Psychological Pressure to Sell a House: Memories that Never Collapse (Bilingual)

in #indonesia5 years ago

A house has a long history for someone or for a family. Many bitter and sweet histories are not easily forgotten. For some families, there is death and birth in a house. The struggle to build a house for some people is also full of stories of grief and tears. It's not wrong to say that every house has a story.

The experience of someone buying a house in Jakarta, say for IDR 2 billion, would be a reflection of us together. The family was having a problem with the bank because the house was used as collateral for loans. They have been unable to arrange loans and houses in the process of confiscating banks to be auctioned, certainly far below the market price. Therefore, the family chased the time to sell the house and part of it was used to close the bank bill. If you still have problems with the bank, of course you will also have problems in selling the house because the letter is still in the hands of the bank.

Finally, the homeowner has a deal with Rp2 billion. However, when meeting potential buyers, the wife of the homeowner suddenly hysterical. She objected to releasing the house for Rp2 billion. "If not for the price of IDR 3 billion, I won't be," she said loudly. Even though the buyer has reminded the initial price that has been complied with, she still insists. She did not care that there was a very big difference between the price they had originally agreed on and the price that somehow came from.

They broke up without agreement. Until a week later, the madam called a prospective buyer and spoke softly. First, he apologized for being rude, a week ago. "I am suddenly emotional, sir. Please understand me, we built the house bloody since the first year of our marriage. Our children were born there. My Mom died there. Many memories that are hard to forget."

For story short, she asked to meet with prospective buyers. Thankfully, the prospective buyer did not take advantage of the situation. If he sells expensive does not meet, homeowners must be difficult to get new buyers. When the house is auctioned off by the bank, the price can be reduced by 50 percent. Because she didn't want to lose money, the madam let herself lose her shame. When reunited with prospective buyers, her husband no longer participated. The madam was only accompanied by her daughter.

Up to the notary, the madam is still unable to hide her sadness. Various past events alternately haunt her mind. The closer to the key surrender day, the stronger the memory haunts him.

In the end, she must accept the situation and kick sentiment and try to think rationally. The house can change ownership. The house can be demolished by the new owner and rebuild it more elegantly. However, all the stories that have ever been held remain eternal in the memories of the previous owner. []

Image source: 1, 2, 3, 4, 5, 6

*INDONESIA*

Tekanan Psikologi Menjual Rumah: Kenangan yang tak Pernah Rubuh

Sebuah rumah memiliki sejarah panjang bagi seseorang atau bagi keluarga. Banyak sejarah pahit dan manis yang tidak mudah dilupakan begitu saja. Bagi sebagian keluarga, ada kematian dan kelahiran di sebuah rumah. Perjuangan membangun rumah bagi sebagian orang juga penuh dengan cerita tawa duka dan air mata. Tidak salah bila disebutkan setiap rumah memiliki kisah.

Pengalaman seseorang membeli rumah di Jakarta, katakanlah seharga Rp2 miliar, kiranya bisa menjadi renungan kita bersama. Keluarga itu sedang bermasalah dengan bank karena rumah itu dijadikan agunan pinjaman. Mereka sudah tidak mampu mengansur pinjaman dan rumah itu dalam proses penyitaan bank untuk dilelang, tentunya jauh di bawah harga pasar. Karenanya, keluarga itu berkejaran dengan waktu untuk menjual rumah tersebut dan sebagian digunakan nuntuk menutup tagihan bank. Jika masih bermasalah dengan bank, tentunya akan bermasalah juga dalam penjualan rumah tersebut karena surat masih berada di tangan bank.

Akhirnya, pemilik rumah sudah deal dengan Rp2 miliar. Namun, ketika berjumpa dengan calon pembeli, istri pemilik rumah tiba-tiba histeris. Dia keberatan melepaskan rumah dengan harga Rp2 miliar. “Kalau tidak dengan harga Rp3 miliar, saya tidak jadi,” katanya dengan suara keras. Meski pembeli sudah mengingatkan harga awal yang sudah disepati, dia tetap bersikeras. Dia tidak peduli bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara harga yang semula sudah mereka sepakati dengan harga yang entah muncul dari mana.

Mereka bubar tanpa kata sepakat. Sampai seminggu kemudian, ibu tersebut menelepon calon pembeli dan bicara denga suara lembut. Pertama, dia minta maaf karena bersikap kasar, sepekan lalu. “Saya tiba-tiba emosi, Pak. Mohon mengerti, rumah itu kami bangun dengan berdarah-darah sejak tahun pertama perkawinan kami. Anak-anak kami lahir di situ. Ibu saya meninggal di situ. Banyak kenangan yang sulit dilupakan.”

Singkat cerita, ia meminta bertemu dengan calon pembeli. Syukurlah, calon pembeli itu tidak memanfaatkan situasi. Seandainya ia jual mahal tidak bertemu, pemilik rumah pasti sulit mendapatkan pembeli baru. Ketika rumah itu dilelang bank, harganya bisa berkurang 50 persen. Karena tidak ingin kehilangan uang, ibu itu merelakan dirinya kehilangan rasa malu. Ketika bertemu kembali dengan calon pembeli, suaminya tidak lagi ikut serta. Ibu itu hanya ditemani seorang anaknya.

Sampai ke notaris, Ibu itu masih tidak mampu menyembunyikan kesedihannya. Berbagai peristiwa masa lalu silih berganti menghantui pikirannya. Semakin dekat dengan hari penyerahan kunci, semakin kuat kenangan itu menghantui dirinya.

Pada akhirnya, dia harus menerima situasi itu dan menendang sentimental dan berusaha berpikir rasional. Rumah itu bisa berganti kepemilikan. Rumah itu boleh dirubuhkan oleh pemilik baru dan membangun kembali dengan lebih mentereng. Namun, semua kisah yang pernah terjalin tetap abadi dalam kenangan pemilik sebelumnya.

Sort:  

Kisah nyata salah satu nasabah bank xxxx kayaknya nih... Sangat emosional sekali. Mantap brader

Story yang sangat mengharukan. Mungkin ya seperti itulah faktanya melupakan sebuah kenangan tidaklah bisa kita lakukan dengan serta-merta, apalagi semua kenangan itu kita dapatkan dengan pengorbanan. Selamat pagi, sukses selalu dan salam takzim bg @aiqabrago

Rumahku istanaku.. Walaupun rumahku terbuat dari kayu. 😁

Ini menjadi renungan buat kita, rumah adalah sebaik-baik tempat tinggal. Meski ia sederhana, tapi disitu banyak kenangan yang akan selalu kita ingat, dan membekas di pikiran, postingan ini menginspirasi sekali. "Rumahku istanaku."

Sukses selalu bang @aiqabrago

Pagi pagi bendungan jebol 😢😢 gara gara baca ini, sakit sekali, aku sangat merasakannya karena aku pernah ada di posisi itu.

Posted using Partiko Android

Ada pembelajaran dan hikmah yg harus bisa kita petik dibalik cerita ini

Posted using Partiko Android

kisah yang mengharukan bercampur pilu

Benar sekali Bang @aiqabrago
Rumah memiliki arti tersendiri di hati semua orang. Bahkan, kita pun tak bisa nyenyak, jika tidak tidur di rumah & kamar sendiri

Salam KSI dari Taiwan!

Bang tolong lihat postingan saya sekali kali.
Maklum rakyat kecil.

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.039
BTC 70223.87
ETH 3561.28
USDT 1.00
SBD 4.73