[ATOMY-P1] Aggressiveness in Multi Level Marketing Business |

in #atomy-p14 years ago



In 1992 or a year after I graduated from High School Technology (STM) in Bireuen, Aceh, my friend invited me to attend a business meeting. I remember exactly, when it was fasting Ramadan. I came because the one who invited was a friend, and I was curious about what business was offered.

My friend seemed to get advice not to clearly state the business they were in for fear of getting rejected from the start. I understood the strategy after attending a meeting at a friend's house. At that time, the term "prospect" was not very familiar.

The business turned out to be part of multi-level marketing or MLM which has now become one of the networking business models. Had been popular in the past with all the advantages and disadvantages, as well as various cases and success stories, failure stories, deception behind the MLM business, until now the business model is still referred by several products in marketing products.

Before becoming part of Atomy Indonesia, I read the instructions on its website and found out that Atomy also used the MLM system with several variations of adaptation, both with the inclusion of technology, synergy with steemzzang.com, the strength of the community, to opportunities for community members to advance. In short, Atomy is indeed different from the MLM system that has been widely known in Indonesia.




Now, while studying at Syiah Kuala University State Polytechnic (now Lhokseumawe State Polytechnic), in 1994 a friend was very aggressive in inviting me and all students to join his business. That is the same business that my friend offered me in 1992. If in 1992 I accepted and worked hard and worked smart, maybe my level was already high in 1994, especially in 1992 that product (which also sells beauty and health products like Atomy), not so famous. Even the MLM system is not as widely known as it is now.
I remember that friend—just call Her—spoke very formally when he forced people to join. On the one hand, I was amazed by his perseverance. But on the other hand, I feel sorry because he is often the subject of banter. Why be a joke? In my opinion because he can not distinguish between friends and new people. Second, the way he forces and speaks is utopian.

I am not one of those who mock him because I really appreciate his hard work. One night, with a friend, I came to Her's boarding house. As ambushed, we were seated in a chair and he immediately presented his product. Half annoyed that I had other business, we followed the presentation to the end.

It turned out that Her boarding comrades had often experienced the same thing and had been "traumatized" forced to become a participant in the presentation. Some are angry and then don't care at all.

I remember, in front of Her study desk there was a word of enthusiasm; "Melbourne is waiting for you!"

I was amazed that way because I also did it in a different dream. Until now, I do not know whether Her has been to Melbourne or not.

Aggressiveness like this—in different degrees—often we find in the MLM business and this becomes one of the shortcomings. People become allergic to MLM business because they are too aggressive to get people to join. Not everyone wants to do business, especially with the MLM system. So when invited, they feel uncomfortable, even when not forced even once!

So, be careful when people join. Atomy which is a quality and prestigious product, how to use elite ways to introduce products and invite others to join. Indonesian people who do not know Atomy, will see the product from those who promote it.[]






Agresivitas Dalam Bisnis Multi Level Marketing

Pada 1992 atau setahun setelah saya tamat sekolah Teknologi Menengah (STM) di Bireuen, seorang kawan mengajak menghadiri sebuah pertemuan tentang bisnis. Saya ingat persis, ketika itu sedang puasa Ramadhan. Saya datang karena yang mengundang adalah teman, sekaligus penasaran bisnis apa yang ditawarkan.

Kawan saya itu, sepertinya mendapatkan saran untuk tidak memberitahukan secara jelas bisnis yang mereka geluti karena khawatir mendapat penolakan sejak awal. Saya paham strategi itu setelah mengikuti pertemuan di rumah kawan. Masa itu, istilah “prospek” belum begitu familiar.

Bisnis itu ternyata bagian dari multi level marketing atau MLM yang kini sudah menjadi salah satu model bisnis jejaringan. Sempat populer di masa lalu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta berbagai kasus dan kisah sukses, kisah gagal, penipuan di balik bisnis MLM, sampai kini model bisnis tersebut masih dirujuk oleh beberapa produk dalam memasarkan produk.

Sebelum menjadi bagian dari Atomy Indonesia, saya membaca petunjuk di situsnya dan mengetahui Atomy juga menggunakan sistem MLM dengan beberapa variasi penyesuaian, baik dengan masuknya teknologi, sinergitas dengan steemzzang.com, kekuatan komunitas, sampai peluang bagi anggota komunitas untuk maju. Singkatnya, Atomy memang berbeda dengan sistem MLM yang selama ini banyak dikenal di Indonesia.




Nah, ketika kuliah di Politeknik Negeri Universitas Syiah Kuala (kini Politeknik Negeri Lhokseumawe), pada 1994 seorang kawan sangat agresif mengajak saya dan semua mahasiswa bergabung di bisnisnya. Itu bisnis sama dengan yang ditawarkan kawan saya pada 1992. Kalau pada 1992 saya menerima dan bekerja keras serta bekerja cerdas, mungkin level saya sudah tinggi pada 1994, apalagi pada 1992 produk itu (yang juga menjual produk kecantikan dan kesehatan seperti Atomy), belum begitu terkenal. Bahkan sistem MLM juga belum dikenal secara luas seperti sekarang.

Saya ingat, kawan itu—sebut saja namanya Her—bicara sangat formal ketika memaksa orang bergabung. Di satu sisi, saya kagum dengan kegigihannya. Tapi di sisi lain, saya justru kasihan karena dia sering menjadi bahan olok-olok. Mengapa jadi bahan olok-olok? Menurut saya karena ia tidak bisa membedakan sahabat dan orang yang baru dikenal. Kedua, cara ia memaksa dan bicara sangat utopis.

Saya tidak termasuk orang yang mengoloknya karena sangat menghargai kerja kerasnya. Suatu malam, bersama seorang kawan saya datang ke tempat kos Her. Seperti disergap, kami didudukkan di kursi dan dia langsung mempresentasikan produknya. Setengah kesal karena saya punya urusan lain, kami mengikuti presentasi itu sampai setesai.

Ternyata kawan-kawan kos Her sudah sering mengalami hal serupa dan sudah “trauma” dipaksa menjadi peserta presentasi. Ada juga yang marah dan kemudian tidak peduli sama sekali.

Saya ingat, di depan meja belajar Her ada tulisan penyebar semangat; “Melbourne Menunggumu!”

Saya kagum dengan cara itu karena saya juga melakukannya dalam mimpi yang berbeda. Sampai saat ini, saya tidak tahu apakah Her sudah ke Melbourne atau tidak.

Agresivitas seperti ini—dalam derajat berbeda—sering kita temukan dalam bisnis MLM dan ini menjadi salah satu kekurangannya. Orang menjadi alergi dengan bisnis MLM karena terlalu agresif mengajak orang bergabung. Tidak semua orang mau berbisnis, apalagi dengan sistem MLM. Jadi ketika diajak, mereka merasa tidak nayaman, bahkan ketika tidak dipaksa sekali pun!

Jadi, berhati-hatilah ketika ketika orang bergabung. Atomy yang merupakan produk berkualitas dan bergengsi, cara menggunakan cara-cara elit dalam memperkenalkan produk dan mengajak orang lain bergabung. Orang Indonesia yang belum mengenal Atomy, akan melihat produknya dari orang-orang yang mempromosikannya.[]






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 65139.82
ETH 3206.69
USDT 1.00
SBD 4.16