Halo sahabat lasak 😀👋

Di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini sangat jarang menghadiri pesta. Karena pada beberapa waktu lalu pesta memang tidak boleh diadakan dan dibatasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Tapi berhubung sekarang case covid-19 mulai menurun, masyarakat sudah bisa menyenggarakan pesta. Seperti beberapa waktu lalu kami mendapat udangan pernikahan sepupunya istri saya. Karena acaranya di tempat mempelai wanita di Medan, jadi kami wajib hadir, apalagi lokasinya gak jauh dari tempat kami tinggal.

Pesta Adat Mandailing

Pukul 08.00 pagi kami berangkat menuju tempat acara. Kami datang awal karena mau mengikuti acara akad nikah. Alhhamdulillah acara akadnya lancar. Setelah acara akad, kami menunggu sejenak sambil keluarga pihak mempelai wanita menyiapkan acara adat. Oiya, pihak laki-laki adalah sepupu istri saya bersuku Jawa, sedangkan mempelai wanitanya suku Batak Mandailing, yaitu boru Lubis. Karena acaranya di tempat mempelai wanita, maka acara yang diselenggarakan adalah adat Mandailing.

Sekilas tentang suku Mandailing. Suku ini merupakan salah satu suku Batak, Sumatra Utara yang sebagian besar mendiami kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas dan Mandailing Natal. Suku Mandailing ini beragama Islam, karenanya banyak pengaruh Islam pada adat budayanya. Marga Mandailing yang kita kenal diantaranya : Lubis, Nasution, Pulungan, Parinduri, Rangkuti dan yang lainnya.

Lanjut ke pesta pernikahan sepupu istri saya. Setelah akad nikah, ada beberapa rangkaian adat yang sempat kami ikuti, yaitu :

Marhaban
Pihak keluarga mempelai wanita menyambut keluarga pengantin pria sambil diiringi shalawat dan marhaban. Keluarga mempelai pria datang memasuki lokasi acara dan langsung duduk bersanding dengan mempelai wanita di pelaminan.

Tepung Tawar
Acara selanjutnya adalah Tepung Tawar. Acara ini sebagai doa restu dari keluarga, saudara dan para tamu undangan. Acaranya dengan menaburkan bunga, mengkibarkan daun dan mengoleskan tepung ke kedua mempelai.

Mangupa
Mangupa adalah nasihat orang tua kepada kedua mempelai. Secara bergantian, ayah dan ibu memberikan nasihat-nasihat kepada pengantin dan selanjutnya pengantin menjawab nasehat tersebut.

Doa
Setelah itu acara di tutup dengan doa. Doa dipanjatkan agar pengantin menjadi keluarga sakinah mawaddah dan warahmah.

Makan Siang
Setelah doa, dilanjutkan dengan acara makan siang. Pengantin dan keluarga makan dalam hidangan khusus. Untuk kedua mempelai ada hidangan sepasang ikan mas yang cukup besar.

Itulah rangkaian acara yang sempat kami ikuti, mohon dikoreksi jika ada yang salah, terlupa atau tertukar urutannya. Sebenarnya masih ada acara lainnya, tetapi kami berpamitan pulang.

Baca juga : Bolu Toba Medan Merdeka Walk

Sahabat lasak, saya sangat terkesan dengan prosesi adat pernikanan Mandailing, termasuk pakaian yang dipakai kedua mempelai. Penutup kepala mempelai wanita dinamakan Bulang. Mirip dengan Siger, Lampung. Untuk mempelai pria menggunakan penutup kepala yang dinamakan Ampu. Pakaian yang dikenakan pengantin samgat serasi dengan paduan kain ulos khas Batak.

Inilah cerita singkat saya ketika menghadiri acara pernikahan sepupu istri saya. Selamat menempuh hidup baru buat Alza dan Ola, selamat berbahagia.

Minggu, 19 Desember 2021

"Lasaklah, sejauh dan sebisa mungkin, karena hidup adalah bergerak"

Kaki Lasak : Steemit -Travel Blogger

---

---

---

---

---

Follow Me :
Hive.Blog : Kaki Lasak
Blog/Website : Kakilasak.com
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak
Youtube Chanel : Kaki Lasak TV
Whatsapp +6282166076131