It's For Love (14)

in #fiction6 years ago

Tubuh Laila jatuh ke lantai yang hanya dipelur. Punggungnya membentur sofa butut. Satu-satunya barang berharga di ruangan berukuran 2 x 3 m. Santi tersentak dalam gendongannya. Anaknya membuka mata. Sembari meringis kesakitan, Laila berpegangan pada ujung sofa yang bolong di sana sini. Dia berusaha berdiri.

Dengan wajah marah, wanita berdandanan menor itu, mengambil semua uang yang ada di dompet Laila. Dompet kosong itu dilempar ke arah Laila. “Ini cuma lima ratus ribu. Bayar bunga aja engga bisa!”
“Jangan semuanya, Bu!” rengek Laila dengan wajah memelas.
“Enak saja! Memang duit itu punya nenek moyang kamu… makanya jangan punya anak, kalau engga bisa ngurus!” Dengan langkah lebar, dia meninggalkan rumah Laila.

Santi mulai menangis. Laila melepaskan gendongan Santi. Dia menutup muka dengan kedua tangan. Menangis tanpa suara. Airmata mengalir dari sela-sela ibu jarinya. Kalau saja dia mendengarkan nasehat orangtuanya. Mereka sangat menentang keinginannya menikah dengan Deni.

Santi telentang di atas selembar kasur busa tipis, yang dijadikan tempat tidur. Matanya menatap langit-langit, yang ternoda dengan bekas bocor. Dia tidak menggubris tangis histeris Santi.

Hawa dingin lantai merembes ke tulang. Jendela kontrakan kamarnya tadi belum sempat dibuka. Bau bekas makanan yang belum sempat dibuang, bercampur dengan bau baju kotor. Kepalanya seperti mau meledak.


Ruang keluarga yang dicat hijau lembut ini sangat bersih dan apik. Sebuah sofa leter L berwarna hijau lumut mengisi pojok ruangan. Rak-rak buku yang terisi penuh memenuhi tiga sisi dinding. Dibatasi foto-foto keluarga yang memenuhi tiga per empat sebuah sisi dinding.

Lagu jadul Sepanjang Jalan Kenangan, mengisi lembut keheningan ruangan. Samar-samar hawa dingin keluar dari ruang tidur yang sengaja di buka. Sebuah karpet besar, diletakkan di tengah ruangan. Sebuah vas bunga berisi mawar putih, tergeletak mewah di atas meja khusus.

Santi menempel erat padanya. “Ayo main sama Afra, Santi!” seru Laila jengkel.
Santi memeluknya semakin kencang.
“Santi kita main rumah-rumahan, yuk!” Afra memegang tangan Santi.

Santi menarik tangannya sekuat tenaga. Kembali memeluk Laila, seraya menggigit bibir bawahnya. Matanya mengawasi wajah Mamanya dengan pandangan takut.

Afra masuk ke sebuah ruangan. Saat keluar, tangannya membawa rumah-rumahan boneka hampir setinggi dirinya.
“Ini rumahnya, Santi,” ujar Afra seraya memandang penuh harap pada Santi. “Aku ambilin bonekanya ya… ada putri sama pangeran.”
Afra kembali masuk ke ruangan itu. Ketika keluar, tangannya membawa sebuah box tertutup. Dia meletakkan box di lantai. “Yuk kita pilih bajunya!”

Mata Santi melebar melihat mainan Afra.
Laila menggandeng tangan anaknya. Duduk di sebelah Afra. “Lihat nih putrinya cantik banget,” Boneka yang diambilnya, diserahkan pada Santi. “Yuk, kita gantiin baju.”
Tak lama kemudian, anaknya sudah asik bermain dengan Afra. Dia mengambil ponsel, memotret anaknya yang mulai tertawa.


Mama Afra memandang wanita berpakaian lusuh yang sedang tekun belajar merias pengantin. Umur mereka sebaya. Namun wajah Laila nampak lebih tua dan lelah. Sisa-sisa kecantikan masih terlihat, saat dia tersenyum.
Laila sangat berbakat dalam membuat sanggul. Dia juga punya insting bagus dalam merias. Sedikit latihan dan kesempatan, keterampilan Laila merias pengantin akan seperti dirinya.

()

Sort:  

Ceritanya sangat menarik, salam kenal dan persahabatan @cicisw

Terimakasih. Salam kenal juga @ipolatjeh1988

Udah sampai 14 aja, saya ketinggalan beberapa episode mba, harus scrool ke bawah ini.

Pada fragmen ini, saya ingin sekali mencubit perempuan berdandan menor itu:

“Ini cuma lima ratus ribu. Bayar bunga aja engga bisa!”

Ahhhh Mbak @cicisw.. Tulisanmu mampu membawa pembaca emosional.. Salut!! 😉

Terimakasih @samymubarraq. Saya jadi tambah semangat nulisnya

Sama-sama Mbak @cicisw.. Gak sabar baca kelanjutannya.. 😀

Wah laila keren

Terimakasih @gethachan. Berubah pikiran engga ya nanti :)

Ga tau hehe. Kilat lihat ceritanya hehe

Saya rekomendasikan utk melihat posting @masriadi dan @ayijufridar yg isinya novel mereka di steemit utk jadi acuan. Semoga bermanfaat.

Ide membuat ceritanya Mengalir terus ya Teteh @cicisw.
Kerennn

Alhamdulillah. Terimakasih Teh @ettydiallova. Kalau lagi ngeblok, ditinggal dulu hehehehe
Sudah sehatan sekarang Teh?

Coin Marketplace

STEEM 0.34
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66361.53
ETH 3253.14
USDT 1.00
SBD 4.43