SEBUAH PENGALAMAN DITIPU DAN DIBODOHI KARYAWAN SENDIRI

10% pembayaran postingan didonasikan untuk kegiatan pemberdayaan dan amal @steemkindness

"Pencari kerja bilang; 'susah cari kerja'! Kok bagi saya sebaliknya; 'Susah cari karyawan!'"

Setelah dua tahun menjadi guru honorer di salah satu MTsN Lhoksumawe di awali dengan gaji pertama 320.000/bulan, tahun kedua 440.000/bulan, dan Akhirnya saya memutuskan keluar kerja tahun 2016, Tentu ini bukan karena masalah pemasukan atau gaji, tapi karena ada sedikit konflik di tempat kerja. Sejak dulu saya hobinya membuat konflik. Tidak aneh. Gaji memang kecil, tapi "cukup membuat bahagia" karena bisa mengajar anak-anak.

Ber istirahat jadi guru honorer, akhirnya memutuskan untuk berwirausaha, jualan bahan baku . Tak ku sangka, dengan berjualan saya bisa bahagia. Setiap ada pembeli saya akan bahagia. Kalau sehari terjual 5 barang, lima kali juga bahagianya.

Tak terduga setelah satu tahun , saya bisa mempunyai 4 karyawan. Dari 4 karyawan, sekarang hanya tersisa 2. Sisanya yang terpaksa harus "putus kerjasama', dan inilah yang ingin saya ceritakan kepada Anda. Terutama Anda yang suka mengeluh tentang susahnya cari kerja. Betapa susahnya saya mencari karyawan. Saya akan berbagi ceritaka bagaimana ke-6 karyawan yang putus kerja dengan saya. Semoga bisa jadi pelajaran untuk Anda yang mencari pegawai juga.

KARYAWAN PERTAMA
Pertama kali saya merekrut karyawan untuk toko , saya sampai tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana caranya menyuruh orang. Saya tipe orang yang 'selalu mengerjakan segala sesuatu sendiri', perfeksionis, dan permisif. Gajinya 100.000/hari untuk 3 bulan pertama, selanjutnya 125.000/hari

Karyawan pertama ini pria berusia 32 tahun, berkeluarga, berpengalaman kerja. Saking profesionalnya, saya bisa tidur siang pada jam kerja. Semua pekerjaan bisa dia handle. Jika tidak ada orderan, dia selalu punya inisiatif untuk bekerja, tanpa disuruh pun selalu bergerak.

KARYAWAN KEDUA
Karyawan ini saudara sendiri. Bekerja di toko sembako. Bekerja sekitar dua bulan. Karena saudara jadi seenaknya.

KARYAWAN KETIGA
Direkomendasikan kerja oleh orang tua saya, tetangga, butuh kerja, dan katanya rajin. Gajinya 60.000/hari, dapat tunjangan BPJS dan tunjangan komunikasi. Kelihatan kecil, tapi standar penjaga toko gajinya 40.000/hari di daerah saya.

Awalnya bekerja memang benar, rajin sekali. Tapi masalah muncul di bulan ketiga dia bekerja. Orangnya jadi jarang masuk. Dari 25 hari terakhir dia bekerja, dia tidak masuk kerja 9 kali, izin masuk setengah hari 9 kali. Datang kerja jam 7, ditulis datang jam 6. Tangannya usil, sering corat-coret meja, nempel stiker di mana-mana. Lucunya ketika disuruh kemas terigu ke kemasan eceran, dia menolak. Keren kan karyawan ini?

KARYAWAN Empat
Ini sih paling parah dan menyebalkan. Banyak sekali hal negatif dalam dirinya. Langsung saya list saja:

• Datang pagi-pagi, masuk toko, tidur di toko
• Motor toko dibawa buat jalan-jalan. Padahal diperlukan oleh karyawan yang lain untuk belanja dan antar pesanan.
• Motor toko dibawa pulang, padahal dia izin kerja. Akhirnya toko tidak punya kendaraan untuk antar pesanan atau belanja.
• Pulsa 500.000 di HP Toko habis untuk beli kuota internet dalam waktu 2 bulan. Padahal saya alokasikan untuk 10 bulan! Ini pencurian!
• Posisinya sekretaris karang taruna. Izin buat istirahat, tahunya ada kegiatan di karang taruna. Pergi siang, balik lagi ke toko malam.
• Pakai motor toko pagi-pagi untuk beli bensin, saya kira buat toko saya (karena saya buka POM mini). Ternyata untuk ngisi POM Mini punya dia. Uangnya juga pakai uang toko saya dulu, tanpa izin.
• DLL. (soalnya kebanyakan)

Jadi masih bilang cari kerja susah? Di posisi saya, saya bisa bilang, cari karyawan itu yang susah.

Saran saya bagi pencari kerja, jangan terlalu pilih-pilih kerjaan, dan ketika sudah dapat kerjaan. Bekerjalah dengan semangat