Welcome to the Jungle Digiwriter (Penulis Era Digital)

in #howto6 years ago (edited)

Diakui tidak diakui, era sekarang adalah era revolusi teknologi informasi dan internet. Pengaruh globalisasi telah menembus batas sekat wilayah maupun negara. Sebagai gambaran, jumlah pengguna internet di seluruh dunia telah meningkat secara drastis. Menurut data yang dirilis oleh We Are Social pada Juni 2017, jumlah pengguna internet dunia menyentuh angka 3,811 miliar pengguna dengan penetrasi 51 persen dari total populasi di dunia.

digiwriter.png
Sumber 1
Sumber 2

Demikian halnya, jumlah pengguna internet di Indonesia kian hari semakin meningkat. Menurut hasil survei APJI (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2016, jumlah pengguna internet Indonesia menyentuh angka 132,7 juta jiwa dengan penetrasi 51 persen dari total penduduk Indonesia.

Semakin luasnya dan mudahnya masyarakat dalam mengakses internet tentunya berdampak besar dan memengaruhi banyak faktor. Bukan saja di bidang e-government, e-commerce, dan e-payment. Internet memiliki dampak besar terhadap cara dan gaya hidup (life style) masyarakat, seperti cara berbelanja, bersosialisasi, dan menggali informasi. Tren ini tentunya berdampak pula dengan cara dan gaya membaca buku.

Dulu aktivitas membaca hanya melalui buku cetak, koran, atau majalah, tetapi sekarang mulai beralih ke platform digital. Tren penurunan percetakan buku setiap tahunnya juga bisa dilihat dari data sebagaimana dilansir 2017 oleh Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), minat terhadap bahan bacaan yang merupakan core bisnis industri grafika di masa sebelumnya mulai tergantikan oleh smartphone di era digitalisasi.

Setidaknya, beralihnya tren buku/tulisan cetak ke platform digital, menuntut para penulis untuk mengubah pola alur penulisannya. Sebagai gambaran, Steemian bisa melihat gambar berikut ini.

digiwriter-2.png

Gambar di atas menunjukan pola alur penulisan, bila dulu menulis diawali dengan ide, pengumpulan data, menulis, editing, kirim naskah, terbit, sekarang pola ini berubah. Menulis diawali dengan riset terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan ide, pengumpulan data , menulis, editing, kirim naskah, dan terbit.

Riset sebagai langkah awal dalam penulisan sangatlah penting karena harus dimafhumi secara umum pihak penerbit tentunya tidak mau rugi ketika naskah kita diterbitkan sehingga penulis yang cerdas harus bisa membaca kondisi pangsa pembaca jauh sebelum menulis, terkecuali bagi penulis idealis, penulis freelance atau memang Steemian mau menerbitkan bukunya sendiri (self publishing).

Pola yang sama digunakan juga untuk tulisan-tulisan pendek seperti berita, opini, feature, dsb. agar tulisan Steemian dikerubungi pembaca, langkah pertama yang harus dilakukan adalah riset.

Nah, tentu sobat Steemian akan bertanya bagaimana sih cara riset tulisan yang tepat? Mengenai hal ini, penulis akan kupas di tulisan-tulisan selanjutnya, mohon bersabar ya. Akhir kata, penulis ingin mengucapakan “Welcome to the jungle, Digiwriter (Penulis Era Digital), let's play the game!”.

Semoga bermanfaat.

@adrienoor.jpg
logo steemit bandung.jpg

Sort:  

Setju sekali Bah, @adrienoor.
Sekarang memang zamannya digitalwriting.
Awalnya, Majalah TIMedia terbit cetak. namun seiring bergulirnya waktu pembaca di madia cetak sangat berkurang, sehingga redaksi berganti ke via online.

Ditunggu kupasan untuk melakukan riset pangsa pasar untuk tulisannya ya, Bah😊

Ia Mbak @ettydiallova zaman dah berubah, penulis jangan sampai ketinggalan zaman. Kupasan tentang riset tulisan, nanti abah kupas ya. Xi xie sudah berkunjung :)

Bener Bah. Dalam proses penulisan, risetnya yang memakan waktu paling lama. Semakin bagus kualitas riset kita, semakin masuk logika, tulisan yang kita buat.
Ditunggu Bah postingan selanjutnya

Yups! Betul Teh @cicisw riset sangat penting, banyak penulis yang mengabaikan/tidak tahu tentang hal ini padahal, di era sekarang, riset merupakan suatu proses menganalisis niche yang sedang in. Ditunggu ya nanti tanggal mainnya tentang kupasan riset ide tulisannya ya :)

Menulis di blog juga self pubilishing kan? Tak perlu kertas lagi. Hehe

Right! Mas @citrarahman, blog termasuk dalam self publishing, agar tulisan di blog banyak yang baca, diperlukan riset yang baik sehingga terkadang dari ide awal, kita malah dapat ide2 tambahan setelah riset :)

Sepakat, Bang.

Kekurangan dari digitalisasi adalah kita sebagai pembaca terkadang hanya memilih informasi yang penting saja. Beda ketika kita membaca koran, sampai iklan pun kita membacanya...hehe

Betul, itu salah satu kelemahan digitalisasi he he he he ...., salah satu produk tulisan cetak yang relatif kan bertahan lama adalah buku anak karena buat anak selain lihat tulisan, mereka membutuhkan media fisiknya juga :)

Saya sepakat dengan itu.

Terima kasih pada Bu @mariska.lubis, Mbak@ettydiallova, Teh @cicisw, Mas @agungpriambodo, mas @tusroni untuk upvote dan apresiasinya . _/l_

The @OriginalWorks bot has checked the text of this post and it appears original!

ezgif.com-resize.gif

To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!

Please note that this is a BETA version. Feel free to leave a reply if you feel this is an error to help improve accuracy. Please note, it only checks the text component!

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 63659.40
ETH 3075.69
USDT 1.00
SBD 4.01