NIKMAT ALLAH TIDAK TERHITUNG
foto hanya ilustrasi
“Dan Jika kamu menghitung nikmat Allah maka tidak akan mampu kalian hitung banyaknya,,,,” (Al quran-surah An nahl ayart 18).
Allah menegaskan betapa banyaknya nikmat Allah yang Allah berikan kepada kita umat manusia, sehingga tidak ada seorang pun manusia mampu untuk menghitung jumlahnya, karena kemampuan kita, gerak kita untuk menghitung, adalah juga nikmat dari pada Allah, sebagai mana Allah berfirman “Allah yang menciptakan kalian serta Allah juga yang menciptakan perbuatan kalian”..
Ayat al quran jelas sekali menegaskan tentang betapa banyak nikmat Allah, seandainya bisa kita hitung sunggung Allah tidak akan menegaskan dengan kata “tidak terhitung”.
Setelah kita tafakkur dan renungi maka akan kita dapati kebenaran firman Allah ini dan kita akan yakin seyakin-yakinnya.
Lalu apa hikmah dan pengajaran dari ayat al quran surah an nahl ini ?
Dalam hidup kita hanya Allah mint patuh kepada semua perintah dari Allah semata, jangan pernah menentang dan menyia-nyiakan perintah Allah.
Imam Ali bin Abi tahlib karramallahu wajh berkata ‘ seandainya Allah tidak pernah meminta kita untuk patuh kepada Allah, maka secara moral hak kita manusia adalah tetap patuh dan tunduk kepada Allah” sebab sungguh tidak beretika dan berakhlak bila seorang manusia bermaksiat kepada Allah, padahal dalam setiap nafas yang dihembuskan dan setiap nafas yang di hisap adalah nikmat Allah, setiap kedipan kelopak mata, gerak tangan sangat diangkat, terasa saat menyentuh, keluarnya air urin saat kita keluarkan, semua adalah anugerah dari pada Allah.
Lihat saja, saat seorang manusia Allah setop keluarnya angin dari dalam perutnya, maka perutnya menjadi kembung membesar, badannya sakit, keluarga cemas. Rumah sakit adalah pilihan, ini baru angin yang tidak keluar, tetapi kita masih melalaikan perintah Allah..
Saat sehat kita bermaksiat. Saat sakit kita merintih memohon rahmat Allah, sungguh kita tidak tahu malu, masih wajarkah kita disebut manusia yang berakal?sedangkan akal kita pakai bukan pada tempatnya. Bila memang kita punya akal kenapa kita berani bermaksiat kepada Allah, atau kita memang “uloek-uloek” tidak punya otak dalam bahasa kasarnya.
Sampai kapan kita akan terus hidup dengan keangkuhan, apa sampai jasad ini dimasukkan dalam liang lahat, semoga kita mau sadar dan berfikir, sebelum terlambat..
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Verified by : @fantvwiki