Learn With Steem || Belajar Membuat Skenario Film Dokumenter (50% Payout For @steem.amal)

Saya masih di Banda Aceh untuk mengikuti rangkaian kegiatan workshop film untuk mahasiswa yang lolos dalam kompetisi Aceh Documentary Competition 2021. Sudah memasuki hari ketiga, peserta mulai menyusun skenario dari ide cerita yang mereka angkat. Sebelum menyusun skenario untuk film dokumenter, peserta harus menginvestaris fakta-fakta yang mereka dapat selama riset di lapangan. Ini penting untuk menyusun alur cerita, apa yang hendak mereka ceritakan dan bagaimana film dokumenter mereka akan dibuat.

Disini kita akan belajar bersama-sama bagaimana membuat skenario film dokumenter. Walaupun kita butuh waktu yang lumayan lama untuk belajar membuat film dokumenter, namun kita coba untuk menjelaskan bagaimana bentuk dan maksud dari istilah-istilah dalam pembuatan film dokumenter. Pertama-tama yang harus kita perhatikan adalah sudut pandang dari film dokumenter kita. Karena ini film, medium audio visual yang berbeda dengan video dokumentasi maupun video highlight yan sering kita temukan di Instagram, maka tentu saja film dokumenter harus menceritakan sesuatu (storytelling). Dengan demikian, film dokumenter butuh karakter, tokoh atau subjek yang menjadi kendaraan cerita.

Azhari sedang memberikan penjelasan tentang skenario

Tokoh ini, atau biasa disebut subjek akan mengalami momen dramatik dalam perjalanannya di dalam film dokumenter. Berbeda pula dengan liputan jurnalistik yang bersifat informatik, film tidak fokus pada informatik (walaupun penonton akan mendapatkan informasi), tetapi fokus kepada dramatik. Begitu juga, film dokumenter tidak berusaha untuk menceritakan sesuatu dalam ruang lingkup yang luas, tetapi dia sering kali berangkat dari menceritakan hal yang kecil dan personal untuk menyinggung isu yang lebih besar. Seperti pada contoh-contoh film dokumenter yang saya jelaskan pada postingan sebelumnya.

Sekarang mari kita lihat contoh skenario film dokumenter. Skenario film dokumenter berbeda dengan skenario film fiksi. Skenario film fiksi tidak memisahkan elemen visual dan audio. Dia langsung menulis apa yang terjadi (yang berarti elemen visual dan audio tidak dipisahkan). Ini karena ada art director yang akan menerjemahkannya kedalam visual dan audio. Sedangkan pada film dokumenter, tidak ada penerjemahan lagi, karena tidak ada set di lokasi. Semua berjalan seperti adanya.

Di bawah ini saya tunjukkan contoh dari skenario film dokumenter;

---

---

Apa yang dimaksud dengan EXT pada gambar di atas adalah Exterior, yaitu menandakan lokasi di luar ruangan. Penanda ini berguna bagi kameramen untuk memilih lensa yang akan dipakai untuk pengambilan gambar. Karena lensa yang dipakai untuk luar ruangan dan dalam ruangan sudah pasti berbeda. Kemudian ini akan membantu kameramen untuk menentukan dia perlu lighting atau tidak.

Fade in disini adalah maksud dari kemunculan gambar dari posisi gelap. Sebaliknya, jika fade out adalah perpindahan gambar ke posisi gelap. Ini biasa berfungsi sebagai perpindahan scene dengan perbedaan waktu (malam ke siang atau sebaliknya) atau lokasi.

Kolom yang berbeda itu adalah kolom yang memisahkan visual dan audio. Dimana apa yang tampak dilihat dalam sebuah film dokumenter ditulis dalam kolom visual, sebaliknya apa yang didengar dalam film dokumenter ditulis dalam kolom audio.

Bagaimana teman-teman? Mudah kan menulis skenario film dokumenter? Jika ada pertanyaan boleh ditanyakan di kolom komentar. Terima kasih.