Di Kedai Fahrol Beli Minyak Goreng

25% payment of this post is dedicate to @worldsmile. I thank to @steembetterlife & bang @heriadi for still labeling my account for #club75. & I also thank @vvarishayy for curating my previous post in My Life.

Makan pukul dua pagi sebelum tidur setelah selesai meraut batang tebu bikin saya tidak ikut sahur dengan yang lain. Ceritanya begini, pukul setengah lima pagi alarm di hape bikin saya terjaga. Menyadari tidak adanya panggilan untuk bersahur bikin saya turun dari tempat tidur dan lantas mengetuk pintu tuk bangunkan kakak dan abang yang belum bersahur. Sesadarnya mereka, saya langsung hampiri dispenser untuk minum dua gelas air dan bawa satu porsinya ke kamar untuk jaga-jaga imsak.

Wafir yang tak mau ke ruang tengah bikin kak Mufidah harus suapi mulutnya dengan makanan dan beri ia air untuk diminum sebagai sahur. Adegan ini bikin saya yang masih sangat mengantuk mesti duduk dan telungkupi kepala saya di meja, menunggu mereka selesai. Namun, setibanya kak Mufidah di luar, Bang Adi memanggil saya keluar untuk ambil kantung berisi pil obat yang mesti dikonsumsi Wafir buat kurangi ukuran bendulan kecil-kecil yang muncul menumpuk di tangannya akibatudara panas.

Paket ke rumah (1)

Paket ke rumah (2)

Setelah akhirnya Subuh. Saya tidur dan baru bangun pukul sepuluh pagi lebih. Tak langsung beranjak turun dari tempat tidur, saya kemudian mengambil telepon genggam dan membuka Steemit setelah lebih dahulu menunda lakukan apapun terlebih dahulu untuk kumpuli seluruh kesadaran yang saya punya beberapa saat. Alhamdulillah, saya dapati sejumlah notifikasi baik masuk, bahwa konten yang saya unggah eksklusif kemarin di Steemit masuk radar kurasi Steemcurator (Terima kasih @vvarishayy! I wish you had a good day, always!)

Saat waktu hampir tiba di sebelas, dengan punggung pegal karena kelamaan selonjoran, saya bangkit dan tujui kamar kecil untuk mandi. Setelah beres, saya ke depan dan dapati kak Mufidah tengah meraut batang tebu yang diambil dari goni. alasannya: biar keringetan.

Nyiapin kerjaan di teras kedai

Tak lama, Ia kemudian meminta saya untuk memotong sejumlah Tebu dengan ukuran kardus Aqua botol kecil dan membeli minya goreng di grosir bang Fahrol yang terletak diseberang jalan tempat ruko kami berada. Setelah akhirnya selesai masukkan kedua hal itu dan juga benda-benda lain dan tulis nama bapak dan alamat tujunya, kami membungkus kiriman kecilnya untuk dikirim. Ketidakberadaan bang Adi haruskan saya tunggui angkutan lintas kota/kabupaten untuk kirim paket ke bapak di Teupin Punti. Sesudah paketnya dibawa, saya pulang dan bawa keluar laptop untuk kelari satu essai yang mesti saya kumpulkan sebagai tugas belajar sambil menjaga kedai. Kak Mufidah dan Wafir ikut bang Adi ke rumah Ibunya karena kondisi tubuh bapak yang sedang sakit tengah menurun.

Masjid Besar Alue Lhok

Bagian dalam masjid

Aliran air yang mati sejak semalam akibat rusaknya jalur pipa (kami tau setelah pak Pon yang pandai mesin mengeceknya), bikin kami di rumah mesti lakukan Zuhur di Masjid bergiliran agar kedai terjaga. Sebelum bang Adi ke masjid, Ia meminta saya untuk membantu kak Mufidah bersihkan drum biru besar dan menguras bak mandi untuk diisi air bersih yang dibelinya ke pemasok dan meminta Wafir untuk gantikan saya duduk di kedai. Saya baru ke masjid Setiba bang Adi pulang dari masjid dan bersih-bersih di dapur yang kak Mufidah dan saya lakukan.

Pasca masjid, saya ke Sungai Raya untuk beli plastik bungkusan tebu dan tiba di rumah hampir pukul tiga. Setelah bersihkan kaki dan wajah di kamar mandi yang sudah kembali berair, saya ke kamar dan tidur hingga pukul setengah empat. Setiba di dapur sesudahnya, saya dapati semua gelas untuk warung kopi tercuci dan seluruh batang tebu telah disucikan kak Mufidah sehingga saya hanya harus membersihkan ujung dan membelah batang tebu yang besar agar mudah dimamah mesin.

Di Sungai Raya

Cuaca hari ini begitu terik. Kalau bukan karena sariawan yang belum sembuh, hari saya sungguhlah menyenangkan. Puasa saya soalnya masih terasa lancar untuk dilewati.

Saat azan ashar tiba, saya sedang menggiling potongan tebu. Baru setelah semua airnya terbungkus dan saya susun di kulkas dan boks es yang saya letakkan di meja di pinggir jalan, saya masuk untuk mandi dan sembahyang Ashar. Sambil membaca buku, saya tunggui dagangan saya di depan hingga hanya tersisa delapan dari dua puluhan bungkus lebih yang saya dapat dari mesin perasaan hari ini. Sebelum menutup lapak, saya lebih dulu naik motor ke keude Alue Lhok untuk beli Es Gak Beres di depan gerai pangkas langganan saya.

Gerai Es Gak Beres

Untuk berbuka puasa hari ini, saya kembali terlebih dahulu meminum air tebu. Tanpa es, rasanya masih tetap mencengangkan. Bikin mulut terasa bersih dan tubuh segar. Untuk tetap jaga stamina tubuh, saya tunaikan magrib dan baru setelahnya makan untuk penuhi karbo dan nutrisi tubuh. Sama seperti kemarin, saya kembali laksanakan terawih delapan rakaat dan tiga witir di rumah. Pasca bicara di telepon dengan Ibu di rumah, saya duduk di depan laptop dan tuli catatan yang baru selesai teman-teman baca ini.

Selamat malam, selamai tunaikan ibadah ramadhan Stemians!

---

Special Mention:

@miftahuddin
@heriadi
@sofian88
@liasteem
@chant
@lionelb
@goodybest
@ispint
@chant
@franyeligonzales

I wish you guys had a good day! respect! ^^