It's For Love (26)

“Ayah selama ini jadi ibu juga buat aku… " Afra mengangkat bahu dengan perasaan ngeri, "...aku engga bisa bayangin hidup tanpa Ayah.”

Ayah Afra terdiam.

Afra menarik nafas dalam. Dengan suara perlahan dia mulai melantunkan Surah Ar Rahman.
Ayah Afra tidak bisa menahan rasa haru yang begitu pekat. Suara merdu buah hatinya membuat tubuhnya merinding. Airmatanya tumpah tanpa bisa ditahan. Dia mengikuti bacaan Afra dalam hati. Walaupun airmatanya masih mengalir, tapi hatinya terasa begitu damai dan luas.

“Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah… sudah memberiku anak perempuan yang sholehah,” ucapnya dalam hati.
“Kamu yang ulang tahun, Ayah yang dikasih hadiah,” ujar Ayah Afra sesaat setelah Afra selesai melantunkan surat tersebut.

Mata Afra kebingungan menatap Ayahnya, “Hadiah? Hadiah apa, Yah?”
Ayah Afra hanya tersenyum. Dia mengusap kepala anaknya lembut. “Baca surat dari teman-temanmu!”
“Ya, Yah.” Afra mengambil satu surat dari kantong kresek. Dia tidak ingin menangis di depan Ayahnya. Dia berhasil menyelesaikan bacaan surah tersebut, walau terkadang suaranya agak tersendat. Tenggelam dalam kekhidmatan suasana. Dia memaksakan senyum di bibir, melihat tangannya masih sedikit bergetar menahan rasa haru.

Afra tersenyum mengenali tulisan di amplop.

Assalamualaikum Bep : vvv
Ciee dapat surat cinta wk wk wk ….
Ini mah surat iseng deng, bukan surat cintaa….

Nggak kerasa yah Afra, udah hampir 6 tahun kita saling kenal, moga-moga ga bosen ya sama aku : ‘ v
Asli deh ngga nyangka kita bisa long – lasting kaya gini. Bingung kenapa kamu tahan sama aku : v. Padahal kamu tahu banget kan borok – boroknya aku teh kaya apa, senyebelin apa aku ini, sama selabil apa sih aku teh. Salut banget sama kamu, udah tau aku kaya gini, masih setia di samping aku.

Makasih yaa Afra… Makasih sudah mau terima aku yang penuh kekurangan ini. Makasih udah jadi salah satu alasan kenapa aku harus fight for my own happiness, sama makasih juga udah jadi Afra Elsa Malinda, yang selalu dijadikan tempat bergantung dan berlindungnya aku dari kegalauan masa penuh gejolak ini.

Maafin ya Afra, aku sering banget ngelakuin kesalahan ke kamu dan yang lainnya. Maafin belum bisa jadi teman yang baik.

You have no idea how greatful I am saat aku sama kamu. Pokoknya asalkan ada Afra, walau di kutub utarapun, aku yakin bisa ngejalaninnya. As long as I have You, I can do anything.

Semangat terus bebeb syantique.

                                Dah Afra

Afra tersenyum menahan haru. Dia mengambil selembar surat lagi.

Oh, hello. This letter is meant to tell my apologize. The main purpose of this is, I wanted to say thank You. Thank You for being my partner for this year. Thanks for everything You’ve done.
Do the best, give the best.
Hoshi

Halo Afra
Afra Thank you karena Afra udah baik banget sama aku dari kelas 11 sampai sekarang. Terimakasih karena sudah jadi chairmate yang baik banget. Terimakasih karena mau aku contekin PR/tugas/ulangannya. Apa jadinya aku tanpa Afra di sisiku saat itu 

Aku doain Afra selalu sukses dalam hal apapun. Apapun yang Afra cita-citakan tercapai. Jadi ke German Afra? Wk wk amin semoga kesampaian ya sayang.

Cepat cari jodoh Afra. Meni betah jomblo wae. Tetep jadi Afra yang periang yahh! Tetep jadi Afra yang baik hati! Dan tetep jadi Afra yang kalau diajak ke seblak Ummie sangat girang hehe

Love You

Afra tersenyum membaca setiap surat yang diterimanya. Subhanallah, walhamdulillah, wastaghfirullah. Dia memiliki banyak sahabat yang sayang padanya.

Seperti biasa, di waktu seperti ini suasana rumah sangat hening. Dia menulis kalimat terakhir. Dengan segera dia membaca jurnal kedokteran itu, untuk kesekian kalinya. Lanjut membaca hasil terjemahannya. Setelah tidak menemukan kesalahan, dia kirim ke email Ayahnya. “Ayah sudah aku kirim ke email Ayah.”

“OK.” Ayah Afra, langsung mengecek emailnya.

Salam

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi, @samymubarraq, dan pada semua pecinta novel di manapun berada