Kisah Si "Apam"

---

Apam... ya sebuah kata yang sempat beredar heboh beberapa minggu ini di aceh, yang menarik perhatian banyak kalangan. Apam sempat viral di sandingkan dengan terungkapnya peristiwa prostitusi online yang terjadi di daerah yang menerapkan syariat islam. Saya sempat dibuat penasaran dengan kata ini yang sudah terlanjur menjadi lacur akhirnya. Tapi ya sudahlah seperti nya itu tidaklah terlalu penting !

---

---

Pidie Apam Fair mungkin akan sedikit menjernihkan kembali ingatan kita tentang "apam"yang sebenarnya adalah sebuah nama kuliner khas Pidie, Aceh. Acara yang mengangkat tema " Pidie Berwisata, Pidie Berbudaya" ini menyedot banyak pengunjung. Uniknya bakar apam (toet apam) telah menjadi tradisi turun temurun di Pidie yang dilakukan menyambut bulan rajab (bulan Islam), maka sebulan penuh masyarakat akan menyelenggarakan kenduri apam (khanduri apam).

Tradisi ini kerap dilakukan berkelompok dan sendirian oleh kaum ibu-ibu di desa, yang dibuat dengan bahan sederhana (tepung beras, tepung kanji, Santan kental, Ragi instant, air hangat dan Garam).

Dahulu masyarakat meyakini proses pembuatannya apam harus dibakar dengan daun kelapa kering. Kue apam biasa nya disajikan dengan kuah tuhe, berupa masakan santan dicampur pisang klat (sejenis pisang raja) atau nangka masak serta gula dan dapat pula dimakan bersama kukuran kelapa yang dicampur gula.

---

---

Hal ini kembali mengingat kan saya kepada seorang teman @qahar, tahun 2011 silam yang pertama kali mengenal kan saya pada kuliner kue apam. Saat itu saya tak sempat bertanya tentang kuliner ini lebih jauh, yang saya tau ini adalah kuliner yang sangat nikmat khas Aceh, sulit menemukan kue ini di banda Aceh, saat sedang beruntung kami (saya, ibnu, dan yusrizal) bisa menikmati nya saat @qahar mendapatkan kiriman apam dari kampung halamannya (nasib anak kos 😅😁) di sigli.

Well...untungnya di dunia ini tidak ada yang mengakui hukum untuk si apam, jika ada maka habislah kita, bisa-bisa dituntut dengan pasal pencemaran nama baik. 😂😎