Kontes Cerita Ramadhan Saya : Ziarah dan membersihkan makam Ayah.

“Shodaqollahuladzim...”
Aku mengakhiri kegiatan rutinku membaca Yasin disaat berkunjung ke makam Ayah. Ku taruh kembali buku Yasin ini kedalam tas kecil. Tangan ku yang sebelumnya memegang Yasin pun langsung beralih memegang Cangkul. Aku ingat betul, ini cangkul peninggalan Ayah.

Aku mulai membersihkan rumput-rumput yang sudah menjalar dan hampir menyamai tinggi badanku. Abang ku, dengan Parang di tangannya, sudah seperti Jang Hyuk di film The Swordman. Dengan lihai, ia menebas satu persatu batang-batang rumput yang sangat kokoh itu. Itu adalah kali pertama aku melihat abangku seperti pahlawan (Like a Hero).

Hari yang masih sangat pagi pun menghantarkan hawa sejuk yang menyeruak. Kuambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan. Kurasakan kesegaran pada sendi-sendi tubuhku.

Pagi ini hari kamis sehingga aku dapat tenang dan bisa berlama-lama di Selasar rumah Ayahku (makam).

Memang sudah menjadi kebiasaan menjelang datangnya Hari Raya, Aku dan Abangku melakukan ziarah ke makam Ayah. Tujuannya adalah untuk mendoakan agar para pendahulu kita diberikan kelapangan didalam kubur serta dijauhkan dari api neraka, sekaligus mengingatkan bahwa kelak kita semua akan merasakan yang dinamakan dengan kematian dan akan mempertanggung jawabkan segala amal dan perbuatan kita dihadapan Allah SWT. Sangat Moralis.

Tanpa kami sadari, jam sudah menunjukkan arah pukul setengah 12 siang, tiba anak – anak kecil dari kampung saya beraksi, dengan sebotol teh pucuk di masing-masing tangan, mereka bertiga mendatangi kami. Layak nya gangster, langkah mereka semakin dekat.

"Bang, boleh kami bantu?" Teriak salah satu anak.

"Boleh" jawabku. Memang itu yang aku tunggu sebenarnya.

"20 ribu aja, ya bang." Timpa nya lagi

Aku terdiam. Dalam hati ku "Sial. Aku di palak anak kecil."

Abang ku yang dari tadi fokus bersih-bersih pun akhirnya mengeluarkan suara nya.
"Iya, letakkan dulu itu botol minuman, nanti saya kasih masing-masing 20ribu"

Dia mengarahkan pandangannya ke arah ku sambil berkata " Sedekah, niatkan buat Ayah".

Aku terdiam. Itu kali kedua aku melihat Abangku seperti pahlawan ( Like a Hero ).

Aku, Abangku, dan tiga anak kecil itu pun, larut dalam membersihkan Makam Ayah. Bahkan, sangking bersemangatnya, makam di sekitarnya pun ikut kami bersihkan.

---

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Mu'azzin di mesjid sudah mengumandangkan Adzan Dzuhur. Kami segera melakukan finishing untuk akhirnya bergegas pulang ke rumah.
Tiga anak kecil itupun terlihat mengikuti kami dari belakang.

"Bang.. bang.. 20ribu nya mana?" Teriak mereka.

Abang ku melihatku "Kasih uangmu dulu, abang tidak bawa dompet "

"Hahh?" Aku terdiam.

"Niatkan sedekah, buat Ayah" tambahnya.

Tak bisa berkata-kata lagi. Aku meraih tiga lembar uang 20ribu dari dompet, kubagikan satu lembar untuk masing-masing mereka.

Aku dengan ikhlas meniatkan nya sedekah untuk Ayah.

Sesampai di rumah, aku bergegas wudhu untuk melaksanakan ibadah sholat dzuhur.

Hati pun senang dan tenang, makam sudah ku bersihkan, kewajiban sholat sudah aku tunaikan.

Saatnya tidur siang, pikirku.
Melansir laman Dalam Islam, tidur merupakan kegiatan yang dapat memberi pahala sepanjang Ramadan. Seperti yang tertuang dalam hadis berikut:
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi)

Lengkap sudah ibadah ku hari ini, mulai dari ibadah wajib hingga ibadah sunah : bersih - bersih, sedekah, hingga tidur siang.

Wassalam.

Terimakasih telah membaca cerita Ramadhan saya.

Salam,
@vandols

Cc : @levycore