Pengalamanku! Sadis, Belajar Supaya Bodoh!

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Bahkan kita tidak pernah benar-benar tahu terhadap sesuatu tanpa proses belajar. Kapan kita mendapatkan? Apakah yang kita lakukan tidak keliru? Dan berbagai pertanyaan yang kita tujukan pada diri kita masing-masing. Beberapa di antara kita mungkin memiliki persepsi yang berbeda. Namun, toh itu tidak menjadi alasan untuk saling membenarkan setiap acuan yang kita pegang. Saya pribadi sangat setuju dengan kalimat diatas bahwa tidak ada ruang untuk kata terlambat sebagai alasan dalam belajar. So, menjalani proses adalah langkah awal demi keberhasilan pada tingkat selanjutnya.

Belajar hingga ujung waktu. Ini bukan judul lagu, walaupun sedikit ada aroma sheila on 7 dalam salah satu lirik lagunya. Ini adalah kalimat adopsi kedua yang terinspirasi dari pembelajaran tematik kami di esteem university Indonesia. Kata yang singkat namum penuh makna dalam pengertiannya. Ilmu didapatkan dari belajar yang terus menerus melalui tahapan tahapan yang harus dilewati. There's no free lunch mungkin kata yang tepat mewakili itu. Tidak ada makan gratis. Upss,,maaf aku keliru. Tidak ada yang instan dalam belajar kecuali melalui proses bahkan untuk membuat mie instan. Mungkin ini kedengarannya lebih cocok. Belajar itu butuh semangat bayi yang sedang belajar jalan. Jatuh, bangun, nangis dan mulai lagi, pantang menyerah! Hey, bukankan ini bisa saja dijadikan sebuah filosofi? Mungkin saja oleh mereka para pemburu inspirasi.

Back to the point! semalam kami mengikuti kelas literasi yang diadakan di discord esteem oleh para pelopor esteem university indonesia. Acara semalam di pandu oleh kak @alaikaabdullah, kak @ammachemist, kak @fararizky dan bang @owner99. Mereka sudah berpengalaman dalam bidang literasi dan bahkan beberapa dari karya mereka yang sudah familiar bagi kita. Mereka pernah mendapatkan gelar ratu blogger indonesia. Yes,,the power of emak-mak. Ssssssttt,,,mereka masih muda muda dan unyu-unyu tentunya. Dan bang @awner99 jadi kingnya. Asiiiiikk,,ada ratu-ratu syantik.

Ada dua topik yang diangkat menjadi bahan edukasi kami. Pertama tentang kendala dalam menemukan ide menulis dan kedua kurang percaya diri atas tulisan yang akan atau sedang ditulis. Pembahasannya berjalan seru, tidak terlalu kaku dan mereka juga sabar dalam berbagi, bahkan sampai mengulang penjelasan jika meresa belum memahami. Dari penjelasan panjang lebar saya mendapatkan beberapa poin penting bahwa menemukan ide bukanlah bagian yang terlalu sulit namun pertimbangannya ada pada bagaimana kita mengubah semua ide kita menjadi tulisan. Mencatat semua ide dan memulai tulisan merupakan arahan keren dari kak @alaikaabdullah. Percaya diri menjadi kunci pada tahapan ini. Kemudian kak @ammachemist menyajikan kami ATM, tentunya ini bukan untuk bagi-bagi uang karena kami semua sedang belajar, melainkan sebuah metode belajar dengan mengamati, meniru, dan memodifikasi pastinya menjadi style kita. Ingat, bukan meniru style tulisannya! karena itu berat, biar Dahlan saja

Bagi saya pribadi bisa merasakan pengalaman dan pengetahuan baru dari mereka yang memang memiliki kompetensi dalam bidang literasi. Tidak ada patokan khusus harus belajar dari mana dan beruntungnya kami mendapat arahan dan bimbingan dari penulis-penulis yang berpengalaman. Mereka melakukan tanpa dibayar, inisiatif yang keren. Terima kasih unyu-unyu dariku. Akhir dari sesi ditutup dengan sebuah pemantapan dari bang @owner99 ala penyiar radio profesional bahwa menulis itu mudah, tidak memaksakan porsi atau style, biarkan mengalir tenang seperti air dan sebisa mungkin menjadi diri sendiri dalam tulisan.

Semakin banyak kita belajar semakin 'bodoh' kita dibuatnya. Bukan dalam konteks pengetahuan tetapi dalam rasa. Kita merasa terlalu banyak hal yang belum kita ketahui dan rasa itulah yang menyeretku dalam situasi 'bodoh' karena belajar. Itu hanya bisa didapatkan melalui proses belajar. Pelan-pelan dan berkesinambungan munuju pada pencapaian tujuan. Akhirnya saya ingin mengucapakan terima kasih banyak kepada semua sahabat yang telah bersusah payah membantu kami dalam belajar menulis. Terima kasih unyu-unyu!