Di Mana Tempat Membaca Favoritmu?

in #blog6 years ago

Hampir semua buku yang saya miliki habis dibaca di kamar tidur, tepatnya di atas kasur. Hanya di situlah saya bisa menikmati hampir semua cerita dalam buku yang saya baca.

Dulu ketika saya masih kuliah, saya bisa tidak keluar dari kamar seharian sampai buku yang saya baca tamat. Yang paling parah adalah ketika membaca Harry Potter dan Orde Phoenix. Saya mulai membaca buku yang total halamannya saja 1200 itu mulai pagi seusai sarapan. Dan baru berhenti pada subuh keesokan harinya.

Hebat kali Kak @hayanufus ini ya kan? Baca dua buku sekaligus! Photo source: http://hayanufus.com

Kasur selalu menjadi lokasi favorit saya untuk membaca buku hinggi kini. Tapi baru-baru ini ada pengecualian. Saya enggak tahu kenapa, satu buku ini tak bisa saya nikmati dengan membacanya di atas kasur. Buku itu adalah Puya ke Puya karya Faisal Oddang. Sudah lebih dari setengahnya saya baca di kasur, tapi tak satu halaman pun saya nikmati cerita-ceritanya. Saya merasa alurnya agak membingungkan dan gaya penceritaan yang membuat saya tak nyaman membacanya. Yang menjadi alasan saya terus membacanya hanya karena ingin tahu adat istiadat Toraja yang menjadi latar belakang kuat di buku ini.

Biasanya buku yang belum selesai saya baca, selalu saya simpan di dalam tas yang saya bawa setiap hari ke kantor dan ke mana saja. Niatnya untuk dibaca kala senggang. Di kantor, biasanya saya punya banyak sekali waktu kosong yang bisa saya pakai untuk membaca buku, tapi saya tak pernah membuka buku di sana.

Dua hari yang lalu, saya membawa tas saya ke Indomaret untuk membeli roti dan kopi instan di jam istirahat. Saya biasanya duduk di kursi yang tersedia di teras toko dan melahap roti dan menyesap kopi instan dingin. Tiba-tiba saya teringat pada buku yang saya simpan di dalam tas. Saya buka dan saya baca di sana. Lembar demi lembar saya baca, saya balik, dan baca terus sampai saya sadar kopi saya sudah habis. Sambil menggenggam botol kopi instan itu, saya heran kok buku ini jadi enak gini ya kalau dibaca di sini? Padahal suara lalu lintas di sini cukup bising.

Photo credit: @firdaarfah

Dulu saya pernah juga mencoba membaca buku di beberapa tempat yang ramai. Seperti halte, stasiun, terminal, bandara, di dalam kereta, bus, dan pesawat. Biasanya saya hanya mampu menyelesaikan satu halaman. Setelah itu saya menutup buku karena pusing.

Pernah juga saya membawa buku saat traveling. Ecek-eceknya mau baca buku sambil jalan-jalan gitu ya kan. Tapi buku-buku itu hanya memberatkan ransel saja. Tak terbaca sepatah kata pun. Haha…

Berdasarkan pengalaman ini, saya mencoba melempar topik tempat dan kondisi khusus untuk membaca buku ke grup Whatsapp Gam Inong Blogger (GIB) dan Klub Buku dan Blogger Backpacker Jakarta (Kubbu BPJ). Kubbu BPJ ini adalah komunitas khusus yang menampung para anggota komunitas Backpacker Jakarta yang memiliki minat khusus pada buku dan blog. Sedangkan GIB adalah salah satu komunitas blogger di Aceh.

Photo credit: @fardelynhacky

Berikut saya kutip kebiasaan teman-teman blogger dari survey cilet-cilet saya di grup Whatsapp:

“Kalau saya bukan tipe yang baca buku di tempat outdoor (di alam). Lebih efektif di ruangan (gedung, rumah). Kalau lihat-lihat view alam, panorama malah mata jelalatan. Apalagi kalau di taman, kelah dah tuh kalimat pada ngacak!” - Nassa Harun.

“Aku kalau pas momen menunggu. Paling nggak bisa baca di dalam kendaraan.” – Airin.

“Kalau aku sih segala tempat bisa mas, yang penting ga gerah. Tapi kalau dikejar deadline, tempat rame pun bikin aku lebih fokus dari pada sepi.” – Inggit Komala.

