The Diary Game (September 14, 2020) - Day 39 : Ku Menyukainya

Pagi ini saya sedikit telat bangun pagi, entah kenapa saya dan istri baru terbangun jam 06.12 pagi. Ini tidak seperti biasanya bagi saya. Tapi ada sedikit pembenaran saat saya mendengar suara rintik-rintik hujan yang mengenai atap rumah. Saat hujan dan suasana yang dingin, kita pasti akan terlelap dalam tidur. Tapi bagi saya sendiri yang tidak begitu sulit untuk bangun pagi, terlambat bangun hari ini masih menjadi tanda tanya besar.

Saat melihat jam di smartphone yang menunjukkan pukul 06.12 itu, saya tidak menunggu waktu lama dan langsung loncat dari tempat tidur menuju ke kamar mandi. Saya segera berwudhu dan menunaikan sholat Subuh. Istri saya yang juga terbangun berbarengan dengan saya tadi juga melakukan hal yang sama. Kemudian istri saya ke dapur menyiapkan sarapan sedangkan saya mengambil smartphone yang saya letakkan di meja kecil di samping tempat tidur untuk membuka laman Steemit dan membaca notifikasi yang masuk.

Tidak beberapa lama kemudian istri saya membawa secangkir minuman yang terbuat dari air hangat yang di campur dengan madu dan lemon. Saya menyeruput perlahan-lahan sambil merasakan sensasinya. Dan sekitar 15 menit kemudian istri saya menyajikan nasi goreng dengan telur dadar sebagai menu sarapan pagi ini. Hanya dalam tempo lima menit saya sudah menghabiskan semua makanan tersebut tanpa sisa (Ops.. ternyata masih sisa piring dan sendoknya..😀).

Kemudian saya segera memasuki kamar dengan luas 1,5 x 2 meter yang merupakan kamar mandi yang menyatu dengan kamar tidur. Dengan menggunakan sebuah gayung saya menyiram seluruh tubuh sampai benar-benar merata. Tidak lupa saya menggunakan shampoo merek Pantene dan sabun cair merek Shinzui. Saat ingin menyeka tubuh dengan handuk, saya baru teringat bahwa saya melupakan sebuah langkah dalam ritual saya mandi pagi ini yaitu menyikat gigi. Tanpa pikir panjang saya langsung menyikat gigi dengan irama cepat karena terburu-buru.

15 menit kemudian saya sudah di belakang kemudi mobil dan melaju dengan kecepatan sedang menuju ke kota Sigli tempat kerja saya di Rumah Sakit Teungku Chik Di Tiro Sigli. Walaupun sedang buru-buru karena terlambat, saya tidak ingin memaksakan diri mengemudi dalam kecepatan tinggi. Bagi saya lebih baik terlambat asal selamat.

Jam 08.23 saya baru tiba di rumah sakit, dengan langkah tergopoh-gopoh tanpa mempedulikan tukang parkir yang menyapa, saya menuju ke Departemen Radiologi, ada perasaan berkecamuk dalam hati saya saat saya di koridor rumah sakit menuju ke Departemen Radiologi karena mengabaikan tukang parkir tersebut, tapi dia mengenal sifat saya yang biasanya ramah terhadapnya.

Saat tiba di Departemen Radiologi, beberapa pasien yang membutuhkan pelayanan dengan modalitas CT Scan (Computed Tomography Scanning) sudah menunggu kedatangan saya, karena hari ini ada jadwal pemeriksaan CT Scan dengan menyuntikkan media kontras. Mereka telah melakukan persiapan dengan berpuasa dari tadi malam. Saya merasa bersalah dengan keterlambatan saya hari ini sehingga meminta maaf kepada mereka, dengan senyum lebar mereka menanggapi permintaan maaf saya, karena menurutnya selama ini sangat jarang melihat petugas kesehatan yang meminta maaf atas kesalahannya. Tapi bagi saya, menebarkan senyuman dan menyapa dengan ramah serta bercengkrama dengan pasien sudah hal lumrah.

Satu per satu saya memanggil mereka untuk masuk ke ruangan CT Scan untuk saya lakukan pemeriksaan dengan dibantu oleh salah satu rekan kerja saya. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap pasien (ada 5 pasien), saya beralih ke komputer untuk melakukan pengolahan data, melakukan rekonstruksi dan manipulasi image serta yang terakhir melakukan pencetakan di film radiografi.

Jam 2 siang, pekerjaan saya sudah kelar dan saya beranjak pulang. Tapi saat tiba di tempat parkir, saya mencari tukang parkir yang saya abaikan tadi pagi untuk meminta maaf kepadanya, dia tertawa terbahak-bahak saat saya mengucapkan permintaan maaf karena dia sudah memaklumi tindakan saya tadi pagi. Kemudian saya segera menuju ke mobil, terlihat mobil masih dalam kondisi kotor, saya ingin membawanya ke tempat cuci mobil.

"Jakarta Doorsmeer" begitu nama tempat cuci mobil tersebut yang terletak hanya lima menit dari rumah sakit ke arah saya pulang. Setelah menyerahkan kunci mobil kepada mereka, saya duduk di ruang tunggu untuk menunggu mobil saya selesai di cuci. Sambil menunggu, saya membuka laman Steemit di smartphone dan melakukan kurasi terhadap beberapa steemian yang berpartisipasi di The Diary Game.

Sekitar jam 3 sore mobil saya sudah selesai di cuci, saya menyerahkan selembar uang kertas 50.000 rupiah (19 STEEM) untuk biaya cuci mobil. Kemudian saya melaju untuk pulang ke rumah. Saat tiba di Kota Beureunuen (20 menit dari rumah sakit), perut saya minta jatah untuk di isi. Saya pun singgah di warung "Mie Keumangan" yang terletak di Jalan Banda Aceh - Medan Simpang Keumangan, Kecamatan Mutiara Barat (Kabupaten Pidie, Aceh). Mie Aceh di sini sangat enak, saya merekomendasikan bagi steemian yang melintasi jalur ini. Harga satu porsi Mie Aceh di sini adalah 10.000 rupiah atau 3,8 STEEM.

Sekitar pukul 4 sore saya sudah meninggalkan warung "Mie Keumangan" dan melanjutkan perjalanan pulang. Tiba di pom bensin di desa Paru, Kecamatan Bandar Baru (Kabupaten Pidie Jaya, Aceh), saya mengisi bensin di sini jenis Pertamax sebanyak 150.000 rupiah (57 STEEM). Harga Pertamax per liter 9.000 rupiah (3,5 STEEM). Setelah mengisi bensin, saya melanjutkan perjalanan dan tiba di rumah sekitar pukul 5 sore.

Saat tiba di rumah, setelah membuka pintu pagar dan memarkirkan mobil di garasi, saya masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah selesai mandi, saya beristirahat sejenak sambil bercengkrama dengan anak-anak di tempat tidur. Sampai malam tiba aktivitas saya hanya di dalam rumah.

Sekitar pukul 9 malam saya mulai membuka kembali laman Steemit di smartphone untuk membaca beberapa diary steemian lainnya. Selain itu saya juga ikut memberikan voting dan komentar. Aktivitas ini saya lakukan sekitar dua jam. Selain membuka laman Steemit, saya juga membaca beberapa berita online di smartphone. Dan sekitar jam 11 malam saya beristirahat.

Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.