung pupuler: 'Semuanya akan Indah pada Waktunya".

Bagaimana teman-teman steemian? Tanyak pada diri kita masing-masing, Siapa Kita...!!!

Sp Surabaya, 16 Agustus 2018
@catataniranda