Keeping the Friendship (Bilingual)

WISE  man said, true friends are seen in failure and distress. When failure comes, true friends remain loyal to accompany, embrace, give strength. If when a failure comes and a friend goes, it's not his friend's name.

The quality of friendship also requires an exam as well as love. Failure and adversity include a test for friendship sincerity. If you meet a friend who is diligent in contacting you, the king meets, but when you fail, the whole habit is not done again, chances are he is not a true friend.

However, do not rush to decide that. Because there could be other reasons that you don't know. Mistakes decide to damage friendship.

A friendly relationship has ups and downs. When you are successful, at the peak of success, everyone will claim to be friends. But it's just pretense, not a real face. As Oscar Wilde reminded; **A true friend stabs you from the front.** That is, a friend dares to remind us when wrong, not silence when making mistakes, or vilify yourself behind to others.

The course of friendship is full of dynamics. But there is no true friend to destroy friendship in any interest, let alone just a matter of failure and success. In situations of failure or success, friends stay on the side.

Friends are where we pour out everything, including secrets that we cannot tell others. Imagine if the friendship is cracked, then the secret on the friend's chest is at stake. Nothing is more painful than a treacherous friend.

*****

Image source: 1, 2, 3, 4

*INDONESIA*

Memupuk Persahabatan

KATA orang bijak, sahabat sejati itu terlihat dalam kegagalan dan kesusahan. Ketika kegagalan datang, sahabat sejati tetap setia mendampingi, merangkul, memberi kekuatan. Kalau ketika kegagalan datang dan sahabat pergi, itu bukan sahabat namanya.

Kualitas persahabatan juga butuh ujian sebagaimana cinta. Kegagalan dan keterpurukan termasuk ujian bagi ketulusan persahabatan. Kalau kamu menjumpai seorang kawan yang rajin menghubungimu, raja bertemu, tapi ketika kamu gagal ia seluruh kebiasaan itu tidak dilakukan lagi, besar kemungkinan ia bukan sahabat sejati.

Namun, jangan pula buru-buru memutuskan demikian. Sebab bisa jadi ada alasan lain yang tidak kamu ketahui. Kekeliruan memutuskan bisa merusak persahabatan.

Sebuah hubungan persahabatan ada pasang surutnya. Ketika sedang jaya, berada di puncak sukses, semua orang akan mengaku sebagai sahabat. Tapi itu hanya kepura-puraan, bukan wajah asli. Seperti yang diingatkan Oscar Wilde; **Sahabat sejati menusukmu dari depan.**  Maksudnya, seorang sahabat berani mengingatkan kita ketika salah, bukan mendiamkan ketika berbuat kesalahan, atau menjelekkan dirimu di belakang kepada orang lain.

Jalannya persahabatan memang penuh dinamika. Tapi sahabat sejati tidak ada merusak persahabatan demi kepentingan apa pun,apalagi sekadar masalah gagal dan sukses. Dalam situasi gagal atau sukses, sahabat tetap berada di samping.

Sahabat adalah tempat kita mencurahkan semuanya, termasuk rahasia yang tidak mungkin kita ceritakan kepada orang lain.  Bayangkan kalau kemudian persahabatan itu retak, maka rahasia di dada sahabat menjadi taruhannya. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada sahabat yang berkhianat.

*****