Diskusi Tentang Pelaksanaan Kelas Menulis di Rumoh Agam

in #education5 years ago (edited)

Bagi saya menulis merupakan hal penting untuk menyimpan semua kata agar tak lupa. Menulis pun sebagai sarana dalam meluapkan emosi. Berbagai rasa lebih leluasa saya utarakan dalam bentuk tulisan. Namun tidak hanya sampai disitu, menulis juga merupakan suatu hal yang penting untuk kita lakukan dalam melakukan penyimpanan data sebagai bukti ketika diperlukan.

Dalam pembuatan laporan misalnya, terkadang kita perlu membuat suatu narasi dalam mendukung data yang ada. Karena tanpa narasi, orang lain akan kebingungan dengan suguhan data yang ingin kita sampaikan dalam sebuah laporan.

Namun, bagaimana bisa kita menulis tanpa membaca terlebih dahulu? Membaca pun merupakan hal penting yang harus kita rutinkan untuk memperkaya pembendaharaan kata. Tanpa membaca, kita akan kesusahan untuk memilih serta memadukan kata agar tulisan tersebut enak dibaca dan mudah dipahami. Tidak perlu menunjuk orang lain, saya sendiri merasa saat ini minat membaca saya sangat jauh berkurang daripada sebelumnya. Padahal kita memiliki fasilitas perpustakaan dan toko buku di setiap daerah, atau paling tidak saat ini kita sudah memiliki internet yang setiap harinya menyuguhkan berita-berita yang tak terhitung jumlahnya, tapi kalau sudah malas, ya tidak ada obatnya.

Itulah yang akhirnya menjadi alasan saya untuk membuat kelas menulis di Rumoh Agam dengan mendatangkan orang-orang yang mau memberikan sedikit ilmunya kepada remaja di Rumoh Agam, terutama saya agar kami paham bagaimana cara menyusun beberapa kalimat menjadi sebuah tulisan yang ringan untuk dibaca.

Sebelumnya saya sudah berhasil menantang diri saya sendiri untuk menerima tantangan dari seorang kawan agar mau terlibat dalam proyek pembuatan sebuah buku quotes, dan itu adalah pengalaman pertama saya memberikan andil sehingga buku tersebut selesai dan akan segera dicetak dalam waktu dekat. Tantangan selanjutnya adalah untuk menulis pada proyek antologi non fiksi yang waktunya akan segera berakhir dan saya sama sekali belum mengetik satu huruf pun untuk tulisan tersebut. Seperti biasa, saya sering dikalahkan oleh mood yang seperti roller coaster.

Mungkin karena sedang berada di titik jenuh saja, jadi apapun yang ingin saya lakukan rasanya akan sia-sia. Namun, tidak untuk satu hal, yaitu membantu remaja Rumoh Agam dalam menggali potensi dirinya melalui tulisan. Kali ini saya mengajak @dyslexicmom bertemu dengan Pak Aris untuk berkolaborasi menyebarkan “virus” menulis kepada para remaja, kegiatan tersebut akan kita mulai dalam minggu ini, dan akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan. Jadi, dalam satu bulan kita akan melakukan pertemuan untuk kelas menulis tiga kali. Jadwalnya akan dilaksanakan secara fleksibel, dengan memberikan kabar beberapa hari sebelum kelas berlangsung, agar jadwalnya tidak bertabrakan.

Kami yang hadir pada sore itu malah membayangkan hasil akhir dari kelas menulis ini adalah terbitnya sebuah buku dari hasil kolaborasi remaja Rumoh Agam atau para peserta yang mengikuti kelas menulis ini, setidaknya hal tersebut merupakan sebuah penghargaan tertinggi untuk diri kita sendiri, bahwa kita pernah menghasilkan suatu karya dalam bentuk tulisan yang tak akan terhapus waktu.

Semoga saja ini bukan hanya sebuah harapan kosong yang terlontar di sore hari sembari menyeruput kopi di taman belakang.

Salam,

@fararizky

Sort:  

Story yang menarik dengan tulisan yang mengalir dan enak di baca

Terimakasih 😊

Posted using Partiko Android

Terima kasih atas kesempatan dan diskusinya ya, Far...😘

Sama2 kak.. Semoga nanti kita bisa keroyokan buat buku bareng ya 😊

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 62480.78
ETH 3045.78
USDT 1.00
SBD 3.91