ACEH IDIOMS & EXPRESSIONS (17) @bout ATTITUDE for THINKERs (Sikap Pemikir)

doktormuslem (61)in #english • 6 years ago (edited)

Dear Steemians

If you want to use an (idiom & expressions) to reveal or expression about ATTITUDE for THINKERs (Sikap Pemikir: Indonesia).
So, here is an Idiom:

LANGUAGE	Textual of ACEH IDIOMS & EXPRESSIONS
ACEH	*Mamèh bek bagah ta uèut, Phèt bek bagah ta ulè*
INDONESIA	*Manis jangan cepat Ditelan, Pahit jangan cepat dimuntahkan*
ENGLISH	*Sweet don't rush to swallow, Bitter don't rush to vomit*

Language	Contextual Meaning
INDONESIA	*Jangan tergesa-gesa untuk mengambil keputusan, apabila sesuatu itu manis atau pahit*
ENGLISH	*Do not rush to make a decision, if something is sweet or bitter*

In our life, especially for a thinker (intellectual), often find a theory, postulate (guidance), concepts and so forth. Under these conditions, there are two possible attitudes made by the thinkers, first accepting because the concept or theory is in accordance with his mind. Secondly, refuse because something is not in accordance with his ritual.
However, the very attitude of accepting and refusing to be done in a hurry. There is an interesting Aceh phrase to be an alternative attitude in the face of these conditions, namely: do not rush to swallow if something is sweet, or do not hurry if anything is bitter. The point is do not be in a hurry. Because haste is a bad attitude or deed. It's good, before accepting or rejecting it an intellectual person to confirm by reviewing the intent more detail or a concept.
If we assume the concept or theory is in the form of food, then confirm the food with our stomach. Be as tasty or tasteful as the food, if it does not match the stomach, then stop or draw conclusions.
Dalam kehidupan kita, apalagi bagi seorang pemikir (intelektual), sering sekali menemukan suatu teori, dalil (petunjuk), konsep dan lain sebagainya.
Dalam kondisi tersebut, terdapat dua kemungkinan sikap yang dilakukan oleh para pemikir, pertama menerima karena konsep atau teori tersebut sesuai dengan pikirannya. Kedua, menolak karena sesuatu itu tidak sesuai dengan pekirannya.
Namun, kerab sekali sikap menerima dan menolak dilakukan dengan terburu-buru. Terdapat ungkapan Aceh yang menarik untuk dijadikan alternatif sikap dalam menghadapi kondisi seperti ini, yaitu: jangan terburu-buru menelan jika sesuatu itu manis, atau jangan terburu-buru jika pun sesuatu itu pahit. Intinya adalah jangan terburu-buru. Karena tergesa-gesa adalah sikap atau perbuatan yang kurang baik. Ada baiknya, sebelum menerima atau menolak hal tersebut seseorang intelektual melakukan konfirmasi dengan mengkaji maksud lebih detail atau suatu konsep.
Kalau kita ibaratkan konsep atau teori itu berupa makanan, maka lakukan konfirmasi makanan tersebut dengan lambung kita. Selezat atau sepahit apa pun makanan tersebut, jika tidak sesuai dengan lambung, maka berhentilah atau mengambil kesimpulan.