BELAJAR TUNTUTAN HIDUP

Assalamualaikum sahabat steemit . kali ini saya akan ngepost tugas dari dosen saya @ayijufridar tentang penulisan feature dan apabila ada kekurangan mohon saran dan kritik dari kawan-kawan semua.
Wanita yang duduk terpekur itu berusia dua puluhan,rambutnya yang terurai panjang menutupi punggungnya, tatapannya yang kosong selalu saja menerawang atap-atap rumah yang kian hari kian lapuk dimakan usia dan ini satu-satunya rumah yang di tinggalkan sang sosok ayah sewaktu masih hidup. Hari berganti hari wanita itu masih saja duduk termenung didepan bangunan tua itu. Pikirannya selalu saja terlintas rasa tak percaya bahwa sekarang kau tak bersamaku lagi, sosok yang sangat ku hormati, ku sayangi dan selalu ku kagumi kini telah pergi meninggalkan keluarganya, namun apa hendak dikata takdir berkata lain, sosok yang di kaguminya sudah tidak ada lagi didunia ini. Setelah kepergian Ayahnya beberapa tahun yang lalu, kini penderitaan dan kegelisahan yang dirasakannya semakin membara. Wanita itu sebut saja Ayu, gadis yang hanya mampu sekolah di tingkat SMA, itu pun hasil keringatnya sendiri sebagai tukang jahit pakaian dari orang-orang di sekitarnya. Ayu ini anak sulung dari 5 bersaudara , dan semuanya cewek . Kempat adiknya itu saja sekolah di tingkat SD dan tingkat SMP. Biaya yang dikeluarkannya setiap pagi itu bukan hal yang mudah di dapatkan apalagi bagi seorang cewek, tapi untunglah sekarang sudah ada biaya untuk anak yatim di seluruh penjuru tanah air. Walaupun sudah ada biaya tersebut, namun kebutuhannya belum tercukupi, apalagi sekarang harga sembako semakin melambung, belum lagi biaya sekolah yang semakin mahal. Pagi yang begitu dingin, suara ayam berkuruyuk terdengar kesana-kemari . Ibunya Ayu yang bekerja sebagai petani kadang-kadang pergi ke sawah untuk mencukupi kebutuhan hidup nya, dan kadang-kadang hanya duduk berpangku tangan menyaksikan orang yang lewat di depan rumahnya.Teringat akan masa lalu dia hanya berdiam diri di rumah mengurus rumah tangga dan anak-anaknya yang masih kecil tanpa harus membanting tulang untuk mencari nafkah kesana-kesini.keringat yang bercucuran di dahinya tidak mematahkan semangat untuk selalu bekerja, dan dia selalu tersenyum disaat orang-orang yang lewat menyapa nya. Ayu yang bekerja sebagai tukang jahit kadang-kadang hanya mendapat upah perhari hanya berkisar lebih kurang empat puluh ribu. Mesin jahit yang digunakan itu merupakan hadiah dari ayahnya sebagai bekal nantinya jikalau ayahnya tiada lagi. Disamping tugasnya sebagai tukang jahit Ayu ini mempunyai pekerjaan lain yaitu sebagai buruh cuci di salah satu rumah yang bisa di bilang kayalah, karena selain rumahnya besar dan bertingkat dia juga seorang dokter spesialis gigi. Ayu yang bekerja sebagai buruh cuci biasanya hanya mencuci pakaian dari jam delapan pagi sampai jam dua belas siang. Dan cuciannya selalu diantar kerumahnya setiap berselang satu hari dan pakaian yang di cucinya itu bukan hal yang sedikit, hanya cewek-cewek tangguh yang mampu mengerjakannya. Menurut pengakuan Ayu ini sendiri biasanya dalam satu bulan itu, ia mencuci pakaian lima belas kali atau lebih, dan biasanya upah yang di berikan per bulan itu berkisar tiga ratus ribu rupiah. Dan kalau kita lihat sekarang ini perkembangan zaman yang semakin canggih uang tiga ratus itu tiada artinya hanya sekejap saja bisa lenyap, lalu bagaimana dengan kisah Ayu ini yang pekerjaannya selalu itu-itu aja yang dikerjakan nya, dan dengan pendapatannya yang sedikit. Matahari mulai terbenam, kicoan burung mulai tidak terdengar lagi, suara azan terdengar dimana-mana menandakan malam sudah tiba. Terkadang kesempurnaan dirasakan dengan ketulusan dan keikhlasan menerima apa adanya dan apabila kehilangan orang yang kita sayangi adalah tempat kita belajar untuk kuat tanpa dirinya.Dan kita selalu bersyukur apabila ada orang yang kita sayang di samping kita.