Kala Senja In Meulaboh City. 19 Ramadhan 1439 H

Rawon Kota menjadi Tajuk postingan kali ini. Meulaboh adalah Ibu Kota dari Kabupaten Aceh Barat, sebuah Kabupaten tempat Syahidnya Teuku Umur yang digelari Pahlawan Nasional. Kota ini terletak di pesisir laut selat hindia, termasuk kota yang sangat parah diterjang Tsunami tahun 2004 silam. Ibu Kota Aceh Barat ini terkenal dengan sebutan Kota Tasawuf, dimana masyarakatnya termasuk orang-orang yang mulai memperdalam Syariat. Bupati setempat mengeluarkan Perbub.

Bahwa setiap kampung wajib mengadakan pengajian seminggu sekali demi menciptakan kampung yang bersyariat dan Tasawuf.

Mesjid Agung Meulaboh Kala Senja

Kota Meulaboh terdapat salah satu Mesjid yang sangat indah, mesjid ini terletak di tengah kota, sehingga menambah keindahan dan keislamian tanah Teuku Umar tersebut. Mesjid Agung Baitul Makmur termasuk Mesjid terindah di asia tenggara, bahkan masuk kedalam katagori 50 Mesjid terindah di Asia Tenggara. Foto diatas sengaja saya abadikan ketika melintasi jalan utama menuju ke simoang kisaran.

Kala senja sangat memanjakan mata, lebih-lebih dibulan puasa. Suasana kota yang masih terdapat pertokoan lama dan baru bersanding sejajar mengkukir kemesraan dan keragamaan bangunan. Dipertengahan kota akan kita jumpai Bundaran air mancur tepatnya di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Sama seperti kota-kota yang lain, setiap persimpangan terdapat Rambu Lalulintas sebagai alat pengaturan dan simbul berhenti dengan lampu 3 warna yang sangat kita kenal.

Bundaran Air mancur Kota Meulaboh

Saya berbelok ke arah terminal menuju jalan Singgah Mata Dua, rupanya perumahan dan pertokoan mulai menyesaki jalan yang dulunya sepi penuh dengan semak dan rawa. Ketakjuban saya makin menjadi-jadi, sudah lama saya tidak berkeliling di kota ini semenjak Tsunami melanda, rupanya pembangunan setelah Ie Beuna makin maju dan padat. Seberang sana saya melihat Mesjid berdiri kokoh dengan kubah warna Sliver, saya rasa mesjid tersebut agak berdekatan dengan Mesjid Agung Baitul Makmur.

Waktu berjalan sangat cepat, jam menunjukkan pukul 18.20 Wib. Berarti tidak lama lagi waktu berbuka akan tiba. Saya arahkan mobil menuju ke jembatan jembes daerah Meurebo, dengan tujuan ke Pom Bensin untuk mengisi minyak di Pertamina setelah jembatan. Disini sayapun takjub, jembatannya sudah dua jalur dengan ornamen Kopiah Teuku Umur (topi meukutub) menghiasi pagar jembatan ditambah lampu penerang jembatan yang di desain sedemikian rupa.

---

**

Karna mengejar waktu untuk berbuka ditempat saudara, saya bergegas melewati jalan depan Kantor Bupati, rupanya kemacetan tidak dapat dicegah. Berharap segera sampai ditempat tujuan, terpaksa potong jalan lewat Drien Rampak jalan belakang RSU Cut Nyak Dien menuju daerah Lapang. Disinipun lebih dasyat lagi pembangunan kotanya, kenderaan lulu lalang masih ramai dengan ruas jalan sekitar 6 meter lebarnya, sungguh cepat berkembang daerah lapang ini setelah Tsunami melanda. Maklum saja, daerah ini termasuk tempat paling aman dan terhindar dari tsunami.

Akhirnya sampai ketujuan lima menit sebelum berbuka puasa. Alhamdulillah atas karuniaMu Ya Allah, hari ini bisa bersilaturrahmi kerumah saudara, sekian lama berada di perantauan.

Salam Sukses Selalu (S3)