Menghadiri kenduri setahun kematian
Dua hari yang lalu saya dan teman-teman saya memenuhi undangan salah satu rekan kerja saya yang pada hari tersebut mengadakan acara kenduri untuk memperingati setahun meninggal suaminya. Acara kenduri tersebut diadakan di desa Bale kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Sudah menjadi kebiasaan dalam kultur budaya masyarakat Aceh untuk mengadakan berbagai jenis kenduri ketika mereka kehilangan salah satu anggota keluarga tercinta.
Sebagai contoh ketika seseorang meninggal dunia maka di malam harinya akan diadakan acara tahlilan sampai malam ketujuh. Di acara tahlilan juga disuguhi makanan seperti kue kue dan makanan berat seperti nasi dan menu pelengkapnya. Lalu pada hari ketujuh akan diadakan kenduri dengan menyediakan nasi dan berbagai lauk pauk. Setelah hari ketujuh, pada hari ke -30 , keluarga Almarhum akan mengadakan kenduri lagi. Selanjutnya kenduri juga akan dilakukan pada hari ke-44, hari ke-100, setahun dan pada hari ke-1000.
Menurut saya pemakaian dana dari masyarakat Aceh banyak sekali yang dialokasikan dalam acara kenduri kenduri orang meninggal. Hal ini tentu saja sangat menguras isi kantong masyarakat. Walaupun begitu tentu saja fahala yang nantinya didapat sangat besar karena memberi makan orang terhitung sebagai amalan sedekah yang utama.
Sesampainya kami di rumah yang bersangkutan, kami segera dipersilakan masuk oleh tuan rumah . Kami dipersilahkan masuk ke ruang tengah karena ruang tamu telah penuh dengan para bapak-bapak yang sedang membaca doa bersama. Kami duduk di ruang tengah dengan seksama sambil mengikuti doa yang dibacakan oleh Teungku Imum kampung.
Oleh tuan rumah kami disuguhi makanan ringan seperti kue- kue dan minuman yang tersedia dua macam yaitu minuman teh dan minuman kopi. Sayapun memilih minum air teh saja karena saya tidak mau minum kopi. Penyebabnya adalah bila saya minum kopi maka nanti malam saya tidak bisa tidur alias akan terjaga terus sepanjang malam. Mungkin itu adalah efek dari zat cafein yang terdapat pada kopi.
Setelah acara pembacaan doa oleh bapak bapak selesai maka untuk kaum bapak dihidangkan makanan dalam suatu tempat yang disebut talam. Ada beberapa buah talam yang diangkat ke depan oleh beberapa orang laki-laki. Sedangkan untuk para wanita makanan disediakan secara prasmanan.
Setelah itu kami dipersilahkan untuk menikmati makanan yang telah disediakan di meja hidangan. Ada berbagai macam menu makanan tersebut di sana. Tentu saja makanan yang dihidangkan sangat lezat rasanya seperti sayur pilek u, daging ayam, sambal belacan, mie hun dan lain-lain.
Setelah itu kami menikmati hidangan makanan sambil sesekali berbicara dengan teman. Terlihat semua tamu yang datang sangat menikmati semua makanan yang tersedia. Setelah selesai kami kembali berbincang -bincang sebentar. Setelah itu kami bermaksud meminta izin kepada tuan rumah dan tak lupa kami memberikan amplop sedekah yang berisi uang. Namun tuan rumah tidak mau menerima amplop uang yang kami berikan. Ternyata katanya tuan rumah sudah bernazar untuk bersedekah dan tidak mau menerima amplop uang seperti yang biasanya dilakukan oleh setiap orang yang membuat hajatan. Akhirnua kamipun segera mengucapkan rasa terima kasih kami atas jamuannya. Semoga sang tuan rumah banyak rejekinya. Amin. Sekian.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Congratulations! This post has been voted through steemcurator09. We support quality posts, good comments anywhere and any tags.
Terima kasih.
Appeal to community members: