The Diary Game, Kamis, 03 Maret 2022: Jualan Es Tebu :)

in STEEM FOR BETTERLIFE2 years ago (edited)

Tebu Perasan Yang Saya Jual

Pukul empat dua puluh lima pagi saya bangun berbarengan dengan dering alarm telepon genggam. Belum tubuh saya berhasil menyentuh lantai kamar, Wafir yang menyadari kesadaran saya merengek minta ikut keluar: mau buang air kecil, katanya. Saya menunggunya sembari mengambil air putih dari dispenser untuk diminum- sesuatu yang baik bila dilakukan setelah bangun (para ahli bahkan menyarankan manusia agar senantiasa mengingat untuk letaki segelas air minum di dekat tempat tidur agar hal pertama yang kita ambil dan konsumsi setelah bangun adalah minum air putih.

Halaman Depan Toko Pagi Hari
Pasca kamar mandi, saya menyusul Wafir yang telah lebih dulu masuk tinggali saya di belakang. Bunyi bacaan Quran belum terdengar dan takbir saya ucapkan dalam sunyi terasa sungguh menentramkan. Sesekali deru mesin mobil terdengar, namun tak sampai menganggu kesadaran selama sembahyang. Pukul lima tepat bunyi tilawah dari penyuara mesjid terdengar dan saat kembali lagi ke kamar pasca kamar mandi kali kedua saya tunaikan sembahyang Subuh dan ibadah penyokongnya. Sambil baca Waqiah saya buka twitter dan temukan seseorang yang saya ikuti menyuitkan perihal album barunya Tulus (Manusia) yang baru rilis pada tengah malah hari ini. Maka setelah mengganti pakaian, saya keluar-membawa hape-mengangkut sisa Tebu yang belum sempat saya selesaikan bersihnya kemarin ke ruang depan ruko untuk pembersihan lanjutan. Ada tujuh tambahan batang tebu yang berhasil saya selesaikan pagi tadi sebelum jam tujuh pagi sambil dengar seluruh lagu dari album baru milik Tulus.

Sarapan Saya Pagi Ini: Pecel

Kak Mufidah dan Abang Adi masih di dalam. Karena hari telah terang, saya membuka pintu ruko, menyapu, dan mengatur seluruh jajanan yang letaknya di meja kopi. Pukul delapan saat Abang keluar saya masuk ke dalam setelah layani sejumlah pelanggan yang memakai jasa kirim uang di toko. Setelah berdhuha, saya sengaja tidur supaya tubuh tidak begitu capek kalau-kalau mesti hadapi orang banyak. Saya masih panik, sebab mesin penguras tebunya masih belum bisa jalan di tangan saya. Sad, ya :( Namun segalanya teratasi sebab bang Adi mengayomi kegugupan saya dengan respon yang amat sangat baik. Tak sampai setengah jam, saya kembali keluar dari kamar untuk selesaikan persiapan barang-barang yang akan saya gunakan selagi berjualan tebu.

Suasana Toko

Pukul sepuluhan lebih setelah menyucikan batang Tebu dan merapikan-membelah Tebunya, membeli plastik bungkusan ke kedai Alue Lhok dan saringan, saya mengangkut semua hal yang saya butuhkan ke depan. Namun kemudian bang Adi meyuruh saya masuk untuk sarapan terlebih dahulu. Ketika saya kembali keluar, ternyata sepuluh batang tebunya telah digiling bang Adi. Ia meminta saya memasukkan air tebunya ke plastik sembari saya dagangi mereka. Dari sepuluh batang tebu, saya dapat 21 gelas air tebu yang semuanya laku sebelum pukul dua siang. Saya senyum-senyum sendiri. Beneran senyum, deh. Tuhan begitu baik ke saya hari ini.

Dagangan Es Tebu

Karena jadwal tutup kedainya masih 4 jam lagi, maka setelah makan siang, saya kembali membersihkan tebu dan dapat sebeles gelas lain untuk dijual. Saat tokonya akan ditutup, Gelas tebu yang tersisa adalah lima dan saya memasukkan seluruh mereka ke kulkas sebab kondisinya masih baik. Sore hari ini begitu terik. Saya habiskan waktu dengan baca buku dan sesekali membuka Netflix atau bercakap dengan Titan Sadewo di Instagram yang protes kenapa Whatsapp sudah seminggu tak saya aktifkan.

Beres-beres Sebelum Tutup
Sebelum menutup pintu kedai, saya membersihkan mesin dan memasukkan seluruh perkakas untuk kembali dibersihkan agar tak dihinggapi semut. Sebelum magrib, saya sempat keluar rumah dan membakar sampah dari toko dan juga ampas tebu dari pekerjaan saya. Setelah mandi dan Sembahyang magrib, saya duduk di depan laptop dan menulis catatan ini. Satu hal yang terus saya pikirkan hari ini adalah tentang perjalanan lintas waktu seperti ide cerdik serial sains fiksi ilmiah asal Jerman berjudul Dark. Saya membayangkan kekacauan lintasan waktunya- misalnya, saya dengan menggunakan mesin waktu pergi ke masa lalu menemui Bapak saya yang masih muda dan menghalangi pernikahannya dengan Ibu, maka masa depan Ayah saya adalah ketidakberadaan saya sebab Ia tak menikahi Ibu dan perjalanan waktunya jadi tidak pernah bisa dilakukan sebab kenyataannya saya tidak ada. Rumit, ya. Orang-orang barat ada-ada saja isi kepalanya dan saya mulai kebanyakan nonton thriller sains fiksi ilmiah juga belakangan hahaha InsyaAllah bisa menjaga diri dan terhindar dari kemurtadan, kok. Kan tidak semua hal menarik mesti dipercaya, ya./div>
Begitulah hari pertama gerai Es Tebu saya teman-teman. Awal yang sungguh menyemangatkan. Sudah saatnya sembahyang "isya. Saatnya saya pamit supaya bisa selesaikan pesanan design grafis milik klien. Semoga bisa kembali tidur pukul sepuluh malam ini agar semuanya berjalan dengan lancar. Semoga sisa hari teman-teman menyenangkan. Saya pamit, Assalamu'alaikum!

Sort:  
 2 years ago 

Semangat brothet

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.032
BTC 59249.61
ETH 2526.11
USDT 1.00
SBD 2.46