“Membaca buku buatku itu harus tenang, kalau perlu diiringi musik instrumental. Karena aku suka berkhayal dan kadang merasa jadi bagian dari cerita itu. Tapi aku pasti baca buku di kamar mandi. Sorry kalau terdengar jorse. Hehehe.” – Yunita.

“Baca di ruangan sepi seperti di kamar sambil ada camilan.” – Ariwidi.

“Aku di mana aja bisa baca. Di stasiun, terminal, halte yang ramai, dll. Asal bukan di kamar mandi.” – Endang.

“Tempat di mana pun jadi. Hanya saja bisa ngebaca kalau ga ada yang ngajak ngobrol, karena susah fokus. Lebih sering di perjalanan paling enak buat baca, menghilangkan stres karena lama sampenya entah itu macet atau gangguan kereta. Satu lagi, jangan di kasur! Dipastikan tiba-tiba tertidur.” – Ndari.

Tempat membacanya mevvah ya? Photo credit: [iuef] photowork

“Di beranda rumah, waktu sore hari, atau di kereta pas lagi pulang kerja, lagi-lagi di waktu sore.” – Dayu Anggoro.

“Kalau anak nggak ada, di sekolah, mau tidur, di mobil, rumah lagi berserak, rumah kayak lagi kapal pecah, masih belom mandi, bisa aja baca. Kalau ada buku baru.” – Firda Arfah

“Sejak nikah, nggak ada tempat dan waktu khusus, sejak punya anak kocik, kebiasaan baca buku itu gini caranya:
Posisi: tempat tidur
Bacakan anak buku, anak tidur. Ambil buku sendiri dari bawah bantal. Baca sampai ketiduran. Terbangun tengah malam, baca lagi sampai selesai atau sampai ngantuk lagi. Tidur, bangun baca lagi.” – Syarifah Aini

Salah satu tempat favorit saya membaca buku di Banda Aceh: Taman Bineh Krueng Aceh. Photo credit: @yellsaints24

Beragam sekali tempat dan kondisi khusus untuk para penyuka buku membaca buku-bukunya. Mungkin untuk kasus saya, mungkin lho ya, ada buku-buku khusus yang butuh tempat khusus pula untuk bisa menikmatinya. Seperti buku Puya ke Puya ini, cerita yang cukup ramai ini harus dibaca di tempat yang ramai dan di sanalah saya keasyikan sendiri membaca perjalanan spiritual Maria dan Ambe, petualangan Allu, dan perjuangan Tina di tengah lingkungan adat Toraja yang sangat kompleks.

Kalau kamu, suka baca buku di mana?

Sort:  

cuma foto eky yang nampak kali settingan wkwkwkwkwkw

Namanya juga foto model. Hahaha

mantap langsung di tuliss hasil interview tadi

Hahahaha... Minggu depan bakal dipost di blog hananan.com. :p

Aku baca buku pas lagi sunyi2, cuma ada aku dan lagu melow... Wkwkw

Nanti udah galow pulak baca buku sambil dengar lagu melow.

saya suka baca buku kembali setelah habis kuota 😂
dan ternyata kembali membaca buku itu menghilanggkan ketergantungan kita perlahan terhadap smart phone

Betul bang. Pikiran teralihkan dari gawai dan benda-benda lain.

Saya dimana saja bisa, asalkan tidak ada bau yang menghilangkan fokus...hehe

Setuju. Kalau kecium bau ga enak pasti buyar dah konsentrasi.

Bineh Krueng Aceh itu paling asik tempatnya

Apalagi kalau cuacanya ga panas ya. Enak kali tu baca buku di sana.

Jarang2 saya sempat baca buku,,tapi saya suka koleksi buku2 bacaan,,untuk tempat bacanya bagi saya,,harus sedikit hening,,,hhe,,kurang fokus kalo rame2

Jadi bukunha untuk dikoleksi ya bang? Bukan untuk dibaca? Kirim ke saya aja biar saya baca. Hahaha

di meja belajar dan juga sering di kamar. tapi lebih sering di warung kopi sembari menyeruput kopi. memang, orang2 punya cara tersendiri menikmati bacaannya. salam kenal kak!

iya bang. Memang beda-beda tempat dan kondisinya ya. Salam kenal kembali.

Aku dah lama ga bc buku. Bacanya WA :((

Hahahahahaha...sekali-kali coba jauhkan diri dari gadget selama sejam dua jam, bang. Biar hemat paket dan batre. :p

Ish... udah punya buku Drupadi dia eee

Udah tamat kami bacanya tapi kurang suka. 😅

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66499.54
ETH 3203.31
USDT 1.00
SBD 4.14